[Movie] Inside Out, Animasi Tentang Emosi di Dalam Kepala

Saturday, August 15, 2015

Source

Haloooooo....
Guys, udah berapa hari ini gue nggak posting lagi? Hohoho....
Harusnya tuh hari ini gue udah ngepost dua postingan, satu tentang kamar mandi dan satu flashfiction, but gue kena distraksi saat menulis dan sepanjang hari ini gue dengar lagu galaunya Fiersa Besari yang berjudul Waktu yang Salah. Gara-gara si Anggi nih, jadinya gue dengerin terus tuh lagu dan ujung-ujungnya jadi baper. Hadehhhh.
But, let's forget about the posts that not yet come and galau song, now we will talk about a movie that I already wacthed.

Jadi gue tadi barusan habis nonton film animasi Inside Out yang gue peroleh secara illegal *I'm sorry, but I can't help*. Gue tahu film animasi ini mungkin pas baca suatu artikel film terus tadi gue lihat gambar posternya di suatu web, gue samar-samar ingat kalau film ini bercerita tentang emosi-emosi yang hidup di dalam kepala kita. Emosi-emosi ini lah yang mengatur apa-apa saja yang 'kita' rasakan seharian penuh. Gue agak-agak nggak ngeh juga sih awal ceritanya ini tentang apa tapi lama-lama sampai akhir gue ngeh juga. #ApaanSih
Nah, mungkin gue nggak bakalan tulis review gue tentang film ini, kalau review mah udah banyak di luar sana. Gue mungkin akan lebih membagi pengalaman gue setelah nonton film ini. Jadi film ini bercerita tentang emosi-emosi yang berada di dalam kepala seorang anak yang bernama Riley. Emosi-emosi itu ada lima, Joy (bahagia, ceria), Sadness (Sedih, Galaumpret), Fear (takut), Anger (marah), dan Disgust (apa artinyaaa*???*, talkactive, cerewet, rambling banget. Tahu lah pasti kita selalu punya sesuatu di dalam kepala kita yang HOBI banget ngomong dan yaaahhhh agak-agak rese). Kelima emosi ini hidup di tempat di dalam kepala Riley yang disebut Headquarter yang terhubung dengan lima pulau kepribadian dan Memori Jangka Panjang Riley.
Kayaknya nih ye, setiap orang punya satu emosi mayor yang menjadi pemimpin di dalam kepala seseorang, yang akan membentuk seseorang itu akan memiliki pembawaan yang seperti apa. Misalnya di dalam film ini, si Riley adalah anak yang ceria banget, ini karena Joy yang kayak pemimpin dari ke lima  emosi yang ada di dalam kepala Riley. Atau Anger yang memimpin di dalam kepala bapaknya Riley dan Joy yang memimpin di dalam kepala ibu Riley (Iya, setiap orang punya lima emosi itu).
Selain emosi mayor, mereka juga punya emosi minor. Sesosok emosi yang yaaahhh gitu deh, semacam tersisihkan, terbuang, diacuhkan (nggak ini gue lebay aja, baper). Dan di kepala Riley, emosi yang minor itu adalah Sadness. Ya iya juga sih, yang jadi penguasa di sana kan si Joy yang emang bertolak belakang banget dengan Sadness. Pas bagian awal-awal filmnya tuh gue sebel banget sama Joy dan Sadness. Kenapa?
Joy and Sadness
Joy itu sosok yang positif banget. Mpret banget. Ada gitu sosok yang super-duper-ceria always optimist always positive. Udah kayak testpack yang habis dikencingin ibu hamil, positif mulu. Terus dia bener-bener mengatur segalanya. Dia bener-bener positif, selalu memandang hal yang baik-baik saja, selalu membuat Riley ceria dan kurang merasakan emosi-emosi yang lain (Iya sih, kan Joy artinya bahagi, masa' Joy harus bikin Riley merana? Lagi pula dia memang emosi yang men-set Riley ini sebagai anak yang berpembawaan ceria).
Terus Sadness. Gilaaaaaa. Ada banget gitu sosok yang ya ampun negatiiiiiiiiiffff mulu. Udah kayak testpack yang dikencingin laki. Negatif beut. Sedih mulu. Galau selalu. Apa aja yang disentuh sama Sadness pasti bakalan berubah warna jadi biru dan suasana tiba-tiba jadi sedih, hampa, merana, dna terlara-lara tak tahu jalan pulang #ApoBangetDeh. Huuuuf, pokoknya kita yang baru ngeliat Sadness aja udah males banget, ada gitu makhluk kayak gini?

