Kemalasan membawa kesengsaraan

Monday, November 29, 2010

Holaaaa..... *pasang tampang melas*
Ni hari, kemarin, kemarin, dan kemarinnya lagi. gue tuh sumpeeekkkk banget. Gak tahu deh kenapa. Bawaannya bete, bete, dan bete. Hah... lagaknya, dah kayak gak ada hal menarik aja di dunia ini. Nih aja nih ya, gue ngetik nih postingan berasa jari-jari saia pada keder semua saking males and betenya gue. Huft.
Gak tahu nih, akhir-akhir ini semangat gue buat bikin cerita karangan (bukan batu karang yee) menurun drastis. Dari 80% menjadi -80%, jungkir balik 180 derajat tau gak! Huh! Sebeeellll... sebel banget, ntu ya, dimana kita udah punya ide cerita buat dituangkan, waktunya udah pas, suasana yang mendukung ( dalam hal ini altar waktu dan tempat), but... tiba-tiba aja semangat gue ilang, langsung males pas ngeliat tampang Microsoft Word yang biru dengan kursor yang berkedip-kedip di tepi kiri layar kerja. Chaos.

Bahkan, udah belasan! Udah belasan artikel-artikel tentang menulis yang gue baca. Mulai dari artikel menulis cerpen sampe menulis laporan keuangan, dari nulis pake arang sampe pake keyboard, gak ada yang menggugah semangat gue untuk menulis. Bawaannya malas. Huwaaaa.... apa yang terjadi padaku???
Kini, mungkin kalo lo punya mata super atau gak kekuatan telepati kayak Carmen di Spy Kids, lo pasti bisa ngeliat gue lagi menatap dengan nanar jari-jari tangan gue yang kurus-kurus, menatap jari-jari kaki gue yang bau *yueekkksss* . Rasa-rasanya udah banyak ide cerita yang nangkring di atas kepala guengantri buat di tuliskan dalam sebuah lembaran MS Word, hati gue trenyuh ngeliat ntu jari-jari gak bisa bergerak dengan lincah merealisasikan ide cerita yang menyumbat akses masuk kedalam otak gue. Bahkan, gue sampe curiga, gara-gara ide bikin fanfict atau cerpen yang tidak terealisasikan inilah rumus-rumus fisika dan juga persamaan kimia gak bisa menembus jaringan otak gue(ya elah, itu mah lu-nya aja nyang malas).. Pokoknya nyebelin-nyebelin-nyebelin!!!
Stuck pikiran gue. Rasanya ada yang kurang kalau ide-ide yang ada dipikran gue ini gak bisa guekeluarkan dalam bentuk tulisan. Sakaw rasanya. Tapi... huweeee.... semangat gue gak ada. Bahkan, gue udah nyobain mantra pencari ide buatan gue yang super gaje ntu. Rasa malas gue gak mau hilang-hilang. Agrhgrhrghraghaghrgrhrghr!!! Bete nih! Gak enak banget! Rasa-rasanya ada yang kurang gitu dari hidup gue. Ihiksss...

Resensi Buku, Tuhan Izinkan Aku Jadi pelacur!

Sunday, November 28, 2010

Huahhhh... lega rasanya saia habis ngerjain nih tugas Bahasa Indonesia, yaitu meresensi buku. Nah... silahkan dinikmati hasil resensi dari saia yang kacangan ini. heuheuheu...

Resensi Buku
Pemberontakan seorang Muslimah

Judul Buku : Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!
Nama pengarang :Muhidin M. Dahlan
Jenis buku : Fiksi
Penerbit : ScriPtaManent bekerja sama dengan Melibas, Yogyakarta
Tahun Terbit : 2003, Cetakan 12, april 2008
Tebal Buku : 264 hlm. ISBN : 979-99461-1-5

