Sepucuk Surat untuk Tuan Matahari

Sunday, July 7, 2013


Rhyme A. Black
PresenT
A NaruHina Fanfiction
Sepucuk Surat untuk Tuan Matahari
Dedicated for NaruHina Tragedy Day #4
And for all NaruHina Lovers, yang tak pernah menyerah untuk terus mencintai NaruHina. Kalian lah yang terbaik!
WARNING : OOC. OOC. OOC. Lumayan Gaje. AU.
Naruto always and always belongs to Masashi Khisimoto-sensei
Hope you enjoy this story! :D
1… 2… 3… TAKE… ACTION!!!
~0o0~

here


 "Senyum dan matamu lebih banyak berkata-kata...Namun, terkadang segala sesuatu butuh suara. Tidak hanya isyarat.”
~0o0~

Untuk kamu,
Tuan Matahari.           

Hai, apa kabar?
Aku selalu berharap agar kau baik-baik saja, sehat, dan senyum hangat selalu menyertaimu. Mungkin, kamu akan terheran-heran, mendapati surat bersampul ungu muda ini di meja kerjamu, dan menyapamu sok akrab. Kini mungkin kau tengah mengernyitkan dahimu, tapi aku mohon, bacalah beberapa lembar kertas ini sampai habis. Karena di sini lah aku menulliskan perasaan yang sudah lama aku pendam untukmu.
Mungkinkah kamu penasaran padaku?
Aku hanyalah seseorang yang telah lama mengagumimu, yang sejak pertemuan pertama telah jatuh hati padamu. Kamu dengan mudahnya membuatku terkagum-kagum dengan keberanianmu sewaktu MOS di SMA dulu. Tahukah kamu mengapa aku memanggilmu Tuan Matahari, Naruto? Senyumanmu. Karena senyumanmu sehangat matahari pagi, menenangkan dan cerah. Hanya dengan berdiri saja di sampingmu aku sudah merasakan ketenangan.
Masih ingatkah kamu pada gadis yang kau gendong ke UKS? Yang pingsan gara-gara bola basket mengenai kepalanya? Itu aku. Maaf, karena saat itu aku begitu merepotkanmu.

Waiting

Friday, July 5, 2013

#OfTheday
lupa!
"Karena ujiannya, tutornya ditunda, perasaan rindu ini... tolong ditunda juga ya..."

Pulang...

Monday, July 1, 2013

here
Pulang.
Tahu nggak apa yang saat ini sedang gue mau?
Pulang. Gue mau pulang. Titik.
Jujur aja, gue benci banget sama ujian yang ditunda-tunda mulu, ngalahin PHPnya cowok playboy tingkat khatulistiwa. Gara-gara ujian-ujian yang ditunda itu, rencana pulang ke Kendari lebih cepat jadi batal sudah.
Gue juga mau pulang. Temen-temen gue, dalam setahun bisa sepuluh kali pulang kampung. Lha gue? Cuma sekali, dan itu pun belum terjadi. Masih nungguin ujian yang nggak jelas juntrungannya.
Pulang. Mungkin satu kata ini yang menjadi salah satu kata galau anak rantau selain kangen masakan rumah, kiriman telat datang, nyeduh, dijewerin bunda, LDR *BTW, lo nggak pacaran, Rhy*.