I'm Alone

Wednesday, April 1, 2015

here

Untuk pertama kalinya sejak dua bulan terakhir, gue sendirian. Lagi.
Kalau waktu di kost-an, sendirian sih udah biasa. Paling ya nggak sampai satu jam, udah ada anak-anak kost yang balik dari ngampus.
Sekarang, di rumah yang segede lapangan sepak bola ini, sendirian, gue mesti nyapain?
Ya ngapain kek, Rin!
Anjirrr, biar suara ketawa gue aja sampai menggema ke mana-mana. #dor
Adik-adik gue udah mulai masuk sekolah, nenek-nenek sama tante gue sudah pada pulang ke rumah masing-masing, terus nenek sama tante yang mau nginep sampai waktu berduka ini selesai harus pergi ke rumah nenek gue yang lain karena mereka juga lagi kedukaan di sana, sepupu gue meninggal. Yah, untuk beberapa menit pertama sejak mengantarkan keluarga yang mau balik ke kampung, beberapa menit pertama saat gue menutup pintu rumah... cuma suara TV aja yang bunyi. Dan sekarang, baru mulai kepikiran, udah nggak ada lagi sosok yang setiap pagi gue lap-lap basah badannya, udah nggak ada lagi sosok yang tiap tiga hari sekali gue sisirin rambutnya, udah nggak ada lagi sosok yang setiap hari gue duduk di dekat kakinya terus gue usap-usap biar keram kakinya hilang.
Nggak ada lagi, man!
Dulu, gue selalu minta sendirian. Bahkan kalau seandainya bisa, gue mau jadi peneliti aja di kutub utara biar bisa terisolasi dari yang namanya manusia. Entah mengapa, sejak beberapa tahun terakhir ini, gue males banget bersosialisasi. Gue suka sendirian. I love it.
Namun, ketika kesendirian itu datang tanpa gue ada persiapan...
Gue nggak suka. Bukan kesendirian yang seperti ini yang gue mau. Ini kesendirian sialan yang sepi banget. 
here

Kayak ada lubang yang nggak bisa ditambal di dalam jantung gue, lubang hitam yang isinya semua batu-batu sialan yang bikin langkah gue jadi berat, yang sebanyak apapun batu-batu itu masuk ke dalamnya tidak akan mampu untuk menutupi lubang itu. 
Itu luka, dan bebatuannya adalah setiap beban yang entah akan bertambah atau berkurang seiring waktu.
Jadi kaki ini kayaknya berat banget. Beraaaaatttt cuyyyyyyy.
Bah.
Jadi, gue mulai menyeret diri untuk mulai menulis lagi. Sudah banyak banget proyek menulis yang terbengkalai, bukan hhanya sejak kepulanganku dua bulan yang lalu ke Kendari nih, tapi sejak berbulan-bulan-bulan-bulan yang laluuuu.
Well, seperti yang bisa kalian baca, sekarang ini sudah agak susah buat gue untuk mengeluarkan kata-kata lagi. Omongan gue pun jadi kayak tidak terarah lagi. Pikiran gue melompat-lompat ke sana kemari. Gue yang dulu udah sering salah fokus-hilang fokus, sekarang jadi makin parah. Omongan orang yang bicara sama gue lima menit yang lalu, hampir gue lupain, nggak ada yang membekas di otak.
Awalnya, gue pikir kehilangan ini akan lebih mudah gue terima, gue pasti bisa cepat pulih. Tapi nggak, man. Gue salah. Setiap kali gue mengingat, bebatuan yang ada di dalam lubang hitam itu seperti bergejolak dan berputar dan semakin membesar.
Jadi (again!), sekarang ini gue mungkin akan mulai menulis lagi untuk penyembuhan garis miring meringankan beban ini.
Mulai curhat-curhat lagi dan cerita sedikit demi sedikit tentang keadaan gue sekarang, mungkin sudah mulai menagrang cerita lagi. Gue juga mungkin bakalan mulai buka buku lagi. Mulai mempersiapkan otak untuk belajar di semester depan nanti. Bisa berkarat otak gue kalau nggak belajar.
Gue harus menulis, karena kalau nggak, otak gue bisa kelebihan muatan. Otak gue kan nggak gede-gede amat. Ntar otak gue korslet lagi. Kekekekkekek.
here

Duh, lompat lagi.
Well, sekian laporan perasaan dan pikiran hari ini.
Nanti sedihnya disambung lagi.
XOXO!
Biarkan aku menikmati sendiriku yang ini

1 comment:

  1. Sabar Rin....
    We Love You...
    Tetap Menulis, salam sama adek2mu...

    ReplyDelete

Kalau menurutmu, bagaimana?