Tapi kan itu udah kodrat mereka keleuuuuussssssss.... T.T
#NihCewekKalauKomenNggak Nyante

Dan di film ini, setiap orang punya yang namanya core memory, semacam memori garis miring kenangan yang akan selalu kita ingat. Kebanyakan atau semua core memory Riley ini adalah core memory yang bahagia yang membentuk kepribadiannya. Di film ini Riley punya lima station kepribadian *????*. Yaitu Goofy (konyol), Friendship/Friendly (ramah, sayang sahabat), Hockey (Riley hobi dan jago banget main Hockey), Honest (jujur), dan Family (mungkin kalau di The Sims 3 inilah yang disebut dengan sifat Family oriented). Setiap station kepribadian itu akan diisi dengan memori-memori atau perasaan-perasaan yang Riley rasakan setiap harinya.
Nah, hidup si Riley ini tuh bahagiaaaaa banget. Dia punya orang tua yang sayang banget sama dia, punya sahabat, punya hobi yang dia cinta banget, dia anak yang jujur, dan punya imajinasi yang lucu, konyol, apalah-apalah-colorfull-ceria binggo.
Sampai negara api menyerang....
Riley sekeluarga pindah ke San Fransisco.
Di sini harusnya tuh Riley sedih, karena dia akan meninggalkan rumahnya, sahabatnya, teman setim Hockey-nya, kenangan-kenangannya. But, life must go on nggak ada waktu buat sedih. Dia harus tetap optimist dan positif. Begitu sampai di SF, segala keceriaan yang berusaha dibangun Joy di dalam kepala Riley mulai terasa dipaksakan. Riley nggak bisa sedih karena itu 'nggak' Riley banget.
Masalahnya mulai bermula ketika Riley di minta memperkenalkan dirinya di depan teman-teman barunya di SF. Riley awalnya gugup (di sini Fear mengambil kendali), namun Joy dengan cepat membuat Riley mengingat kenangannya bersama keluarga lewat core memory. Namun, semuanya menjadi kacau karena Sadness menyentuh core memory itu dan tiba-tiba aja Riley jadi sedih dan segalanya jadi nggak terkontrol dan Riley pun memiliki memori baru, yaitu memori sedih pertama yang akan masuk menjadi core memory. Joy yang nggak pengen Riley punya core memory yang buruk berusaha untuk menghalangi bola memori yang baru terbentuk yang sedang menuju lintasan untuk masuk ke tempat core memory. Sadness yang pada saat itu mungkin udah ngerasa bosan dan capek dan lelah dijadikan sebagai perasaan yang terbelakang (ceileh terbelakang) berusaha untuk menghalangi tindakan Joy. Maksudnya dia kan juga mau jadi bagian dari core memory, dia lelah tersisihkan.
Dan Booommmmm!!!
Joy yang sudah mau membuang memori kacau itu terdorong oleh Sadness, bola-bola di core memory berjatuhan dan terhisap ke dalam tabung pembuangan memori. Joy dan Sadness berusaha untuk menyelamatkan semua bola-bola core memory dan pada akhirnya nggak berhasil dan malah terhisap ke dalam tabung pembuangan memori.
Dan petualangn baru pun di mulai.
Di Headquarter tinggal Anger, Fear, dan Discuss yang tersisa dan Anger yang mengambil alih (Bila dilihat dari pemimpin emosi di kepala Ayah dan Ibu Riley, bisa dilihat bahwa hukum persilangan ilmu biologi ada di sini. Joy *Ibu* yang dominan nggak ada, jadilah Anger*Ayah* yang resesif yang muncul #HahahahIlmuTetepJalan). Segalanya jadi kacau karena Riley bawaannya marah-marah mulu. Dia jadi kesepian karena nggak punya teman di sekolah barunya dan gagal saat bertanding hocckey karena emosinya yang meledak-ledak.
Sementara itu, Joy dan Sadness terdampar di dalam labirin-labirin yang menyimpan memori jangka panjang Riley. Mereka berusaha balik ke headquarter guna mengembalikan bola-bola core memory ke tempatnya dan menyelesaikan segala kekacauan yang mungkin saja terjadi. Cobalah bayangkan dua sosok yang begitu bertolak belakang saling bekerja sama untuk pulang. Satunya positif banget, satunya negatif banget. =='
Selama di Labirin Memori Jangka Panjang, mereka bertemu dengan petugas yang kerjaannya tuh membuang memori-memori yang nggak penting. Gue jadi berpikir jangan-jangan ada petugas yang kayak gini juga di kepala gue. Hihihihi.... Mereka juga ketemu teman imajinernya Riley, Bingbong. Makhluk imajiner separuh gajah, separuh kucing, separuh lumba-lumba, dan separuh kembang gula. Gila? Namanya juga makhluk hasil imajinasi anak-anak. 
Demi kembali ke headquarter, mereka pun berusaha untuk naik kereta yang membawa bola-bola memori kosong ke headquarter. Perjalanan mereka untuk balik ke headquarter tuh oke banget. Mereka masuk ke dalam ruangan yang namanya Ruang Abstrak, terus ke Pulau Imajinasi, Studio Pembuatan Mimpi dan Penjara Hal yang Ingin Dilupakan.
Terus ada juga lagu jingle iklan yang selalu saja diingat Riley. Sama seperti kita yang kadang selalu ingat jingle iklan. Kayak gue nih baru-baru ini selalu inagt jingle iklan Oreo yang baru itu, yang ada vampir dan ikan hiu-nya. #SalahFokus
Satu persatu pulau-pulau kepribadian Riley runtuh karena kekacauan yang tercipta di headquarter. Perjalanan Joy, Sadness, dan Bingbong juga nggak lancar dan penuh dengan  hambatan. Dan selama perjalanan itu, Joy akhirnya bisa melihat gimana sebenarnya Sadness bisa berguna.
Untuk lebih jelasnya dan untuk mengetahui endingnya gimana, kalian nonton aja deh. Film ini oke banget, recommended banget. Apa lagi buat kalian yang suka pusing-pusing deng perubahan mood kalian. Kalian mungkin yaaaahhh, bsia sedikit berimajinasi tentang sosok-sosok yang menghidupkan kepala kalian. Meski pun gue tahu, kepala manusia itu nggak sesimpel  apa yang ada di film ini.
Di film ini ada dua adegan yang bikin gue nyesek. Mau nangis tapi nggak bisa. Ughhhhh sedih....

