here |
"Kalau kayak gini, aku jadi
meragu loh."
"Kalau
tidak ada perasaan apa-apa, kenapa meragu?"
"Kita
kan juga pengen dianggap spesial. Ingin jadi satu-satunya, lantas kalau kita
mendapati ternyata si doi ada banyak incaran, nge-chat sana-sini kan males
jadinya."
"Tapi
kan nggak ada perasaan apa-apa, harusnya biasa dong, gimana sih. Nggak ada
perasaan terpendam juga."
"Tapi
gue mau jadi yang spesial. Titik."
"Allah,
jadi cewek begini amat."
Itu tadi percakapan imajiner yang
ada di dalam kepala gue. Percakapan itu lahir karena gue denger curhatan
temen gue, juga pernah gue alami, makanya muncul dua cewek gesrek pada
percakapan di atas.
Cewek selalu (meski tidak selamanya)
ingin diperlakukan dengan spesial. Itu pasti dan mutlak. Gue pengen bilang cowok selalu
mencari sebanyak mungkin cewek yang kemudian mereka pilih untuk dipacari atau
sekedar mengisi kekosongan, tapi gue nggak mau nulis itu. Karena nanti dibilang
bias, hanya berpihak pada cewek aja (dan pada dasarnya, cewek juga kayak gitu
deh. Mencari mana yang terbaik dan bisa dipacari).
Karena gue cewek, maka gue bakalan
ngomong dari pihak cewek aja, meskipun nggak menutup kemungkinan bahwa nanti
paragraf-paragraf setelahnya lu yang baca bakalan muntah-muntah karena bingung
gue ini sebenarnya nulis apa.
Masalah chat, teleponan, ketemuan,
skype-an atau apa pun jenis komunikasi jalur pribadi antara dua orang di
masa sekarang ini menjadi satu penanda tertentu kedekatan orang-orang. Kalau
kita ngechat sama si X, bisa dibilang kita dekat dengan mereka. Itu mutlak
hukum alam dalam jagad berkomunikasi. Nggak peduli kalau yang lu omongin berdua
cuma sekedar basa-basi, atau yang berat-berat macam diskusi organisasi, atau
cuma saling berbalas broadcast 'temen gue punya pin bb baru nih, add
eaaaa',kalau dia sudah ada di bagian paling atas daftar chat lo, otomatis dia
jadi 'spesial'.
Abaikan pragraf di atas. Gue nulis
itu cuma buat kelihatan punya isi aja otak gue.
Ketika kita dekat dengan seseorang,
misalnya si X, dan kemudian kita merasa spesial dengan kehadiran si X di
kehidupan kita secara otomatis, kita akan memunculkan harapan kepada si X. Yang
awalnya nggak ada perasaan apa-apa, kemudian tumbuh jadi ge er, lantas
lama-lama semakin memperhatikan gerak-gerik si doi.
Sebenarnya, hal inilah yang
bermasalah, petaka.
Harapan jadi tumbuh.
Masih untung kalau ge er itu nggak
berbuah jadi suka.
Lantas merasa spesial karena
beranggapan sudah jadi satu-satunya.
Padahal ternyata....
Si doi nggak ada perasaan apa-apa.
Kita hanyalah satu titik dalam lingkaran pertemanan mereka. Dan yeah, perasaan
kita berkembang dan yeah kita berharap dan yeah ternyata si doi biasa-biasa
saja, dan yeah hati kemudian retak-retak tak karuan dan yeah malu untuk diakui
retak tadi jadi pecah.
Ngarep yang jadi patah hati.
Ujung-ujungnya ngatain orang pe ha
pe.
Yang ngarep siapa?
Yang salah siapa?
Tapi, kamu pikir, ini cuma kesalahan
cewek aja gitu, yang sudah kadung ge er lantas berharap?
Ongkos!
Buat para awowo-awowo di luar
sana....
Kalau nggak ada niat untuk
menjadikan kami-kami ini istimewa, awewe-awewe ini spesial, nggak usah sok ngedeketin deh. Terus
tanya-tanya penuh perhatian, basa-basi yang basi banget, dan ujung-ujungnya
ditinggalkan karena sudah ada yang lebih bagus, responnya lebih baik, dan juga
lebih manis dan ngegemesin. Alamak!
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?