Lucu-Lucuan di XI. IA 3 (SATELIT)

Tuesday, September 28, 2010

HAI-HAI!
Gila! Ni hari tuh seeerruuu BANGET!!!
Soalnya gue gak berhenti ketawa, wkwkwk....
Gue emang gak bisa cerita secara terperinci tentang apa yang bikin gue ketawa. Gak hanya gue doang, tapi juga teman-teman sekelas gue alias SATELIT. Habisnya, teman gue yang namanya ANGGA SAMUDRA tuh sok-sok niruin orang yang lagi nerima AMI AWARD, kayak malam penganugrahan Putri Indonesia, pokoknya yang kayak gitulah. Lucu banget!
Dia tuh niru-niruin artis yang lagi nerima AMI AWARD. Ngasih-ngasih sambutanlah, pokoknya gemes deh kalo ngeliat dia.
Hehehe, Angga kan orangnya kemayu, jadi kalo ngomong yaaa... Gitu deh. Letoy boookk!
Wkwkwk...

Jalan Ke Rumah Temen

Monday, September 20, 2010

Hai-Hai friendsss…
Hari ini gue seneng banget. Tahu gka kenapa? Karena nih hari gue keliling-keliling jalan ke rumah temen kelas satu gue. Assik man,makan kue lagi. Tapi hari ini gue juga dapat insiden yang gak mengenakkan hati. Tahu gak apa? Gue hampir pingsan pas upacara! Ahhh gila, kejadian pas kelas satu SMP gue terulang lagi. Yaitu pandangan mata gue jadi kabur, terus tiba-tiba aja badan gue goyang. Untung aja gue langsung pegangan ke temen yang ada di depan gue, kalo nggak wah bisa jatuh bodoh-bodoh gue. belum lagi kakak-kakak kelas tiga yang pada ngeliatin gue, ughhhh malu abis tahu gak. Padahalkan gue jarang jadi pusat perhatian, lha kok ini malah diperhatiin sih, yeah… rada malu juga tadi, hihihi…
Nah, lalu selesai upacara kita adaain Halal Bil Halal sama guru-guru, beuuuhhh tuh guru berderet dari ujung timur sampe ujung barat buat meladeni anak-anak muridnya yang berurutan buat nyium tangan tanda minta maaf. habis acara itu, gue bareng temen-temen gue langsung ngacir ke kelas buat nyelesein pr bahasa Indonesia. Gila dah, udah dikasih libur selama kurang lebih dua minggu, tugas gak ada yang selesai. Hahahaha… balada pelajar jaman sekarang.
Lalu, masuk pelajaran PKN. Wuuuhhh, gue ngedengerin lagi deh ceramah guru gue soal budaya politik dan bla-bla-bla. Gak tahu nih, kalo belajar masalah politik pasti bawaannya nginget tentang pejabat yang kerjaannya molor mulu. Emang sih gak semua kayak gitu, tapi hampis sebagian besar yang kelakuanya gak mencerminkan bahwa dia itu adalah wakil rakyat.. Molor lah, dari artis jadi wakil rakyat lah, bikin skandal lah, wah ada-ada aja. Makanya, kalo gak mampu jadi wakil rakyat mending gak usah deh, daripada nanti ujung-ujungnya malu-maluin (lha kok ngomongin politik sih?). Kemudian guru jam selanjutnya gak masuk, lalu terdengar suara intercom sekolah yang mengatakan bahwa :
“Disampaikan kepada seluruh siswa SMAN 1Kendari agar kembali pulang ker rumah masing-masing karena hari ini akan diadakan rapat guru”
What?!!!
Horeee! Horeee! Assikk! Pulang cepat lagi, kemudian gue sama teman-teman TEROR pada ngumpul mau kerumahnya Agnes temen gue. kita disana enak banget, disediain kue seabrek, dan coca-cola berbotol-botol (lebay). Terus, gue cerita-cerita bareng teman-teman pojokan gue, sama Clara binti Clarinet, Indry, Elind, Dita, Lhia dan Bianca. Tapi banyakan sama Bianca sih, soalnya kita cerita-cerita tentang FFn. And then, kita pamit pulang dan go ke rumah Indry. Assikk makan kue lagi.
Di rumahnya Indry, kita ancur-ancuran dah. Mana kita ngegosipin orang, ngomongin guru, cerita-cerita masalah keluarga. Wah assik dan pokoknya. Hehehehe… buat teman-temanku, kapan-kapan kita makan-makan lagi ya??!!!