Muhidin M Dahlan, atau biasa disapa dengan sebutan Gus Muh adalah seseorang yang sehari-harinya, selain terus membaca, menulis dan jalan-jalan, juga bergiat di indonesia buku (iBUKU) jakarta. Pernah aktif di Pelajar Islam Indonesia (PPI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sepertinya, Muhidin M Dahlan tidak pernah lelah mengguncang dunia tulis menulis tanah air kita dengan karya-karyanya yang kontroversi. Selain novel ‘Adam Hawa’ dan ‘Kabar Buruk Dari Langit’, penulis yang pernah menjadi mahasiswa di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini, kembali mengeluarkan novel terbarunya berjudul ‘Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!’
Nidah Kirani, seorang muslimah yang taat dan tegas dalam menegakkan syari’at islam. Seorang muslimah yang kesehariannya beputar antara shalat, tadarus Al-quran, dan berdzikir. Masuk ke sebuah pesantren mahasiswa demi meraih impiannya menjadi seorang muslimah yang islam secara kaffah.
Pertemuannya dengan salah satu aktivis kampus, membawanya berkelana ke dalam sebuah perjalanan sufi yang begitu diimpikannya. Melalui jalan dakwah dan jemaah yang diikutinya, dia mengukuhkan niatnya untuk menegakkan syariat islam di bumi pertiwi ini. Namun, bongkahan-bongkahan kekecewanan menimpa dirinya, organisasi garis keras dimana ia mengharapkan pencapaian tegaknya syariat islam di Indonesia malam merampas pemikiran kritis dan juga imannya. Dirinya yang selama ini selalu didikte olah dogma-dogma agama mulai merasa gerah dengan semua aturan-aturan yang merontokkan sifat kritisnya. Bahkan, Tuhan yang selama ini ia sembah dan agung-agungkan layaknya tidak mendengarkan doa-doa dan pengaduannya.
Sampai akhirnya kekosongan batin menyerang dirinya, pertahanan agamanya runtuh dan dengan mudah tergantikan dengan pemikiran bahwa “ Tuhan itu bullshit!”. Dirinya memberontak. Tidak ada lagi sembah-menyembah menghadap kiblat, atau lantunan suara merdunya membaca ayat-ayat Tuhan. Yang ada hanyalah rasa frustasi yang dilampiaskan kepada free sex dan obat-obat terlarang. Dari segala yang dilaluinya itulah ia pun mengenal hitam-putih dunia yang begitu keras berkoar-koar meneriakkan penegakkan moralitas. Terbukalah semua topeng-topeng kemunafikan dari aktivis-aktivis yang pernah menjamahnya. Bahkan, seorang dosen bersedia menjadi germonya dalam dunia malam, yang ternyata adalah anggota DPRD yang bersikeras berjuang menegakkan syariat islam di Indonesia.
Buku ini sangat cocok dibaca oleh kita yang mau diajak berpiir kritis, turut membuka hitam-putih perjuangan penegakan syariat islam. Menampilkan logika-logika yang luar biasa, buku ini mengungkap hal-hal yang tabu di masyarakat, membongkar kemunafikan manusia yang berdiri di atas perjuangan agama, ideologi, dan penegakkan syariat.
Sayangnya, imajinasi dari novel ini agak sedikit memaksa, diksi yang sedikit vulgar, dan juga buku ini dikemas dalam bahasa yang cukup padat dan masih banyak istilah-stilah yang asing didengar oleh telinga kita. Sehingga membutuhkan pemikiran dan penalaran yang cukup tinggi dalam membaca buku ini.
Namun, terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini memberikan warna baru dalam perjuangan penegakan agama. Buku ini mengajarkan kepada kita bahwa beragama harus ikhlas agar tidak tertimpa kekecewaan sebagaimana tokoh di dalam buku ini.
---------------------------------------------------------------------------

Brrrrr.... rada-rada merinding saia baca and nulis resensi buat nih buku, wuaaaawwww

Rasa Benci Yang Aneh

Monday, November 8, 2010

ARGRGGARFGRFGRFRHRGRGGRGGR!!!!!

Entah mengapa, saia jadi pengen nulis yang beginian. Ni perasaan, sumpah! Udah gak bisa saia tahan-tahan lagi. Perasaan ini bukanlah perasaan kasmaran, atau suka atau cinta ke seseorang. Ini cuma rasa benci. Rasa benci yang aneh, karena saia ngerasaain rasa benci ini tanpa suatu alasan yang jelas.

Saia benci sama seseorang. Suer deeehhh!! Beneran, tuh orang sama sekali gak punya salah apa-apa sama saia. Orangnya baik, lumayan nyolot, sedikit rese.... Pokoknya biasalah... Tapi kok....

Mengapa saia malah benci sama dia?

