here |
"Rin, kenapa ndak pergi salat?"
Mengedikkan bahu, "lagi males aja."
"Kenapa je'e?"
"Saya lagi marah sama Tuhan."
Kemudian teman-teman melotot, nyengir prihatin, terus mau nanya
lebih lanjut tapi saya langsung pasang muka tembok.
Hamba tak tahu malu saya ini.
Sebelum saya melanjutkan cerita, curhatan, ungkapan hati ini, bagi
siapa pun anda yang membaca ini, yang sudah mengambil ancang-ancang mau
ceramah, ngeluarin hadis dan kutip ayat, lebih baik tinggalkan saja postingan
ini. Saya sedang tidak butuh dinasehati, tidak butuh diingatkan apa lagi
disembur. Saya cuma ingin ngomong.
(Tulisan ini gila. Iya serius Gila. Mending kalau imanmu kuat (atau ndak kuat), ndak usah baca. Siapalah saya ini berani ngomongin Tuhan).
(Tulisan ini gila. Iya serius Gila. Mending kalau imanmu kuat (atau ndak kuat), ndak usah baca. Siapalah saya ini berani ngomongin Tuhan).
Karena apapun yang saya lakukan tadi, seratus persen saya sadari
salah.
Apa pun yang tadi ada di dalam kepala saya, adalah pemikiran yang
guoblok tenan.
Saya manusia, wajar kalau salah. Kalau saya benar terus artinya
saya malaikat (mustahil!) kalau saya salah terus juga artinya saya setan (kemungkinan
iya!). Saya manusia, yang hatinya sudah meng-alien-asi.
Kembali ke percakapan pembuka di atas. Jujur saja, sejak kemarin
saya sudah malas salat (lagi!). ndak tahu kenapa, rasanya pengen aja gitu
bolos. Nggak ada alasan khusus. Namun terkadang, alasan tak masuk akal itu
sering kali tidak diterima, dan penanya menginginkan alasan yang lebih make
sense. Ya sudah sekalian aja bilang malas, lagi marah sama Tuhan, ngambek gua.
Atau mungkin... memang itu alasannya.
Saya memang benar-benar marah sama Tuhan. Tapi enggan mengankui,
tinggi gengsi gituuu...
Tuhan kok, boleh murka sama hamba-Nya.
Tapi hamba-Nya kok, ndak boleh marah ya sama Dia?
(Kemudian terdengar suara ceramah dari seberang.
Langsung ambil air wuduh, buka sajadah).
Saya sadar, kemarin dan hari ini saya mulai kafir lagi, saya
khilaf...jadi maafin saya ya, Tuhan.
Pelacur yang memberi minum anjing saja kau masukkan ke surga,
Masa saya ndak?
Tadi, teman sempat nanya lagi, pas pulang dari kuliah....
"Kenapa ko ndak salat?"
"Lagi marah ka'. Tapi ndak sepenuhnya sih... malas ajaaa...
malas.... Untuk saat ini, saya cuma tidak ingin salat. Saya tidak ingin
mengelabui Tuhan."
Karena saya sadar, sekali pun saya sujud tadi, saya ndak ikhlas sujud. Sudah ratusan sujud
mungkin saya lakukan, tapi jarang banget tuh saya mikirin yang saya sujud-i.
Justru ketika sedang tidak sujud, saya malah mikirin dia.
Mikirin dia.
Mikirin apa saja yang sudah dia lakukan dalam hidup saya.
Mempertanyakan keberadaannya.
Ngajakin dia ngomong meskipun sedang tidak dalam balutan kain
panjang dan tangan yang menengadah.
Kayak ngajakin teman ngobrol, sambil kentut tetap aja diajak
dialog meski ndak ada yang balas.
Sudah dianggap teman....
Ndak apa toh? Ndak salah kan kalau kita mau temenan sama Tuhan.Yang salah itu kalau kita temenan, tapi ternyata ada maunya. Ngek.
(Kemudian ternyata Tuhan naksir saya.... )
Makanya mungkin saya sering dikatain sinting (tapi tanpa ini pun
saya juga udah agak miring beneran sih).
Mungkin postingan ini akan mencerminkan kalau saya adalah tipe
hamba yang... 'Semau Gue'.
Mau diapa lagi, inilah saya. Kalau heran ya silakan tanya sama
yang Nyiptain saya, kenapa makhluk dengan karakter seperti ini bisa muncul ke
dunia.
Tuhan, Apa maumu sebenarnya?
(Cuma Tuhan yang boleh jawab.)
Maafin, karena hari ini saya sudah bikin Kamu gengges lagi. Kekkekekekekekek....PS. Buat teman-teman yang baca, jangan ngikutin gaya ku ya. Ntar Tuhan malah tambah gengges lagi, saya mengaruhin orang buat jadi gila. Sudah cukup satu di dunia ini, tak perlu ditambah lagi makhluk yang kayak saya ini.
Wah keren tulisan ini. Kayak ngegampar...dan jarang loh cewek yang gamblang jujur kayak gini. Kebanyakan orang munafik di depan tapi ga berani ngaku. Ya namanya manusia, pasti ada rasa malesnya, itu juga pernah kejadian sm aku loh. Suka tulisan ini. Polos, jujur, apa adanya, dan yang penting, ga munafik.
ReplyDeleteHehhee, terima kasih kakaaa....
DeleteSusah banget kalau mau mengaku gamblang di depan orang-orang, karena terkadang, orang-orang lebih senang menyela omongan lebih dulu, tanpa mendengarkan alasan. Padahal sebenarnya, kalau orang ngomong, menyampaikan sesuatu kan, hanya untuk didengar, bukan unutuk diceramahi....
Lebih enak ngomong lewat tulisan.... heheheh... mungkin ini yang membuatnya jujur (meskipun masih nggak jelas) kekekekek
Aku punya pendapat lainn, mungkin Tuhan itu kesepian makanya menciptakan alam semesta ini. So apakah kita hanya tontonan bagiNya untuk mengisi kesendiriannya? Apakah Dia benar butuh solat kita? sujud kita? atau mungkin benar itu hanya bukti keagungannya? masih saya pertanyakan semua pertanyaan itu dikepala saya
ReplyDeleteTuhan tanpa ciptaan-Nya?
DeleteTuhan tanpa hamba?
Dunia tanpa manusia? apalah artinya....
Kemungkinan Tuhan kesepian mungkin ada. Tapi Tuhan kan adalah Tuhan, sementara rasa kesepian itu kan manusia yang punya...
Tuhan (menurut pemikiran sok tahu saya), mungkin tidak butuh ibadah kita. Buat apa coba? Udah punya segalanya toh?
Ibadah, mungkin hal seperti itu bukan untukNya saja, menurut saya.
Pendapat umumnya, ibadah adalah suatu cara yang kita lakukan untuk menunjukkan ketaatan kita kepada Tuhan...
Namun, lebih dari itu Ibadah, sebenarnya efeknya bakalan balik ke diri kita sendiri juga sih....
Misalnya kayak sedekah, untuk mengajarkan kita tentang saling memberi dan mengasihi. Apalah artinya dunia ini tanpa rasa saling mengerti dan mengasih, saling memberi? Dunia bakalan pelitttt.... Dunia bakalan berakhir dengan ketidakpedulian....
Kalau tentang salat ada sesuatu sih, efek, yang dirasakan, tapi susah diungkap dengan kata-kata. Rasanya abstrak tapi efeknya ada. Beneran.
Baahhh... kalau ngomongin masalah kayak gini emang sedikit susah, tapi selalu ada waktu untuk belajar.... kikikikiki....