Bisa Dibilang Ego Perempuan

Tuesday, January 5, 2016

here

"Kalau kayak gini, aku jadi meragu loh."
"Kalau tidak ada perasaan apa-apa, kenapa meragu?"
"Kita kan juga pengen dianggap spesial. Ingin jadi satu-satunya, lantas kalau kita mendapati ternyata si doi ada banyak incaran, nge-chat sana-sini kan males jadinya."
"Tapi kan nggak ada perasaan apa-apa, harusnya biasa dong, gimana sih. Nggak ada perasaan terpendam juga."
"Tapi gue mau jadi yang spesial. Titik."
"Allah, jadi cewek begini amat."


Itu tadi percakapan imajiner yang ada di dalam kepala gue. Percakapan itu lahir  karena gue denger curhatan temen gue, juga pernah gue alami, makanya muncul dua cewek gesrek pada percakapan di atas. 
Cewek selalu (meski tidak selamanya) ingin diperlakukan dengan spesial. Itu pasti dan mutlak. Gue pengen bilang cowok selalu mencari sebanyak mungkin cewek yang kemudian mereka pilih untuk dipacari atau sekedar mengisi kekosongan, tapi gue nggak mau nulis itu. Karena nanti dibilang bias, hanya berpihak pada cewek aja (dan pada dasarnya, cewek juga kayak gitu deh. Mencari mana yang terbaik dan bisa dipacari).
Karena gue cewek, maka gue bakalan ngomong dari pihak cewek aja, meskipun nggak menutup kemungkinan bahwa nanti paragraf-paragraf setelahnya lu yang baca bakalan muntah-muntah karena bingung gue ini sebenarnya nulis apa.
Masalah chat, teleponan, ketemuan, skype-an atau apa pun jenis  komunikasi jalur pribadi antara dua orang di masa sekarang ini menjadi satu penanda tertentu kedekatan orang-orang. Kalau kita ngechat sama si X, bisa dibilang kita dekat dengan mereka. Itu mutlak hukum alam dalam jagad berkomunikasi. Nggak peduli kalau yang lu omongin berdua cuma sekedar basa-basi, atau yang berat-berat macam diskusi organisasi, atau cuma saling berbalas broadcast 'temen gue punya pin bb baru nih, add eaaaa',kalau dia sudah ada di bagian paling atas daftar chat lo, otomatis dia jadi 'spesial'.
Abaikan pragraf di atas. Gue nulis itu cuma buat kelihatan punya isi aja otak gue.
 Ketika kita dekat dengan seseorang, misalnya si X, dan kemudian kita merasa spesial dengan kehadiran si X di kehidupan kita secara otomatis, kita akan memunculkan harapan kepada si X. Yang awalnya nggak ada perasaan apa-apa, kemudian tumbuh jadi ge er, lantas lama-lama semakin memperhatikan gerak-gerik si doi.
Sebenarnya, hal inilah yang bermasalah, petaka.
Harapan jadi tumbuh.
Masih untung kalau ge er itu nggak berbuah jadi suka.
Lantas merasa spesial karena beranggapan sudah jadi satu-satunya.
Padahal ternyata....
Si doi nggak ada perasaan apa-apa. Kita hanyalah satu titik dalam lingkaran pertemanan mereka. Dan yeah, perasaan kita berkembang dan yeah kita berharap dan yeah ternyata si doi biasa-biasa saja, dan yeah hati kemudian retak-retak tak karuan dan yeah malu untuk diakui retak tadi jadi pecah.
Ngarep yang jadi patah hati.
Ujung-ujungnya ngatain orang pe ha pe.

Yang ngarep siapa?
Yang salah siapa?

Tapi, kamu pikir, ini cuma kesalahan cewek aja gitu, yang sudah kadung ge er lantas berharap?
Ongkos!
Buat para awowo-awowo di luar sana....
Kalau nggak ada niat untuk menjadikan kami-kami ini istimewa, awewe-awewe ini spesial, nggak usah sok ngedeketin deh. Terus tanya-tanya penuh perhatian, basa-basi yang basi banget, dan ujung-ujungnya ditinggalkan karena sudah ada yang lebih bagus, responnya lebih baik, dan juga lebih manis dan ngegemesin. Alamak!



No comments:

Post a Comment

Kalau menurutmu, bagaimana?