source |
Jadi, di postingan ini gue mau cerita
tentang sesuatu yang menimpa gue kemarin.
Sakit
telinga, men.
Jadikan
sebenarnya tuh gue sudah sekitar setahun lebih ada gangguan telinga, telinga
gue suka gatal-gatal gitu dan kalau dikorek yang keluar sejenis bercak-bercak
putih yang agak encer dan kadang suka ada suara berdesing-desing. Awalnya gue
pikit telinga gue cuma perlu dibersihkan aja, bingung juga gimana cara
mengatasinya sampai suara berdesing-desing itu jadi tak tertahankan lagi, gatal
luar biasa parah sampai gue korek-korek seniat-niatnya niat.
And
then, that happen. Telinga gue sakit. Di
situ gue langsung panik, searching-searching
di Google telinga gue kenapa. Ada macam-macam lah penjelasannya, jamuran lah,
ada infeksi, kemasukan benda asing, dsb-dsb-dsb. Terus kan yah, kalau searching gejala buat self-diagnose di Google tuh
kemungkinannya cuma dua, kita jadi bersyukur abis karena ternyata apa
yang kita alami itu biasa-biasa aja atau kita jadi panik gila udah mikir hidup
tinggal tiga jumat gegara kita kena penyakit langka dan mematikan.
So gue panik, besoknya gue
langsung kabarin Mamiya buat temenin gue ke puskesmas. Singkat cerita pas di
Puskemas, gue kan mau berobat pakai Askes. Ternyata Askes gue sudah
kadaluwarsa, sudah nggak bisa dipakai kecuali gue update lagi askesnya di
kantor BPJS (hah?), terus ya udah lah, gue cuma diperiksa bentar sama dokter
puskesmas buat diberikan surat rujukan ke rumah sakit. Di rumah sakit dengan
segala biroraksinya bla-bla-bla, gue langsung ke THT, diperiksa dengan
dokternya....
"Oh,
ini karena banyak kotorannya di dalam..."
"Suka
da korek-korek telinganya itu, Dok." Mamiya celetukannya hhhh~
"Lain
kali jangan dikorek ya telinganya, supaya kotorannya tidak terdorong ke
dalam." pesan dokternya, gue cuma manut-manut aja sambil menunggu telinga
gue disemprot sama dokternya. Setelahnya gue cuma dikasih antibiotik aja sama
dokter. Beres?
Nggak.
Terjadi
lagi beberapa sekitar enam bulan kemudian. Kali ini di telinga sebelah kanan. Sakitnya
minta ampun ya Allah! Penyebabnya? Again,
karena gue gue korek-korek. Soalnya gatal abis, gatal bangettt. Sakngt
sakitnya, gue nggak tenang tidur, muter-muter kayak jam mencari posisi terenak
supaya nyeri di telinga ini bisa sedikit mereda. Telinga yang sakit ditekan
pakai bantal, sakit kayak disilet dari dalam. Berbaring dengan kepala menghadap
ke sebelah kiri? telinga berdenyut-denyut. Kuingin malam itu cepat berlalu...
Pagi
datang, jam delapan teng gue ke rumah sakit, kali ini di antar sama Rini teman
kost gue. Lagi, dengan birokrasi yang belit-belit dan karena gue bego juga (kan
kalau pasien yang pakai BPJS harus ngantri ini itu dulu, sedangkan kalau pasien
tanpa BPJS tinggal lenggang kangkung aja ke poli periksa. Gue pasien tanpa BPJS
harusnya nggak usah antri diloket layanan, tapi tetep antri dan bolak balik
loket karena gue nggak ngeh sama penjelasan petugasnya, duh!)
Pas di
poli THT, diperiksa lagi dengan dokternya uwuwuw~
"Aduh,
bengkak telinganya ini dek."
Hhhhh,
gue pikir sudah ada Amanita muscaria
yang tumbuh di sana.
Terus
telinga gue nggak disemprot, tapi cuma dikompres aja dan dresepkan antibiotik
yang sama.
Apakah
masalah telingaku sudah beres?
No, hunnybunny....
Again, yesterday I got my earache.
Iya
karena gue korek-korek lagi, ya.
Iya, gue
bandel iya.
Hhhh...
Tapi kan
gue korek-koreknya beberapa hari yang lalu, terus kenapa sakitnya baru
sekarang? Hmmm...
Misteri
itu akhirnya terungkap.
