Mengapa Begitu Berbeda

Friday, December 26, 2014

here

Mengapa begitu berbeda dahulu dengan sekarang
Ketika dulu aku hidup dengan kebebasan yang memenuhi paru
Kini aliran ketakutanlah yang terpompa oleh jantungku

Mengapa begitu berbeda dahulu dengan sekarang

ketika berjam-jam ditelepon terasa begitu kurang
kini satu menit bicara dalam perantaraan jaringan terasa begitu menyakitkan

Mengapa begitu berbeda dahulu dengan sekarang
ketika bentakan menimbulkan amarah
kini lonjakan nada menimbulkan cekat yang menyakitkan di tenggorokan

Apakah aku begitu bersalah pada Tuhan?
Hingga apa yang kuhadapai begitu berbeda dengan orang lain?
Mengapa orang lain punya dua,
sedangkan aku harus terluka menjaga satu?

Mengapa orang lain bisa tertawa bebas,
sementara aku harus sembunyi-sembunyi menahan panas
mata merah
bengkak
lalu menimbulkan seribu tanya di atas kepala orang-orang?
Tanya yang kemudian menambah satu persatu sayatan perih
Menabur garam di atas luka yang menganga
Namun bibir terpaksa tersenyum
Menjawab seadanya
Karena menjawab terlalu banyak hanya akan menjadikan mata sebagai sumber mata air yang panas lalu luka lalu perih lalu sakit sakit dan semakin sakit menjadikan hati mengamuk lalu remuk redam semua pertahanan dan semakin remuk lalu sungai yang maya menjadi nyata di pandangan semua orang.

Dosa apa saya?


No comments:

Post a Comment

Kalau menurutmu, bagaimana?