Sa rindu masa lalu.
Di mana saya bisa nakal tanpa perlu memikirkan akibat dari kenakalan saya.
Di mana ketika saya pulang terlambat ada Bapak dengan kumis tebalnya menunggu di depan pintu untuk memarahi saya.
Tapi, ah. Sekalipun hati gentar ketika berhadapan
Toh besoknya, nakalnya diulangi lagi.
Sa rindu masa lalu.
Yang cuma main boneka sama-sama mama.
Yang adik tertidur di telapak kaki mama
dengan aku yang mengusik minta diperhatikan.
Di mana saya bisa nakal tanpa perlu memikirkan akibat dari kenakalan saya.
Di mana ketika saya pulang terlambat ada Bapak dengan kumis tebalnya menunggu di depan pintu untuk memarahi saya.
Tapi, ah. Sekalipun hati gentar ketika berhadapan
Toh besoknya, nakalnya diulangi lagi.
Sa rindu masa lalu.
Yang cuma main boneka sama-sama mama.
Yang adik tertidur di telapak kaki mama
dengan aku yang mengusik minta diperhatikan.