Jadi kan
pas kemarin siang, gue mau balik lagi ke RS yang biasa gue datangi, kali ini
diantar sama Tatarichan. Kita sampainya di sana tuh tengah hari dan ternyata
Poli THT sudah tutup.
Kalau
seandainya gue jadi diperiksa untuk ketiga kalinya di RS ini, dapat payung
cantik lah gue harusnya yaaaa~
Tapi ya
gitu deh.
Akhirnya
gue balik ke rumah sementara Tatarichan ke kampus.
Di
perenungan gue yang panjang dan telinga yang berdenyut-denyut parah, gue
nge-Line Mamiya, karena kebetulan dia juga pernah telinganya sakit tapi berobat
ke dokter praktik.
Long short story, gue
akhirnya janjian sama Mamiya buat ke dkter praktik setelah maghrib. Itu selama
penantian menuju maghrib tuh rasanya nyiksa bener dah. Gue bingung gimana mau
memposisikan kepala gue. Tiduran sakit, pas duduk puyeng.
Akhirnya
setelah maghrib, gue sama Mmaiya berangkat ke tempat dokter praktik itu. Dan di
sana pun, kita mesti nunggu lagi karena ternyata dokternya belum datang. Kita
menunggu sekitar satu setengah jam lebih, baru akhirnya dokternya datang.
Pas
telinga gue diperiksa....
"Apa
keluhanmu?"
"Telinga
sakit, dok. Sering juga gatal."
"Sering
dikorek?"
"Iya,
dok."
Dokternya
kemudian memeriksa telinga gue pakai alat apa itu yang bentuknya kayak
mikrometer sekrup tapi ujungnya kerucut,
"Bengkak
sekali ini telingamu, ckckck, bernanah... apa lagi itu di dalam?"
Really? Is there something that grows in my ear?
"Jangan
ko makan mie instan, bakso, ayam potong (ayam goreng krispy ala-ala
maksudnya)...."
Kemudian
dokternya memasukkan ujung spoit yang lumayan besar yang kayaknya biasa dipakai
buat menyuntik sapi (badan spoitnya yang besar, bagian jarunya mah diganti
pakai selang kecil) dan proses pembersihan telinga gue dimulai. Disemprot pakai
air, terus di-suction, dibersihin
pakai kapas, di semprot lagi. Terus telinga sebelah kiri gue juga dibersihkan.
In the end, karena telinga gue
masih terasa sakit dikompres. Pemeriksaan selesai dan kemudian bayar dan ke
apotik buat tebus obat. Dokternya berpesan supaya gue nggak makan sembarnagn
dulu (makan tanah, makan batu, makan rumput…).
Pas gue
lihat resepnya, ya ampun banyak obatnya. Ada empat, untung kecil-kecil. Satu
doang yang kapsul gede.
obat yang banyak dan mahal ini~ |
Setelah
dari dokter tuh gue merasa agak sakit hati sih, karena ternyata tubuh gue nggak
sekuat itu. Gue pikir gue nggak punya alergi, tahan banting, tahan lapar, tahan
dibuat menunggu olehmu #ehhh. Namun ternyata selama ini, selama lebih setahun
telinga gue suka gatal-gatal karena gue alergi sama beberapa makanan tertentu. Not only to bullshit, but also to mie
instan, telur, bakso, ayam gorengf, MSG etc etc. Padahal selama itu tuh gue
selalu gangguin Tatarichan gegara dia suka alergi aklau makan telur dan
makanan-makanan yang kandungan MSGnya tinggi.
Ternyata
gue juga kayak gitu....
Huweeeeeee~
Padahal kan
semua makanan yang jadi pantangan itu adalah makanan andalan anak kost kayak
gue. Terus nanti gue makan apa dong?
"Makan
sayur, tahu, tempe..."
Yhaaaa~
Masak
sayur tahunya cuma sayur bening doang pake garam, tahu-tempe tahunya yang
goreng tepung. Haduh diriku ini.
Jadi?
Yosh! So moral of the story adalah
jangan suka korek-korek telinga (Dikorek parah sampai kayak dibor tuh telinga),
kalau ada gatal-gatal cek dulu apakah kita ada alergi sama sesuatu atau nggak,
dan.... berobat itu mahal, sakit itu mahal, tapi di atas segala-galanya sehat
itu mahal abis. Jadi hargailah kesehatan kita, rawat tubuh kita baik-baik,
usahakan jangan sakit dan jangan cari penyakit. Karena, man, sakit tuh nggak
enak!
Yo, see you next time yaaa!
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?