Keponakan, oh... Keponakan.

Saturday, September 18, 2010

Burung-burung telah pulang kembali ke sarang mereka, langit telah membiru gelap dan sayup-sayup kumandang adzan terdengar dari toa mesjid. Saat ini, aku sedang asyik menonton Tv bersama adik-adikku. Yeah, walaupun suara bising mesin jahit bundaku terdengar di telinga kami, setidaknya aku masih bisa menikmati acara Tv yang sedang ditayangkan salah satu stasiun Tv swasta tanah air. Aku beberapa minggu yang lalu mendapat kunjungan dari keponakanku yang datang dari Sinjai. Namanya Ismail Makmur, tapi biasa kami panggil dengan sebutan Aco, dan dia datang ke sini bersama-sama dengan neneknya. Namun, aku lain lagi, aku pasti memanggilnya dengan sebutan Tao Ugi. Habis, dia lancar banget dalam berbahasa Bugis, maklumlah diakan datang dari daerah. Umurnya baru sekitar lima tahun, anaknya bila dilihat secara sekilas terlihat lugu dan polos. Itu baru sekilas, lain lagi kalau secara seksama…
“ACOOO!!!” terdengar teriakan dari adik perempuanku, Nur. Saat ini dia tengah bergulat dengan Aco yang sedang merebut boneka lumba-lumbanya. Aku dan adikku yang laki-laki, Alan, hanya diam mematung tanpa ekspresi, lalu kemudian mengalihkan perhatian kami pada layar televisi lagi. Kasihan Nur, tak ada yang menolongnya, hihihi…
Kemudian, datanglah neneknya dari dapur sembari mengelap tangannya yang basah karena cuci piring dengan baju dasternya, dia langsung menarik tangan Aco dari boneka lumba-lumba Nur.
“Eh, Aco, lokka no ko cemme!!” ucap neneknya dalam bahasa Bugis yang kira-kira artinya adalah ‘Aco, Pergi cepat mandi!”. Maklumlah, Aco seharian penuh bermain-main di luar rumah, mainnnya macem-macemlah. Mulai dari main pasir, main mobil-mobilan, main kejar-kejaran, sampai nyanyi-nyanyi gak jelas di halaman rumah. Jadi bisa ditahu dong gimana baunya tuh anak? Assem abis!
“Ihhh, nda mau ka’ saya mandi..” gerutunya sembari meronta dari cengkraman neneknya. Aku sontak menoleh kaget.
“Apa? Kamu nda mau mandi? Eh, Tao Ugi, bau asemnya kau disitu baru kau nda mau mandi. Pergi mandi sana.” Ucapku sambil memelototiya. Eh, tuh anak bukannya takut malah senyum-senyum gak jelas memperlihatkan giginya yang rata, rata ompongnya!. Ughhh nyebelin banget tahu gak. Akhirnya dengan perasaan terpaksa Aco menurut saja saat diseret ke kamar mandi dengan neneknya.
Eh, aku kira anak itu sudah gak mau berbuat macem-macem lagi. Ehhh, ternyata malah makin menjadi-jadi. Disaat neneknya sedang membuka keran air dan melepaskan pakaian Aco, si Aco malah loncat-loncat dengan penuh semangat empat lima di dalam kamar mandi. Jelas neneknya kerepotan, akhirnya dia dipukul lagi. Tapi dipukul dengan pelan dan penuh kelembutan. Nggak mau dong, kalo ini nanti masuk tivi gara-gara ada kekerasan cucu dalam acara mandi, ya gak?
Lalu, acara mandipun terus berlanjut. Sementara Aco mandi, aku dan adik-adikku kembali memelototi layar tivi. Bundaku juga masih stay menjahit gorden pesanan orang. Tapi seketika, Aco berteriak-teriak dari kamar mandi, gak tahu dia teriak-teriak karena apa, mungkin karena gak mau disampoin kali ya sama neneknya.
“Ihhh, nda mau, nda mau… nda mauuuu!!!” teriaknya dari dalam kamar mandi dan meronta-ronta.
Entah, apa karena bundaku lagi bad mood atau apa, langsung saja si Aco dia teriaki.
“EHHH! ACO! APAKAH INI BERTERIAK TERUS?!!”
Si Aco, yang diteriaki seperti itu langsung mingkem. Kami semua hanya tersenyum melihat ekspresinya, kemudian dia berbicara pelan-pelan.
“Ihhh, suaranya Tante Ani seperti suaranya Mungkar Nakir…” ucapnya dengan polos dan sembari tersenyum.
Wuapaaa? Mungkar Nakir? Langsung saja Kami semua yang mendengar hal itu tertawa terbahak-bahak. Bahkan bundaku yang lagi bad mood pun ikut-ikutan tertawa. Ckckckc, tuh anak ngomongin Mungkar Nakir. Emang dia udah pernah yang ketemu sama malaikat Mungkar dan Nakir sampe dia ngomong kalo suaranya bundaku seperti suara dua malaikat penjaga kubur itu?
Wuhhhh, gak tahu deh…