Nah, dari film ini tuh kita bisa belajar bahwa kita tuh nggak mesti selalu bahagia, selalu terlihat ceria. Nggak mesti. Ada kalanya kita juga butuh bersedih hati, butuh menangis untuk melepaskan beban yang kita rasakan. Untuk itulah air mata tercipta. Untuk mengeluarkan perasaan-perasaan yang udah nggak mampu lagi kita tanggung.
Seperti kata Sadness di film ini:

"Cry helps me slow down and blablabla the right way of the problem. Ooh."

"I don't know, I just feel sad."

Sorry buat quotes yang gagal ini soalnya gue nonton nih film tanpa subtittle. Nggak bisa download subtittlenyaaaaa!!!! T.T #SadnessMenguasaiHeadquarternyaRhyme

Pokoknya, sekali-kali, kita butuh nangis sekali-kali. Kita butuh takut sekali-kali. Kita butuh marah sekali-kali. Begitu juga dengan bahagia, lo, gue, kita, butuh bahagia sekali-kali. Jangan sedih melulu :D
Merasakan takut, malu, marah, sedih, itu boleh. Sah-sah aja, tapi jangan keterusan karena kalau keterusan bakalan merusak diri kita sendiri. Kita bisa aja lumpuh secara emosional. Kan serem banget, nggak punya emosi. Ihhhhhhhh

Endingnya nih film, oke, keren, awesome, amazing.
Hohoho!


No comments:

Post a Comment

Kalau menurutmu, bagaimana?