Saia ngerasa ini adalah sebuah perasaan yang aneh. Ckckckc, kayaknya saia sudah ada pada tahap dimana saia menjadi orang yang 'aneh' *lha pada dasarnya saia aneh, ihiks...*. Berbagai kemungkinan pun mulai menyusup masuk ke dalam pikiran saia, apakah saia ini gila? Sinting? Gaje? Atau kurang waras? *ya elah sama aja dodol!*

JYAAAAHHHH!!!! APA YANG TERJADI PADAKU??!!

Dan, jujur saja... perasaan yang seperti ini tuh menyiksa hati. Eating Liver alias Makan Ati!
pokoknya, saia jadi ngerasa seperti orang paling aneh, paling buruk, paling jahat sedunia! ya Tuhannn.... tolong hapus perasaan ini, hapus perasaan benci ini dari hatiku... ihiks.... ini sungguh menyiksa!

Hiks... Hiks... Hiks... nyebelin! punya perasaan aneh seperti ini tuh menyiksa! sumpah! Lillahi Ta'ala menyiksa! Ni perasaan 'benci' ngebuat saia benci diri saia sendiri. Makan ati. Dongkol sendiri. Bahasa Perancis lamanya ntu PEDOKO.


Huftttt, mudah-mudahan saja... Setelah curhat-curhat gak jelas kayak gini... Perasaan saia bisa tenang, dan akan hilang selama-lamanya...


Mudah-mudahan....

Pengalaman LKS, brrrrr....