THE END

Data di Laptop Hilang, Jatuh Air Mataku Ini…

Friday, September 17, 2010

Arghghghghghg…. Hikz…hikz..hikz…
Hai..Hikz…Hai… Hikz.. Friends… Hikz…
Hikz… saia lagi sedih neh, habis data-data di laptop saia hilang semua.
Emang sih Cuma data di D aja yang hilang. Tapi… tapi… semua file-file yang aku simpankan ada disitu semua. Mulai dari MP3, gambar-gambar, Video, Dokumen, Foto-Foto, Fanfic, Arsip blog, Project X-fileku. Semuanya hilang. Semuanya, biar sedikit tidak ada yang tersisa. Hikz…
Setidaknya, data-data yang ada di C dan di E tidak ada yang hilang. Cuma data di D saja.
Nda tahu apakah ada virus masuk atau human error. Tapi saia yakin, ini pasti human error. Huhuhu, dan yang ‘human error’ tuh saia, huweeee.. *mewek gaje*
Sumpah nah, bukan juga mau takabur atau apa. Tapi saia tidak pernah merasa sesakit ini kalau kehilangan. Tapi, pas itu data-dataku hilang semua, saia sampe teriak-teriak gaje, jambak-jambakin rambut, untuk aja mutiara dari hidung saia gak meler-meler. Mana saia sempat di senyumin ngejek lagi sama adik saia Nur. Mungkin, ini karma kali ya? Soalnya tadi sore saia sempat membuat adik saia itu nangis gak karuan.
Akhirnya jadi kayak gitu deh… huhuhu…
Jujur deh, sejujur-jujurnya. Hilang semua itu data, kayak dirobek-robek perasaanku, mengingat sangat banyaknya data-data itu dan betapa berharganya mereka buat saia. Ada data tentang cerita yang belum sempat saia selesaikan sampe tamat, ada data project X-file ku yang belum saia sempurnakan.
Hikz… hikz… sekarang, sudah tidak ada lagi gunanya untuk menangis. Sekarang adalah saatnya aku bangkit dan kembali mengumpulkan serpihan-serpihan hatiku ini *lebay*. Hikz… terpaksa deh, saia kembali berburu gambar-gambar NaruHina, nyari software baru, nyari MP3 baru, ngopy file dari blog dan fanfiction, pokoknya saia harus mulai dari awal lagi. Oleh karena itu, aku harus bisa menjaga semangat yang membara ini. Doakan daku kawan, agar aku mampu menghadapi semua ini… *halah*
Hikz… Hikz… Bye…

