here |
Kupikir,
kisah yang seperti itu hanya ada di film-film, sinetron cengeng, atau FTV saja.
kisah tentang pengantin wanita yang ditingggal mati mempelai pria di hari
pernikahan mereka. Namun kini, aku benar-benar melihat produk asli dari
film-film romantis cengeng itu. Sosok asli mempelai wanita yang digambarkan
menyedihkan dan juga...
Cantik.
Tahun
pertama.
Dia
datang dengan berantakan.
Itu
adalah kalimat pertama yang muncul di benakku saat kulihat dia muncul di
hadapanku. Malam itu, aku bertugas untuk menutup kafe. Aku tinggal membalikkan
kursi dan mengangkat sapu untuk bersih-bersih ketika ia datang dengan gaun
pengantin yang basah dan kotor
. Dia masuk begitu saja, tanpa mempedulikan tanda 'closed' yang terpasang di pintu. Ia mengambil duduk di samping jendela dan diam mematung di sana. Menatap kosong ke luar jendela, ke arah jalan yang sudah lenggang dan juga basah sehabis hujan. Ekor gaunnya begitu panjang dan coklat karena lumpur. Aku yang baru saja selesai mengepel bagian tempatnya duduk dan ia mengotorinya begitu saja.
. Dia masuk begitu saja, tanpa mempedulikan tanda 'closed' yang terpasang di pintu. Ia mengambil duduk di samping jendela dan diam mematung di sana. Menatap kosong ke luar jendela, ke arah jalan yang sudah lenggang dan juga basah sehabis hujan. Ekor gaunnya begitu panjang dan coklat karena lumpur. Aku yang baru saja selesai mengepel bagian tempatnya duduk dan ia mengotorinya begitu saja.
Aku
kesal. Jelas aku kesal. Kedatangannya tiba-tiba, tidak tahu waktu dan
seperti hantu. begitu pikirku.
Aku
langsung saja mendekatinya, hendak memintanya keluar sampai aku berdiri di
sampingnya dan melihatnya begitu... rapuh dan juga menyedihkan. Kalimat
permohonan agar dia meninggalkan tempat ini langsung saja kutelan kembali.
Wajahnya begitu pucat dan ia seperti memikul kesedihan penghuni bumi. Ia
gemetaran. Namun aku tahu, itu bukan karena dia kedinginan.
Saat
itu, aku tidak tahu apa yang merasukiku. Aku tiba-tiba saja balik badan dan
mengambil cangkir, menyendokkan dan memanaskan coklat. Lima menit kemudian. Aku
berjalan ke arahnya, dengan secangkir coklat dan juga selembar handuk bersih.
Dalam diam, kuletakkan kedua benda itu di hadapannya. Dia tidak bergeming,
matanya, mata yang cantik dan sedih itu, menatap ke arahku. Berganti ke kedua
benda yang ada di mejanya. Aku diam saja, mau melempar senyum salah jadi
kuputuskan berbalik dan mengambil kursi yang jaraknya cukup untuk melihatnya.
Dua
puluh tujuh Desember, sepanjang malam itu aku hanya duduk diam di kafe-ku,
menatap seorang pengantin wanita menangis terisak-isak.
Coklat
buatanku menjadi dingin dan tak tersentuh. Namun handukku melaksanakan tugasnya
dengan baik.
Sebenarnya udah lama sa mau komen postmu yg ini, tapi ternyata gak k publish komenku rhyme hehehe.
ReplyDeletePerasaanku atau semakin lama tulisanmu semakin angs? lagi berangs-angs riakah hatimu sista?
Tapi memang tulisanmu makin gereget aja rhme, request lg dong yg kayak gini...
main ke blogku jg ye rhyme http://biancamind.blogspot.com/ yang akhirnya setelah sekian lama ta urusin jg hehehe. see you next post
Iyooo baaah, akumulasi dari suasana hati dan bacaan ini....
DeleteNgek kampret kau di', buat blog baru ndak bilang-bilang...
Jahat! Jahat!!!
#KemudianDrama
#AliandoMuncul