Ternyata Ku Tak Sekuat Itu~

Friday, August 4, 2017

source

Jadi, di postingan ini gue mau cerita tentang sesuatu yang menimpa gue kemarin.
Sakit telinga, men.
Jadikan sebenarnya tuh gue sudah sekitar setahun lebih ada gangguan telinga, telinga gue suka gatal-gatal gitu dan kalau dikorek yang keluar sejenis bercak-bercak putih yang agak encer dan kadang suka ada suara berdesing-desing. Awalnya gue pikit telinga gue cuma perlu dibersihkan aja, bingung juga gimana cara mengatasinya sampai suara berdesing-desing itu jadi tak tertahankan lagi, gatal luar biasa parah sampai gue korek-korek seniat-niatnya niat.

And then, that happen. Telinga gue sakit. Di situ gue langsung panik, searching-searching di Google telinga gue kenapa. Ada macam-macam lah penjelasannya, jamuran lah, ada infeksi, kemasukan benda asing, dsb-dsb-dsb. Terus kan yah, kalau searching gejala buat self-diagnose di Google tuh kemungkinannya cuma dua, kita jadi bersyukur abis karena ternyata  apa yang kita alami itu biasa-biasa aja atau kita jadi panik gila udah mikir hidup tinggal tiga jumat gegara kita kena penyakit langka dan mematikan.
So gue panik, besoknya gue langsung kabarin Mamiya buat temenin gue ke puskesmas. Singkat cerita pas di Puskemas, gue kan mau berobat pakai Askes. Ternyata Askes gue sudah kadaluwarsa, sudah nggak bisa dipakai kecuali gue update lagi askesnya di kantor BPJS (hah?), terus ya udah lah, gue cuma diperiksa bentar sama dokter puskesmas buat diberikan surat rujukan ke rumah sakit. Di rumah sakit dengan segala biroraksinya bla-bla-bla, gue langsung ke THT, diperiksa dengan dokternya....
"Oh, ini karena banyak kotorannya di dalam..."
"Suka da korek-korek telinganya itu, Dok." Mamiya celetukannya hhhh~
"Lain kali jangan dikorek ya telinganya, supaya kotorannya tidak terdorong ke dalam." pesan dokternya, gue cuma manut-manut aja sambil menunggu telinga gue disemprot sama dokternya. Setelahnya gue cuma dikasih antibiotik aja sama dokter. Beres?
 Nggak.
Terjadi lagi beberapa sekitar enam bulan kemudian. Kali ini di telinga sebelah kanan. Sakitnya minta ampun ya Allah! Penyebabnya? Again, karena gue gue korek-korek. Soalnya gatal abis, gatal bangettt. Sakngt sakitnya, gue nggak tenang tidur, muter-muter kayak jam mencari posisi terenak supaya nyeri di telinga ini bisa sedikit mereda. Telinga yang sakit ditekan pakai bantal, sakit kayak disilet dari dalam. Berbaring dengan kepala menghadap ke sebelah kiri? telinga berdenyut-denyut. Kuingin malam itu cepat berlalu...

Pagi datang, jam delapan teng gue ke rumah sakit, kali ini di antar sama Rini teman kost gue. Lagi, dengan birokrasi yang belit-belit dan karena gue bego juga (kan kalau pasien yang pakai BPJS harus ngantri ini itu dulu, sedangkan kalau pasien tanpa BPJS tinggal lenggang kangkung aja ke poli periksa. Gue pasien tanpa BPJS harusnya nggak usah antri diloket layanan, tapi tetep antri dan bolak balik loket karena gue nggak ngeh sama penjelasan petugasnya, duh!)

Pas di poli THT, diperiksa lagi dengan dokternya uwuwuw~
"Aduh, bengkak telinganya ini dek."
Hhhhh, gue pikir sudah ada Amanita muscaria yang tumbuh di sana.
Terus telinga gue nggak disemprot, tapi cuma dikompres aja dan dresepkan antibiotik yang sama. 
Apakah masalah telingaku sudah beres?