Saat-saat pertamaku dikelas XI.IPA.RSBI.3

Juli, 2010

WUOOOO... HAI-HAI!!!
Ditengah hari bolong begini, saia lagi assik-assiknya melamun, malah terbentur satu lamunan yang bias dibilang rada gaje. Yaitu saat pertama kali saia naik ke kelas dua SMA. Tepatnya di kelas XI.IPA 3. Assoy banget.. ya, meskipun rada-rada sedih karena nyadar bahwa saia udah gak sama-sama lagi dengan ‘Nak TeRor (Ten RSBI Four). But gak papa, saia masih bisa bersama dengan sedikit (dikit banget) ‘Nak TeRor dan separuh dengan anak-anak yang pernah kelasnya tetanggaan dengan kelas saia dulu, alias sepuluh satu dan sepuluh dua dan sepuluh tiga.
Dan yang paling mengasyikkan adalah saia ketemu lagi sama teman sehati sebangku semendekil (baca dengan double ‘K’) yang udah saia anggap sodara, Lhia. Sebenarnya, dulu sewaktu awak dan sodara-sodara awak di kelas sepuluh dulu, kita dijuluki dengan nama ‘Trio Jilbab’ yang kalo saia nyebut diri saia sendiri itu dengan nama ‘El Jilbaba’. Kita berdua, saia dan Lhia ketemu lagi dikelas sebelas yang sama. Sementara sodara saia yang satu lagi nyosor dikelas XI IPA 5. Namun, meskipun dibatasi oleh dua kelas, gunung dan tangga yang banyaknya gak ketulungan kita tetap saling sapa dan saling mendatangi.
Kesan teman-teman saia pas liat saia duduk dengan sodara saia, Lhia, “Sudah diujung, sebangku lagi... ckckckc.. tak terpisahkan..”.
Hehehe, minimal kesan mereka sih seperti itu. karena, waktu dikelas sepuluh dulu kita berdua duduknya yang duduk paling sengsara. Udah diujung bagian depan, gak kena kipas angin, sering dihalangi sama guru lagi (kalo ntu guru lagi ngejelasin pelajaran). Nah, pas dikelas sebelas, kita duduknya juga yang paling ujung. Bedanya, kita duduk dipaling ujung belakang sudut kiri bukan didepan kayak dulu lagi. Masih untung dah, muka awak dan muka teman saia lhia gak samaan. Coba kalo sama, beuh... bisa dibilang kembar sial kita. Heheheh... soalnya dia pasti sial, karena ketemu dengan teman duduk yang miring abis kayak saia...
Sementara itu, teman-teman saia yang jenius punya pada naik, semua di kelas IPA 1. Kelasnya orang-orang terunggul dan terpercaya, heuheuheu... dan saia pun mencoba untuk melakukan acara jalan-jalan keliling kelas dari sebelas ipa satu sanmpai ipa empat. Dan, kelas yang paling berkesan adalah ipa satu. Mau tahu kenapa? Yaphz... pas saia jalan-jalan ke kelas keramat bin ajaib itu... hiiii... auranya pwa... serem abis! Entah itu karena pengaruh lamu yang lagi modar, hujan, atau emang dari sononya suram wal seram.
Terus, musuh bebuyutan saia, Clara binti Clarinet sumbang Cuma beda sekelas sama saia, dia di IPA 2 (dunia kejam ya? Sodara-sodara ditaruh jauh-jauh, hikz… hikz…).

Hah sudahlah, yang jelas kita semua masuk IPA! Hahahahahah… ohoek..*keselek*

Minal Aidin Wal Faidzin...

Thursday, September 9, 2010

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Laa Ilaha Illalahu Wallahu Akbar Allahu Akbar Walillahilham...

