source |
Jika orang lain yang kau kejar, lantas apa arti dari seluruh percakapan ini? Jam-jam malam yang dihabiskan di telepon? Kiriman-kiriman instragram lucu berikut curahan-curahan hari yang melelahkan?
Jangan membuat bingung.
Kan sudah
kubilang, jika orang lain yang ada di dalam hati dan pikiranmu, maka kejarlah
sampai dapat, dan jangan lagi berbicara padaku. Sehingga tuntaslah mata rantai
yang menyakitkan ini.
Kamu
memiliki banyak, sedangkan aku sedikit. Kenapa datang lagi padaku jika tidak
benar-benar ingin tinggal? Kenapa datang hanya untuk membicarakan orang lain
yang terus membayangi kepalamu?
Kesepian
adalah hal yang menyedihkan, kau tahu itu. Sudah lama kubersamai rasa sepi ini,
tapi jelas aku tidak suka dengannya. Jadi berhentilah membuat orang lain merasa
sepi dengan datang-pergimu yang tidak jelas maksudnya itu. Karena kau punya
banyak, sedangkan aku sedikit.
Berhentilah
meminta kawanmu berperan sebagai penyambung lidah, dia bukan Tirto Adji.
Memalukan dan melelahkan bagiku, orang lain turut dibawa-bawa dalam kubangan
menyedihkan ini. Kamu yang punya urusan, kawanmu yang kudera.
Bukannya
aku tidak peduli, tapi bagiku ini sudah cukup.
Cukup
dengan yang tidak pasti.
Cukup dengan diriku yang memberi banyak perasaan.
Cukup
dengan diriku yang memelihara banyak harapan.
Cukup
dengan pikiran panjang "entah apakah ini baik-baik saja
untukku." setelah percakapan telepon hingga jam tiga pagi.
Cukup
dengan rasa sesak di tenggorokan karena "Kamu datang menceritakan hal-hal mengusik dan menyenangkan tentang orang lain, yang meskipun diceritakan dengan nada usang tapi aku tahu kamu cuma berusaha mengingkari perasaanmu."
Hingga di pecakapan terakhir, pada satu titik yang membuatku bertanya-tanya "Rini, what's the point? ndak capek ko kah? Berhenti mii."
Capek
loh, dengan hal-hal yang tidak jelas diikuti harapan yang lucu. Lelah untuk terpaku pada omongan-omonganmu. Lelah memberitahu diri untuk terus
berhati-hati agar tidak melepaskan terlalu banyak, dan ujung-ujungnya tahu kalau itu tidak bermakna.
Dari
segala hal-hal melelahkan yang terjadi padaku, aku juga ingin istirahat
sejenak. Aku ingin pulang ke rumah, yang meskipun kosong, tapi setidaknya
membuatku tenang. Aku ingin ketika pulang ke rumah, tidak ada hati sakit yang
menyambutku pulang. Aku ingin ketika aku pulang ke rumah, ada hal-hal baik yang
merangkulku.
Jadi kamu
berhentilah. Tidak ada janji yang belum kamu tepati, karena bagiku sudah
kuanggap lunas.
Kudoakan
kamu baik-baik saja dan bahagia, tuntas segala yang membuatmu sulit.
Kamu
sudah punya banyak.
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?