Bermalas-Malasan di Akhir Minggu

Sunday, August 25, 2019

Source Copyright


Minggu yang padat,
lembar-lembar tugas yang belum diperiksa, mempersiapkan pelajaran dan ujian, mengeluarkan air mata karena makanan yang enak, menghadapi beragam jenis manusia, memahami perasaan, mengabaikan keinginan diri sendiri, menahan rasa lelah, hati yang berat di dini hari, dan menarik senyum di pagi hari. Semuanya dilakukan setiap minggunya, tentu dengan kombinasi urutan yang berbeda-beda tiap harinya. Hingga di akhir minggu, ketika dia datang, rasanya menyenangkan dan kosong. Semua beban dari senin hingga jumat sore ditahan hingga tumpah ruah ketika bertemu jumat malam, ketika akhir minggu datang bingung harus berbuat apa. Menyelesaikan tugas rumah atau melatih otot kaki agar kuat lari dari kenyataan atau atau tidur-tiduran seperti ampas peradaban yang sudah kehilangan nafsu hidup.
Niat bangun pagi, tapi tidur pukul dua pagi dan bangun jam sembilan pagi. Membuka mata dan mengkhayal sedang duduk di kamar mandi dan menyikat baju.Cuci baju selesai. Kemudian menjemur karpet, dan menyapu rambut-rambut rontok yang melekat padanya. Banyak sekali rontoknya yang jika sampai tahap ini bisa-bisa ada pitak di kepala. Lalu menyapu kamar, menyeduh kopi, membuka laptop, dan belajar. Betapa sibuknya pikiranku, dengan tubuh yang enggan bangkit dari kubur--kasur.
Tapi harus bangun, meskipun jarum jam sudah menunjuk angka dua belas dan bakalan terlalu berkeringat mengangkat karpet tengah hari begini. Tapi mau bagaimana lagi, resiko kemalasan. Kalau tidak begini, tidak ada pekerjaan yang jadi, semuanya terhambat, dan bisa menciptakan anxiety esok pagi. Tentu, tidak ingin berangkat bekerja dengan perasaan yang cemas dan tidak siap. Digaji bukan untuk bermalas-malasan. Ya sudah, harus ditutup tulisan ini. Hari ini cukup samai di sini. Sudah pukul dua malam. Akhir minggu selesai.

No comments:

Post a Comment

Kalau menurutmu, bagaimana?