Eehhhh, besok dah lebaran ya? Assikkk makan opor ayam lagi *bletak*. Jiah gila yang ada diotak gue nih kok malah opor ayam ya? Padahalkan seharusnya gue ngerasa sedih gitu. Karena ini berarti gak ada lagi terawihan, nggak ada main Fb pas orang pada dengerin ceramahnya pak uztad, nggak ada lagi makan sahur, nggak ada lagi mas-mas siomay, nggak ada lagi nonton Damai Indonesiaku sambil ketawa-ketawa ngakak subuh-subuh sampe gue dilemparin bantal ama bunda, dan yang paling penting gak ada lagi es pisang ijo yang nungguin gue sore-sore! Huwaaaaaa!!

Gue ngerasa berat man, nih bulan ramadhan songong banget ya ninggalin gue. Padahal kalo puasakan gue bisa bebas mau tidur sampe jam berapa, mau minta ta’jil buka puasa apa, hahhhh *pasrah*. Dan ternyata yang namanya waktu itu emang gak kerasa, padahal seinget gue kayaknya baru kemarin lusa deh gue ikut pesantren kilat, yang kalo kita berwudhu itu dicicil-cicil airnya, ngaji bareng sama teman satu kelompok, ehhhh pas tadi siang gue udah disuruh lap-lapin daun pisang buat bikin burasa, disuruh potong-potong lengkuas buat bumbunya opor ayam serta disuruh pergi belanja buat persiapan lebaran besok. Jadi, tadi siang itu gue bau dapur lagi, wkwkwkw.

Gue, kalo mengingat-ingat hari-hari selama dibulan ramadhan ini, kayaknya datar-datar saja, yeah kecuali pas Peski tentunya. Cuma ada sedikit aja yang berubah dari gue. Seperti shalat isya yang tepat waktu *ya iyalah tepat waktu, wong shalatnya berjamaah di mesjid*, tapi kalo shalat-shalat lain macam subuh, dzuhur, ashar, maghrib, beuuuhhhh pasti sudah bisa ditebak, selalu gue tunda-tunda man. Terus... jajan gue juga udah mulai bisa gue tahan-tahan sedikit, padahalkan biasanya tuh gue nggak bisa banget liat mas-mas siomay lewat, pasti langsung gue buru tuh mas-mas siomay sampai keujung laut hanya demi membeli setusuk siomaynya *=___=*. Terus, gue juga udah mulai belajar nabung duit gue buat bisa beli perlengkapan lebaran. Cuma itu doang, masalah ibadah gue, ke-khusuk-an gue ibadah, ke-istiqomah-an gue, wah itu mesti dipertanyakan lagi, gue udah serius apa belum dalam beribadah.

Terus, yang bikin gue miris ngeliat nih malam takbiran. Mercon alias petasan menghiasi malam takbiran ini, gak ada bedanya deh sama malam-malam takbiran yang lalu, telinga gue sampe sakit ngedengerinnya. Gimana coba kalo ada nenek-nenek jantungan yang kaget gara-gara denger suara ledakan petasan, lalu modar? Gimana coba? Kan jadi dosa. Mending waktu yang terbuang itu dipaia buat beribadah, uang yang terbuang gara-gara beli petasan itu disimpan buat sedekah besok, iya toh? Daripada menjadi hal yang gak guna kayak begitu...

Wuah gue bingung lagi nih mau nulis apaan...
Gue berpuisi ria aja yaaa...

Langit yang merona merah
Dikala senja telah datang
Gema takbir berkumandang
Memuji kebesaran sang pencipta

Esok hati kembali fitrah
Bersih bagai bayi yang baru melihat dunia
Ramai kita datang ke tanah lapang
Bersama bersembah sujud padanya

Bibir ini bergetar
Mengucap takbir, bersyukur, dan memohon ampun.
Hati ini kuat,
Mengucap maaf kepada sanak saudara

Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin...
“SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI ^_^”
Ayoooo! Mari kita bersama-sama mengumandangkan takbir! Menyambut hari yang fitrah!!!
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Laa Ilaha Illalahu Wallahu Akbar Allahu Akbar Walillahilham...