Thursday, November 4, 2010

Kemarin, mungkin adalah hari yang bakalan gue kenang sepanjang masa, yeah menurut gue begitu, makanya gue nulis di sini, soalnya kalo gak di sini gue mau curhat dimana *tanya laut, wkwkwkw*
Gue kan ikut LKS, itu tuh Latihan Kepemimpinan Siswa. Sebenarnya udah lamaaaaa banget gue pengen ikut yang kayak begituan, tapi selama ini gue selalu ragu buat ikut yang begituan. Maklumlah, kan selama ini LKS itu selalu di identikkan dengan penyiksaan lah, dibentak-bentaklah, dan hal-hal aneh lainnya. But, menurut gue, gak gitu kok. Tergantung bangaimana orang itu menilai LKS. Bagi gue, LKS bahkan bisa jadi ajang buat seru-seruan, bisa melatih mental kita, dan bisa saling mengenal dengan kakak kelas.
Dan ini adalah sebagian kecil dari pengalaman gue ikut LKS, tapi Cuma LKS ruangan, karena LKS lapangan gue gak pergi.
Kemarin, gue ditanyain lagi, jabatan apa yang gue inginkan. Langsung aja gue jawab dengan setegas-tegasnya *menurut gue*
“SIAPP!!! SEKRETARIS PRISMA KAK!!!”
Beeeuuuh, tapi masih ditanyai lagi, terus gue ditawarin jabatan lain lagi yaitu sebagai sekretaris II OSIS deh kalo gak salah, gue ditanyain lagi
“Dek, kalo saya tawarkan kau sekretaris II OSIS, ko mau dek?”
Gue jawab “SIAAPPP! TIDAK MAU KAK!!!”
Ditanya lagi, “Kenapa ko tidak mau dek?”
“SIAP! KARENA SAYA INGIN JADI SEKRETARIS PRISMA KAK!!!” ntu gue jawab dengan setegas-tegasnya *menurut gue*
“Kenapa kau lebih pilih PRISMA (Perhimpunan Remaja Islam) dibandingkan OSIS dek?”
Jlegerrr! Gue langsung mingkem, gue gak tahu mesti jawab apa, bahkan gue ditanyain sampe tiga kali berturut-turut. Mungkin tuh kakak kelas udah eneg kali liat gue yang cuma diam seratus ribu bahasa daerah. *wkwkwkkwkw*
Terus gue ditanyain/dibentak/diteriakin lagi. Bahkan frekuensi ketegangan suara ntu kakak kelas ditambah, getarannya mungkin dari 300 MgHz naik jadi 100.000 MgHz, volume suara naik didukung dengan ekspresi supper duper galak. Wuhhhh, saia bahkan gak berani untuk sekedar menarik napas, jadi selama saia dipelototin saia cuma bisa menarik napas pelan-pelan *ihikkksss, nyesek*
“Dek, kalo ditanya itu JAWAAAAAABBBBBB!!!” tuhhh kan, saking gemesnya ntu kakak kelas jumlah huruf A dan B nya aja jadi banyak gitu, ckckck...
Terus, maklumin aja. Gue kan orangnya suka kagetan. Kalo ngomong suka gak dipiir lagi, mana tuh kakak kelas udah nungguin jawaban dari gue, langsung aja gue nyerocos...
“SIAP!! KARENA PRISMA LEBIH BAIK DARIPADA OSIS KAK!!!”
Jlegerrr.... gerrr... terdengar suara petir... dan guepun keblingerrrr....
Yak sodara-sodara....
1... detik... Kakak kelas diam....
2... detik... kakak kelas diam....
3... detik... kakak kelas masih mingkem....
4... detik.... gue pingsan--- eh, gak ding. Langsung gue diteriakin lagiiiii....
“APAAAAA???!!! BISA-BISANYA KAMU BILANG BEGITU DEKKK!”
Waduh! Salah ngomong dah gue. Sontak, semua kakak panitia yang akhwat alias yang cewek-ceweknya pada ngerumunin gue. Emang dah, gak enak banget dikerumunin terus ditanya-tanyain.
“Astaga dek, bisanya kamu bilang begitu...” kata kakak kelas pertama.
“Emangnya, dia kenapa kah ini anak kak?” tanya kakak kelas kedua.
“Masa’, dia bilang PRISMA itu lebih baik daripada OSIS!! Ihhh, ngerinya!” jawab kakak kelas yang lainnya.