No, hunnybunny....
Again, yesterday I got my earache.
Iya karena gue korek-korek lagi, ya.
Iya, gue bandel iya.
Hhhh...
Tapi kan gue korek-koreknya beberapa hari yang lalu, terus kenapa sakitnya baru sekarang? Hmmm...
Misteri itu akhirnya terungkap.
Jadi kan pas kemarin siang, gue mau balik lagi ke RS yang biasa gue datangi, kali ini diantar sama Tatarichan. Kita sampainya di sana tuh tengah hari dan ternyata Poli THT sudah tutup.
Kalau seandainya gue jadi diperiksa untuk ketiga kalinya di RS ini, dapat payung cantik lah gue harusnya yaaaa~
Tapi ya gitu deh.
Akhirnya gue balik ke rumah sementara Tatarichan ke kampus.
Di perenungan gue yang panjang dan telinga yang berdenyut-denyut parah, gue nge-Line Mamiya, karena kebetulan dia juga pernah telinganya sakit tapi berobat ke dokter praktik.
Long short story, gue akhirnya janjian sama Mamiya buat ke dkter praktik setelah maghrib. Itu selama penantian menuju maghrib tuh rasanya nyiksa bener dah. Gue bingung gimana mau memposisikan kepala gue. Tiduran sakit, pas duduk puyeng.
Akhirnya setelah maghrib, gue sama Mmaiya berangkat ke tempat dokter praktik itu. Dan di sana pun, kita mesti nunggu lagi karena ternyata dokternya belum datang. Kita menunggu sekitar satu setengah jam lebih, baru akhirnya dokternya datang.
Pas telinga gue diperiksa....
"Apa keluhanmu?"
"Telinga sakit, dok. Sering juga gatal."
"Sering dikorek?"
"Iya, dok."
Dokternya kemudian memeriksa telinga gue pakai alat apa itu yang bentuknya kayak mikrometer sekrup tapi ujungnya kerucut, 
"Bengkak sekali ini telingamu, ckckck, bernanah... apa lagi itu di dalam?"
Really? Is there something that grows in my ear?
"Jangan ko makan mie instan, bakso, ayam potong (ayam goreng krispy ala-ala maksudnya)...."
Kemudian dokternya memasukkan ujung spoit yang lumayan besar yang kayaknya biasa dipakai buat menyuntik sapi (badan spoitnya yang besar, bagian jarunya mah diganti pakai selang kecil) dan proses pembersihan telinga gue dimulai. Disemprot pakai air, terus di-suction, dibersihin pakai kapas, di semprot lagi. Terus telinga sebelah kiri gue juga dibersihkan.
In the end, karena telinga gue masih terasa sakit dikompres. Pemeriksaan selesai dan kemudian bayar dan ke apotik buat tebus obat. Dokternya berpesan supaya gue nggak makan sembarnagn dulu (makan tanah, makan batu, makan rumput…).
Pas gue lihat resepnya, ya ampun banyak obatnya. Ada empat, untung kecil-kecil. Satu doang yang kapsul gede.
obat yang banyak dan mahal ini~
Setelah dari dokter tuh gue merasa agak sakit hati sih, karena ternyata tubuh gue nggak sekuat itu. Gue pikir gue nggak punya alergi, tahan banting, tahan lapar, tahan dibuat menunggu olehmu #ehhh. Namun ternyata selama ini, selama lebih setahun telinga gue suka gatal-gatal karena gue alergi sama beberapa makanan tertentu. Not only to bullshit, but also to mie instan, telur, bakso, ayam gorengf, MSG etc etc. Padahal selama itu tuh gue selalu gangguin Tatarichan gegara dia suka alergi aklau makan telur dan makanan-makanan yang kandungan MSGnya tinggi.
Ternyata gue juga kayak gitu....
Huweeeeeee~
Padahal kan semua makanan yang jadi pantangan itu adalah makanan andalan anak kost kayak gue. Terus nanti gue makan apa dong?
"Makan sayur, tahu, tempe..."
Yhaaaa~
Masak sayur tahunya cuma sayur bening doang pake garam, tahu-tempe tahunya yang goreng tepung. Haduh diriku ini.
Jadi?

Yosh! So moral of the story adalah jangan suka korek-korek telinga (Dikorek parah sampai kayak dibor tuh telinga), kalau ada gatal-gatal cek dulu apakah kita ada alergi sama sesuatu atau nggak, dan.... berobat itu mahal, sakit itu mahal, tapi di atas segala-galanya sehat itu mahal abis. Jadi hargailah kesehatan kita, rawat tubuh kita baik-baik, usahakan jangan sakit dan jangan cari penyakit. Karena, man, sakit tuh nggak enak!

Yo, see you next time yaaa!

No comments:

Post a Comment

Kalau menurutmu, bagaimana?