Beli Buku... hohoho...

Tuesday, September 7, 2010

Hai-hai maaannnn...
Akhirnya, setelah berminggu-minggu nggak ngurusin nih blog yang kagak jelas isinya gue kembali lagi membawa curhatan gue yang aneh bin gak jelas gue lagi. Akhirnya gue kembali duduk didepan meja belajar gue, nyalain laptop, nungguin proses booting, buka Ms Word, dengerin ‘Kaskus Anthem’nya Saykoji,nyolong pulsa, nungguin internet yang koneksinya ‘agak-agak’ gitu deh, dan ngiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiingggg.... balap ngetik dah sekarang.
Weeeiiisshhhh, gak kerasa nih yah Bulan Ramadhan udah memasuki tanggal ke dua puluh delapan, dan dua hari kedepan nih bulan yang suci bin barokah bakalan ninggalin kita-kita menuju kefitrahan. Gak lama lagi, gue bakalan duduk di dapur *yang jarang banget gue datangi kecuali mau nyari makan* bantuin bunda bikin burasa, bikin kue, lappa-lappa, opor ayam, ketupat, de lele. Dan yeah, gue rada sangsi ma iman gue yang kayaknya naik turun ini, gue masih susah nahan nafsu man, eeiiitttsss bukan nafsu dalam artian yang negatif, tapi nafsu belanja, nafsu nggak bisa nahan marah, nafsu pengen molor mulu, nafsu malakin sepupu, om, sama tante yang datang berkunjung kesini *hahaaaii, apa coba?*.
Ya, kayak nih hari, guekan dah janji mau nemenin adik gue, Alan pergi ke Gramedia beli buku, ya udah gue sanggupin aja, secara gitu kapan lagi gue jalan bebas. Dan emang dari dasarnya kali ya adik gue itu rada aneh bin sableng gitu. Nih anak, bukannya diakhir ramadhan itu pada tongkrongin mal buat berburu baju baru, ini malah tongkrongin toko buku. Mana dia ngibrit banget lagi beli komik yang sangat penuh pro dan kontra dimasa lalu yaitu... Crayon Sinchan!. Tapi seenggaknya itu jadi berkah tersendiri buat gue, secara gitu gue kan jadi kecipratan rejekinya juga. Biarpun Cuma nganterin gue dikasih duit Rp. 55.000 ribu man. Dan bagi gue duit yang warnanya biru dan selembar duit yang warnanya kuning gak jelas itu punya arti banyak buat gue karena itu tandanya gue bisa beli buku baru lagi! Yeaaahhhhaaaa!!! Tapi ya emang sih, guenya berat diongkos, haduhhh! Pulang pergi dari Gramedia ke rumah gue itu kan enam belas ribu, lha dah tinggal berapa tuh duit gue.
Wokeh langsung aja, kita cabut dari rumah sekitar jam sebelas siang disaat matahari dengan semangat empat limanya menebar sinar kuning kemuning berhawa panas yang menggoda iman *?* di tengah hari puasa ini, naik angkot dua kali, dan yap! Sampailah kita di Rabam Mall. Pas gitu, gue dan Alan naik ke lantai dua tempat Gramedia berada. Dan aku sama adikku pun langsung pisah, dia ke comic section, gue ke novel section, gue coba-coba nyari novel yang judulnya ‘Malu Bertanya, Ma’ gue menjawab’ gak tahu tuh karangan siapa tapi yang jelas katanya tuh novel isinya asyik gitu. And let’s see what I find...