“Ooooh, begitukah. Sini kau. Ikut. Saya.” Perintah salah satu kakak kelas.
Dan tahukah kalian... gue dibawa kemana???
TIDAKKKK!!! DEMI AYAM BAKARNYA BU’ LE SUM YANG PALING MAKNYUSSSS!!!
KAKAK KELAS... JANGAN BAWA DAKU KE SITUUUU!!!
Sumpah. Ini. Tak. Akan. Saia. Lupakan. Seumur. Hidupku.
Saia dibawah berjalan melintasi lapangan...
Melewati teman-teman kelompokku *kelompok sembilan tercinta :D*...
Melewati kakak kelas/ panitia lainnya....
Menuju... menuju...
Sumber suara. Alias tempat dimana lo bakal gila-gilaan dah disana. Kalo lo udah berdiri di ‘Sumber suara’, lepaskanlah rasa tidak percaya dirimu, putuskanlah urat malumu, lalu pas pulang LKS seretlah mukamu di aspal *wkwkwk...*.
Sumpah nah. Saia sungguh tidak mengira bahwa saia akan dibawa kesana. Di sumber suara, lo bakal di suruh ngomong pake microphone, pokoknya suara lo yang cempreng sekalipun bakalan kedengaran di seantero sekolah, lo bakal di liat-liatin banyak orang, dan yang pasti... lo bakal dipelototin kakak kelas!! Ikhwan wal akhwat!.
Pas nyampe di sana, kakak kelas yang ngebawa gue ngomong sama salah satu panitia.
“Kak, kita tanya dulu ini anak. Masa dia bilang OSIS itu lebih jelek... eh, masa PRISMA itu lebih baik daripada OSIS. Kita tanya dulu kak.”
Kemudian, saiapun ditanyai pake microphone sama tuh kakak ketua panitia.
“Dek, apa tadi yang kamu bilang dek?”
Pertama, saia masih mingkem.... ceritanya sedang menyusun strategi agar tidak salah ngomong lagi. Tapi, yang namanya otak udah ‘Blank’ gak ada dah strategi-strategian lagi. Rasa-rasanya, menghadapi kakak panitia seperti menghadapi soal ulangan fisika yang susahnya naudzubillahi min dzalik. Dan, untuk kedua dan ketiga kalinya saia ditanya, saiapun menjawab.
“SIAPPP!! PRISMA LEBIH BAIK DARIPADA OSIS, KAK!”
Jlegerrr... puyeng ane/saia/awak/gue/aku.
Terus, saia kemudian dinasehatin.. bla-bla-bla. Lalu disuruh kembali ke barisan.
Ihiksss... tapi, yang namanya kesengsaraan karena salah ngomong, emang gak bakalan pernah berakhir. Ihikksss... pas selesai itu, saia ditanyain lagi, kenapa begini-begitu, saia tadi ngomong apa, alasannya apa, dan berderetan pertanyaan lainnya. Wufffttt...
Lalu... ihiksss... saia dibawa kembali menuju sumber suara, terus diceramahin lagi di sana. Kemudian saia dibawa lagi sama salah satu kakak panitia akhwat, dan diberi tugas nyariin tanda tangan semua sekretaris ORDIBASIS (Organisasi Di Bawah OSIS)s ebagai tanda maaf dan menyesal karena dengan Pdnya saia ngomong bahwa PRISMA itu lebih baik daripada OSIS dan juga karena saia terlalu merasa sempurna buat bisa jadi seorang sekretaris.
Akhirnya, dengan berbesar hati dan bermuka tembok, saiapun nyariin seluruh sekretaris ORDIBASIS. Bagaikan mencari upil di tumpukan jerami, upsss... bagaikan mencari jarum ditumpukan jerami... rasa-rasanya mustahil banget dah saia bisa ngedapetin semua ntu tanda tangan sekretaris ORDIBASIS. Lha wong Sekretaris ORDIBASIS yangs aia tahu Cuma seberapa.
Akhirnya, saiapun menggunakan strategi :
1) Malu bertanya jalan terus..
2) Mau bertanya putuskan urat malumu...
3) Bacalah segala petunjuk, lalu beraksi... (papan nama, tempat nongkrong, suasana, dan nama serta jabatan yang tertera di jas OSIS mereka)

