here |
Anggap saja tempat yang baru
di ‘rumah’ ini adalah ruang rahasia yang tersembunyi dibalik rak-rak buku di
dalam perpustakaan, yang bila ingin dimasuki kita perlu menggeser buku yang
tepat, atau memalingkan wajah patung ke arah matahari terbit. Sebuah ruang baru
yang tercipta di mana sang penguasa ruangan baru tersebut ‘bebas’ mengeluarkan
suaranya.
Loh, bukan-kah rumah ini
dibuat untuk itu? Mengapa masih perlu ruang rahasia yang lain?
Karena saya adalah manusia
yang berlapis-lapis.
Kalau orang lain Cuma butuh
dua lapis.
Saya tujuh pun mungkin tak
cukup.
Terlalu banyak warna, terlalu
banyak wajah, terlalu banyak rahasia untuk ditampung dalam lapisan-lapisan
dalam diri saya.
Maka kini saya mulai membuat
ruangan baru lagi.
Di dalam tengkorak kini sudah
terbentuk partisi-partisi.
Di dalam hati kini mulai
menyusun batu-batu pembatas.
Dan ruangan dalam rumah ini
adalah wujud fisiknya.
Ruangan ini akan menjadi
tempat saya menyampah, mengumpat, memaki, menyesali.
Karena enggan rasanya
mengotori tembok-tembok rumah ini yang sudah saya tata sedemikian sucinya.
Bisa berdarah mata orang-orang bila
melihat kejahanaman yang akan tertulis nanti.
Di sini, akan ketahuan
seberapa biadabnya mulut saya ini.
Eh tapi kan kenapa malah
diumumkan di sini? Diperlihatkan di
sini?
Ya suka-suka saya dong, saya
yang punya rumah! (Ha!)
#Terbuktilah aku yang memang
ingin punya rahasia yang tak lagi rahasia.
#AkuAlienDariGalaksiAntahBerantah
Mungkin, sekarang-sekarang
ini, ruangan itu akan sering-sering saya kunjungi dan saya pasangi perasaan.
Dan lama-kelamaan semakin
jarang saya gantungi perasaan.
Karena kini saya sedang penuh.
Dan sesuatu yang penuh itu tidak
baik bila terus terisi.
Nanti dia meluap-luap lalu
banjir lalu saya kena paru-paru basah.
(Ha!)
Jadi,
Setelah ke Sembilan puluh Sembilan
sisinya saya cat dengan warna putih tulang, dengan penerangan dari cahaya kunang-kunang, dan kursi dari gelembung—gelembung yang melayang, ruang itu saya
beri nama:
Recovery Pelan-Pelan
(Tak usah berharap nama bagus
dari bahasa antah-berantah lah, suka-suka saya ini kasih nama. Kekekkekeke).
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?