Enggan Marah

Monday, February 1, 2016

"Mil, gue...  gue pengen sendiri aja sekarang.  Bisa kan?"

"Maksud kamu apa?"

"Kita pisah ya?  Gue lagi nggak pengen terlibat hubungan apa-apa sekarang. Nggak pengen terlibat sama siapa-siapa."

Wajah gadis di hadapannya berubah pias .  Padahal, baru tadi mereka tertawa beraama-sama, saling bergandengan tangan, masih belum hilang rasa hangat itu dari genggaman tangan mereka berdua dan sekarang lelaki itu minta mereka untuk berpisah?

"Bisa ya?"

Reza bangkit dari duduknya, ia bahkan tidak menunggu sampai Mila mengeluarkan persetujuannya.  Baginya, tidak perlu lagi meminta persetujuan ketika kebenaran telah terungkap.  Dia lelah berkubang dalam kebohongan.  Keputusannya, sama seperti ketika dia membaca sms di handphone Mila, telah dia pikirkan baik-baik. 

"Nggak ada orang ketiga kan?"
Tanya Mila.  Ini terlalu mendadak baginya.

Langka kaki Reza terhenti.  Pemuda itu menoleh, menatap kembali gadis yang dulu ia sayang.  Sekarang pun masih, tapi kecewa berikut marah telah memenuhi hatinya.  Pertanyaan macam apa itu?!

"Harusnya, kamu menanyakan pertanyaan itu ke dirimu sendiri. Kamu pasti udah tahu jawabannya kan?"

Kejut menguasai Mila.  Kini Reza merasa selesai dengan perempuan itu.  Sudah waktunya ia melepaskan perasaannya.
Tidak perlu membalas dendam.

No comments:

Post a Comment

Kalau menurutmu, bagaimana?