Source Copyright |
Minggu yang padat,
lembar-lembar tugas
yang belum diperiksa, mempersiapkan pelajaran dan ujian, mengeluarkan air mata
karena makanan yang enak, menghadapi beragam jenis manusia, memahami perasaan,
mengabaikan keinginan diri sendiri, menahan rasa lelah, hati yang berat di dini
hari, dan menarik senyum di pagi hari. Semuanya dilakukan setiap minggunya,
tentu dengan kombinasi urutan yang berbeda-beda tiap harinya. Hingga di akhir
minggu, ketika dia datang, rasanya menyenangkan dan kosong. Semua beban dari senin
hingga jumat sore ditahan hingga tumpah ruah ketika bertemu jumat malam, ketika
akhir minggu datang bingung harus berbuat apa. Menyelesaikan tugas rumah atau
melatih otot kaki agar kuat lari dari kenyataan atau atau tidur-tiduran seperti
ampas peradaban yang sudah kehilangan nafsu hidup.
Niat
bangun pagi, tapi tidur pukul dua pagi dan bangun jam sembilan pagi. Membuka
mata dan mengkhayal sedang duduk di kamar mandi dan menyikat baju.Cuci baju
selesai. Kemudian menjemur karpet, dan menyapu rambut-rambut rontok yang
melekat padanya. Banyak sekali rontoknya yang jika sampai tahap ini bisa-bisa
ada pitak di kepala. Lalu menyapu kamar, menyeduh kopi, membuka laptop, dan
belajar. Betapa sibuknya pikiranku, dengan tubuh yang enggan bangkit dari
kubur--kasur.
Tapi
harus bangun, meskipun jarum jam sudah menunjuk angka dua belas dan bakalan
terlalu berkeringat mengangkat karpet tengah hari begini. Tapi mau bagaimana
lagi, resiko kemalasan. Kalau tidak begini, tidak ada pekerjaan yang jadi,
semuanya terhambat, dan bisa menciptakan anxiety esok pagi. Tentu, tidak ingin
berangkat bekerja dengan perasaan yang cemas dan tidak siap. Digaji bukan untuk
bermalas-malasan. Ya sudah, harus ditutup tulisan ini. Hari ini cukup samai di
sini. Sudah pukul dua malam. Akhir minggu selesai.
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?