Tralalalala... Aku sinting... Aku malu... Aku.. Aku.. Aku.. Aku.. Arghrgrhgg!!!
NILAI MATEMATIKA SAIA JEBLOK!! ARGRHGRGHRH!!!
Wuft, pecah kaca jendela rumah gara-gara saia teriak-teriak...
Nilai math-ku, pelajaran yang paling kutakuti, ku segani, kupelajari siang malam saat ulangan karena aku sangat 'menyayangi'nya, sampai bela-belain gak belajar ICT.. Ternyata...
HANCUR LEBUR!! Nilai saia gak memenuhi KKM! Cuma 42! Sekali lagi EMPAT PULUH DUA!
Demi ayam goreng!!
Jadi, apa yang mau saia katakan sama mama? Gimana nanti reaksi dia? Marahkah? Murkakah? Atau.. Ketawa-ketawa gaje dan mengucapkan selamat pada saia? *wah, sepertinya pilihan terakhir itu yang paling gila*
selama ini saia selalu meyakini bahwa saia itu bisa, saia menghadapi ulangan matematika! Saia pasti berhasil memdapatkan nilai yang KEREN! Tapi.. Saia GAGAL! Oh NO!
Mungkin memang, dan itu benar adanya bahwa kita itu harus berusaha dulu, baru kemudian berharap. Dan saia malah melakukan kebalikannya.
Saia kurang berusaha. Saia selalu saja menunda-nunda waktu untuk belajar, dan hasilnya... Jadi kayak ginikan.. Kacau semuanya.. Semua hal ini amat sangat mengKHAWATIRkan. Mama, sangat menggantungkan harapannya sama saia. Dia pengen agar saia mendapatkan nilai yang bagus dan bisa masuk jurusan IPA, mama sangat mengharapkan supaya nanti saia bisa jadi DOKTER. Masalahnya adalah, emang ada ya dokter dengan nilai matematika 42? Aduh... Mimpi dah...
Yasudlah, ujung-ujungnya semua hal ini tergantung pada guru mata pelajaran dan wali kelas. Entah usaha apa yang dapat mereka lakukan dan SAIA lakukan agar nilai matematika saia dapat membaik.
Trililili..
Aku hanya dapat berharah... Oh, hopefully..
NILAI MATEMATIKA SAIA JEBLOK!! ARGRHGRGHRH!!!
Wuft, pecah kaca jendela rumah gara-gara saia teriak-teriak...
Nilai math-ku, pelajaran yang paling kutakuti, ku segani, kupelajari siang malam saat ulangan karena aku sangat 'menyayangi'nya, sampai bela-belain gak belajar ICT.. Ternyata...
HANCUR LEBUR!! Nilai saia gak memenuhi KKM! Cuma 42! Sekali lagi EMPAT PULUH DUA!
Demi ayam goreng!!
Jadi, apa yang mau saia katakan sama mama? Gimana nanti reaksi dia? Marahkah? Murkakah? Atau.. Ketawa-ketawa gaje dan mengucapkan selamat pada saia? *wah, sepertinya pilihan terakhir itu yang paling gila*
selama ini saia selalu meyakini bahwa saia itu bisa, saia menghadapi ulangan matematika! Saia pasti berhasil memdapatkan nilai yang KEREN! Tapi.. Saia GAGAL! Oh NO!
Mungkin memang, dan itu benar adanya bahwa kita itu harus berusaha dulu, baru kemudian berharap. Dan saia malah melakukan kebalikannya.
Saia kurang berusaha. Saia selalu saja menunda-nunda waktu untuk belajar, dan hasilnya... Jadi kayak ginikan.. Kacau semuanya.. Semua hal ini amat sangat mengKHAWATIRkan. Mama, sangat menggantungkan harapannya sama saia. Dia pengen agar saia mendapatkan nilai yang bagus dan bisa masuk jurusan IPA, mama sangat mengharapkan supaya nanti saia bisa jadi DOKTER. Masalahnya adalah, emang ada ya dokter dengan nilai matematika 42? Aduh... Mimpi dah...
Yasudlah, ujung-ujungnya semua hal ini tergantung pada guru mata pelajaran dan wali kelas. Entah usaha apa yang dapat mereka lakukan dan SAIA lakukan agar nilai matematika saia dapat membaik.
Trililili..
Aku hanya dapat berharah... Oh, hopefully..
:lol
ReplyDeletehahaha, kocak ^^
Hahahaha... postingan pas masih kelas satu es em a ini mah.... :D
ReplyDelete