SanBosanBo

Wednesday, April 29, 2015

lazy

BOSAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN.

Okay, i think i will start to make unimportant post again. My lazy side still do the best to make me lazy-lazy-all day again without doing anything. Oh my God, I'm the Lazy Queen.
I'm not even writing, not even continue my FF, not make new story.

Okay. Bye.

Setiap Kepulangan dan Jejak-Jejak di Belakangnya, Bapak

Tuesday, April 21, 2015

here

When my father passed away, I’m not feel really lose it. Gue tahu kedengarannya kok kayak gue ini durhaka banget yak. Tapi emang bener. Cerita sedikit tentang Bapak gue, Bapak gue itu orangnya seram-seram gimana gitu deh, suka marah-marah, dictator, terus pendiam. Mungkin semua itu adalah akumulasi dari topografi wajahnya yang seperti Buddha (Buddha memang pendiam, tapi dia cinta damai!) dan juga kerasnya kehidupan di desa kelahirannya yang membuat dia mengatur semua anak-anaknya—yaitu gue dan adik-adik gue—dengan keras dan tegas dan agak-agak Hitler. Dan mungkin, kalau dilihat-lihat dan diterawang dengan mata batin, banyak banget sifat Bapak gue yang menurun ke gue, beberapa diantaranya sudah gue sebutkan di atas (sifat Mama juga menurun ke gue laaahhhh). Selain wajah gue yang katanya mirip banget sama Bapak gue (Berarti gue mirip Buddha dong!).

Dua Bungkus Mie Instan Soto Koya yang Kita Makan Berdua [pt. 1]

Saturday, April 18, 2015

Soto koya adalah hidangan favoritku. Baik yang instan, maupun yang dihidangkan di rumah makan. Rumah makan andalanku tentu saja warung soto yang terletak di dekat bundaran kota, Warung Soto. Pemiliknya seperti sudah kehabisan nama, atau mungkin enggan untuk lebih kreatif lagi  sehingga warung sotonya diberi nama Warung Soto, warung yang menjual beragam macam soto dan sop. Soto banjar, soto betawi, beraneka macam sop dan pastinya, soto koya.

Catatan Harian dan Lelaki-Lelaki yang Kutaksir

Monday, April 6, 2015

here
Sawatdee ka… :D
Setelah beberapa menit melepas penat dengan membanjiri bantal dengan mata air  dan pura-pura tidur biar tidak ketahuan oleh nenek, gue bangkit dari kubur. Tadi, gue tidur-tiduran di kamar gue—eks-kamar Mams waktu dia dirawat di rumah. Terkadang, kekosongan di ruangan itu membuat hati berat, dan bikin muka gue tiba-tiba punya sumber air. Nenek sudah bilang untuk menutup garis miring mengunci kamar ini, biar gue atau adik-adik gue nggak ingat-ingat garis miring sedih garis miring di­amprang-parangi sama ruh mama (gare’).

I'm Alone

Wednesday, April 1, 2015

here

Untuk pertama kalinya sejak dua bulan terakhir, gue sendirian. Lagi.
Kalau waktu di kost-an, sendirian sih udah biasa. Paling ya nggak sampai satu jam, udah ada anak-anak kost yang balik dari ngampus.
Sekarang, di rumah yang segede lapangan sepak bola ini, sendirian, gue mesti nyapain?
Ya ngapain kek, Rin!
Anjirrr, biar suara ketawa gue aja sampai menggema ke mana-mana. #dor
Adik-adik gue udah mulai masuk sekolah, nenek-nenek sama tante gue sudah pada pulang ke rumah masing-masing, terus nenek sama tante yang mau nginep sampai waktu berduka ini selesai harus pergi ke rumah nenek gue yang lain karena mereka juga lagi kedukaan di sana, sepupu gue meninggal. Yah, untuk beberapa menit pertama sejak mengantarkan keluarga yang mau balik ke kampung, beberapa menit pertama saat gue menutup pintu rumah... cuma suara TV aja yang bunyi. Dan sekarang, baru mulai kepikiran, udah nggak ada lagi sosok yang setiap pagi gue lap-lap basah badannya, udah nggak ada lagi sosok yang tiap tiga hari sekali gue sisirin rambutnya, udah nggak ada lagi sosok yang setiap hari gue duduk di dekat kakinya terus gue usap-usap biar keram kakinya hilang.