Yeah, meskipun gak dapat ntu novel yang gue cari-cari, tapi gue dapat novel yang isinya lucu gila man. Novelnya Arham_Kendari, ‘Dumba-Dumba Gleter’ sama Rahmat Rijadi ‘Tom Jengkol’ yang langsung aja gue sambar pas ngeliat harganya yang cocok di kocek gue. Nah, langsung dah gue ngacir ke kasir dengan membawa satu komik Sinchan punya adik gue sama dua novel lainnya ditangan gue. Awalnya sih gue mau beli Sherlock Holmes and... and apaan gitu gue lupa, kan gue suka juga sama novel-novel yang ngajak kita mikir kayak gitu *aneh*. Tapi niat gue malah batal setelah melihat dua novel ngocol yang ada ditangan gue. Oh man.... bye-bye Sherlock Holmes, I will come back for you and bring you into mbak-mbak kasir, I promise man... *yaampunlebaybanget*.
Wokeh pas itu gue setor tuh tiga buku ke kasir, mbak-mbak kasirnya senyum-senyum sama gue, dia ngetik dikomputer, baca barcode-nya tuh buku dan harga totalpun muncul di kompie... WHAT THE KAMPREETTT??! Huweeee, duit gue gak cukup. Ternyata setelah ditotal-total, harganya ntu buku 86.300 ribu rupiah, huhuhu, masa’ gue ngambil lagi tuh buku trus dibalikin ke raknya sih, no mannn... tengsin abis dah. Akhirnya dengan sangat terpaksa dengan rasa gengsi yang diturunin dikit gue minjem duit ama adik gue dua puluh lima ribu. Huhuhu.. demi nafsu belanja and rasa tengsin *sungguh contoh yang gak baik buat ditiru nih* gue minjem dah. Dan setelah itu, gue sama adik gue bergegas buat pulang kerumah saking ngebetnya pengen ngebaca tuh buku. Naik angkot sekali dan naik ojek berdua—bertiga ma tukang ojeknya—, masuk kamar, banting pintu, dan ngadem sambil baca buku dikamar. But, impian gue buat ngadem mesti direm dulu karena adik geu yang paling kecil—Nur—, pas gue baru melangkahkan kaki ke dalam rumah dia langsung jejeritan gake jelas, sambil natap dan nunjuk-nunjuk gue sama Alan. Buseeet dah nih anak, nafsu banget yah dia nunjukkin kita?. Ooohhh, ternyata, selidik punya selidik, dia ternyata cemburu sodara-sodara..... sekali lagi cemburu sodara-sodara.... hahahahahaha... sebenarnya gue pengen ngakak ngeliat aksinya itu. yang gegulingan gak jelas dilantai yang udah berapa minggu gak dipel, mukanya lengket kena air mata, suaranya serak karena teriak-teriak, dan masih banyak lagi. Tapi gue juga mesti liat sikonnya juga yang terlihat gak memungkikan banget buat ngakak karena hal itu, wkwkwkwkw. So gue ngakak disini aja, wkwkwkkw. Si adik gue yang paling bontot itu ngomong, sambil jejeritan bahwa gue gak mentingin dia lah, gak sayang dialah, apalah... sambil nendang-nendang pintu kamar gue *biarin aja dah, toh bukan kaki gue yang sakit*. Ya ampun dek, kalo lu tau kakak lo nih juga ngutang buat bisa beli buku sist! Jangan lebay gitu dah. Dan akhirnya, setelah beberapa menit dia jejeritan dan kita berdua Alan malah masuk kamar masing-masing sambil bawa belanjaan dia malah makin keras menangisnya karena gak ada yang peduliin jeritannya. Oh, poor sista...
Sambil membiarkan tangisan sista gue yang akhrinya mereda dengan sendirinya, dan diselingi dengan jeda ibadah dzuhur, gue lompat kekasur gue yang gak ada empuk-empuknya, ngambil bantal and sarung, dan sreeekkkk.... breeettt.... plastik ntu buku ngocol gue buka sodara-sodara... and gue pun tenggelam dalam bacaan gue sambil sesekali ngikik tertahan. Kenapa tertahan? Ya kalo gue ngikiknya keras-keras alias ngakak ntar gue dikira sarap lagi... heuheu...