Pertama... *beuh lagak gue kayak detektif aja*
Saia gunakan strategi ketiga, baca segala petunjuk. Dan yaphzzz! Target pertama ditemukan! Gue nguber-nguber ntu kakak kelas... sambil bilang
“Kak... tanda tangannya dong kak, kak tanda tangannya dong kak... kak.. saia tahu kok, kakak sekretaris ORDIBASIS.... *sambil menyebutkan nama ORDIBASIS*”
Dan sumpah. Jawabannya kakak kelas yang saia mintai tanda tangan beraneka ragam. Dari di senyumin, sampe dicuekin. Dari dikatain ‘Saya bukan artis’ sampe ‘KO CARI DULU SEKRETARIS YANG LAINNYA BARU SAYA MAU TANDA TANGAN’. Ihiksss... saat itu, daku merasa bagaikan kulit kacang...
Dan alhamdulillah, saia berterima kasih sekali pada kakak sekretaris KOPSIS (Koperasi Siswa) yang telah memberikan tanda tangannya sebagai sekretaris pertama yang tanda tangan di buku gue. Ihikksss... padahal ntu yee, saia udah nyolot kalo dia itu adalah sekretaris PERSIK (Persekutuan Siswa Kristen). Tapi dia tetap saja tersenyum dan mengatakan.. “carilah jabatanku yang sesungguhnya” plus disuruh nyariin jabatan temannya yang satunya lagi. Nah disinilah saia menerapkan strategi ‘Mau bertanya Putuskan urat malumu’ saia bisikin temen saia
“Coy.. coy... kakak yang itu jabatannya apa?”
“Bendahara KOPSIS”
Asssiiiikkk! Langsung daku menghadap sama tuh sekretaris KOPSIS dan menjawab perintahnya tadi... dan karena jawabanku benar... saia dikasih tanda tangannya!!! YEYYYYY!!! I DID IT!!
Akhirnya... ada juga yang menorehkan tinta hitam di buku saia yang udah bulukan... ihiksss... mungkin kalo gak inget lapangan, saia mungkin udah peluk-peluk mesra tuh kakak, ku cium keningnya, dan kujabat tangannya... *tapi didalam mimpi, hihihi... lo kata saia berani. Wuuuu...*
Dan saiapun kembali melanjutkan pencarianku.. mencari sekretaris ORDIBASIS lainnya, demi permintaan maaf atas kesalahanku... ihikss.. walaupun air becek terinjak, dicuekin, dibentak-bentak... daku tak akan menyerah... YEAHHH!!!
Namun, pencarianku harus terhenti, karena seluruh kelompok disuruh berbaris dan main games. Lalu, setelah itu kita berdoa untuk pulang.
Nah, disinilah... keanehan terjadi.
Sebelum pulang, sudah menjadi kebiasaan bahawa seluruh penduduk kelas saia selalu ke kelas dulu sebelum pulang. Nah, entah mengapa... setelah saia duduk di tempat dudukku... saia jadi ngerasa nyesek, tertekan, takut, dan akhirnya saia nangis...
Ya ampunpinpunpenpon.... apa yang terjadi pada diriku. Wuh... pokoknya, ndak tahu deh. Langsung aja saia nangis. Dan pada saat itulah saia langsung nyadar, apa peyebabnya saia nangis... mungkin karena saia merasa tertekan kali ya, gara-gara tadi diteriak-teriakin. Tapi kok, kenapa saia nangisnya baru sekarang? Kenapa bukan dari tadi?
Kayak baru saia sadar... dari apa yang tadi saia lakukan, kayaknya semua beban langsung tumpah begitu saja. Errrhhhhghghghgg, langsung dah... daku menjadi pesimis... dan, pas temen-temen nyadar saia nangis, mereka langsung ngerumunin saia lagi. Saia disuruh..
“Sabar Rin, memang begitu kakak panitia... dia Cuma tes saja kau itu..”
“Sudah Rin, nda usah kau menangis... saia saja pernah dikasih begitu...”
“Saia malah lebih parah daripada kau...”
Waduhhhh... kok temen-temen pada curcol sih???!
Entah saia kalap atau apa, saia ngomong “ Uuuuh, sudah deh, saia nda pantas ambil itu jabatan. Nda ada pemimpin cengeng, nda ada... nda ada pemimpin yang tidak bisa menjaga perkataannya dengan baik... ih kasian, kamu ambil saja itu jabatan... sudah kau yang pantas untuk itu jabatan...” saia bilang gitu ke temen saia yang juga pengen ambil jabatan Sekretaris PRISMA.
Ih, pokoknya, pada saat airmataku keluar, saia merasa jatuh... drop... kayak saia merasa tidak pantas. Ihhh, bagaimanakah. Wuuuh, gak pantas lah pokoknya. Bahkan sampe di depan gerbang sekolah buat nyetop angkot, naik angkot, terus naik ojek sampe pulang ke rumah, saia masih tetep nangis. Mungkin, orang-orang yang naik di angkot pada heran kali ya.. kok saia bsia nangis... mungkin yang ada dipikiran mereka... ‘Wah, kayaknya nih anak lagi patah hati, nangisnya sampe sesenggukan gitu’.
Ihiksss, pokoknya sampe saia masuk di kamar tidur, saia masih tetap sesenggukan. Untung aja dah, bunda gak lagi ada di rumah pas saia pulang. Coba kalau dia liat mata saia sembab, mutiara dari hidung udah meler-meler, wah... pasti saia ditanyain yang macem-macem dah...
Ihikss... untuk pertama kalinya daku ikut LKS...
Untuk pertama kalinya daku ditanya-tanyain tentang jabatan...
Untuk pertama kalinya daku nguber-nguber kakak kelas buat minta tanda tangan..
Dan untuk pertama kalinya juga daku NANGIS di angkot... waduh, sinetron banget tahu ngaaakkk *fitri tropica mode : ON!*
Namun, ada sesuatu yang mengherankan. Kan, biasanya tuh, saia kalo maju ke depan ‘Forum’ saia biasanya udah ngalamin yang namanya panas dingin, keringetan, muka memerah, dan badan gemetaran... tapi, pas saia disuruh ngomong pake mic di ‘Sumber suara’ kok saia sama sekali gak merasa gemetar dan kawan-kawan ya? Sumpah. Saia sama sekali gak merasa malu. Padahalkan, kalau dihitung-hitung yang ngeliatin saia banyak banget, kaka panitia, teman-teman kelompok akhwat dan juga ikwannya. Hmm, mungkin itu adalah salah satu keuntungan saia ikut LKS. Setidaknya... saia udah tidak MALU-MALU LAGI!!! Wakakakak...
GOD SAKE FOR LKS!!!
Yah, seenggaknya apa yang terjadi kemarin, ada hikaah yang bisa saia ambil. Saia gak boleh sembarangan ngomong lagi, kalo perlu diem aja dah kalo emang gak bisa jawab, karena diam itu emas, jadi kalau mau cepat kaya maka jadilah orang pendiam *pepatahsesat*. Terus, rasa malu yang berlebihan akan menghalangi diri kita untuk maju, seseorang yang cengeng, tidak konsisten, tidak bisa menjaga lisannya, penakut, tukang nyontek, tidak akan bisa menjadi seorang PEMIMPIN!!
Hmmm, saia jadi ragu...
Saia bisa nggak ya?
Kalau ada memang yang lebih mampu dan lebih pantas dibandingkan saia, maka pilihlah dia... karena jangan sampe ada penyesalan dikemudian hari...