Hola!
Aku kembali lagi, setelah
berhari-hari hanya ongkang-ongkang kaki dan berenang-renang dalam empang
keseharian yang membosankan. Jadwal mengisi blog yang diharapkan bisa empat
kali sebulan kini jadi mandek, di bulan-bulan terakhir ini aku hanya menulis dua,
bahkan hanya sekali saja.
Pada tulisanku sebelumnya di rumah
ini, aku menyatakan bahwa aku tidak akan mengeluh lagi. Namun pada kenyataannya
memang lebih mudah melanturkan omongan dibanding melakukannya. Berhenti
mengeluh tidak segampang yang aku kira, nah, lihat, sekarang pun aku mengeluh
lagi.Jadi aku hanya ingin bilang bahwa bila kau ingin melakukan sesuatu, kau
harus memulainya dengan niat yang sungguh-sungguh atau apa yang kau inginkan
hanyalah menjadi tai yang mengambang di jamban. Hanya ada untuk dibuang dan
dilupakan.
Bila kukatakan aku mengalami
kemerosotan intelektual sesungguhnya aku tidak berbohong.
Tentu aku tidak
segera berubah menjadi seekor kerbau dungu yang perlu dicucuk hidungnya baru
mulai bekerja. Hanya saja semakin ke sini aku merasa bahwa aku menjadi sulit
berpikir. Ada banyak hal yang berseliweran di dalm kepalaku dan semunya menjadi
campur aduk, tak bisa kubedakan lagi mana yang penting dan mana yang tidak.
Pada akhirnya, karena lelah dan pusing memutuskan mana yang harus kukerjakan lebih
dulu, aku memilih tidur atau bermalas-malasan sembari memantau perkembangan
hidup orang lain di gawai. Sungguh kehidupan.
Aku kerap mengeluhkan otakku yang
makin tidak bisa diajak bekerja sama, namun sesungguhnya yang menjadi masalah
utama adalah kemalasanku. Serta, yang paling utama dan menjengkelkan adalah,
kebiasaanku dalam menunda-nunda sesuatu.
Aih, menunda memang paling assik.
Aku punya satu laporan yang harus
aku selesaikan sebelum hari sabtu, satu set perangat pembelajaran sebelum hari
jumat, belajar untuk satu ujian esok hari, satu tugas kelompok yang harus
rampung rancangannya hari jumat, belajar untuk ujian hari sabtu, menyelesaikan
makalah, dua alias satu tugas proposal dan mengisi website pembelajaran sebelum
hari jumat dan empat buah laporan yang harus selesai senin depan,
Lihat lah, aku punya satu paragraf
pekerjaan yang harus aku selesaikan dalam minggu ini dan sekarang aku memilih
untuk mengeluhkannya di tempat ini. Bila melihat dari isi paragraf di atas kau
tentu sudah bisa menyimpulkan bahwa yang menjadi masalahku adalah tugas dan
tugas dan tugas kuliah yang segambreng banyaknya. Mungkin kau akan menilai
diriku sebagai manusia yang tak tahu membagi waktu, mahasiswa yang terlalu
terpaku pada tugas, pemburu nilai paling tinggi, haus indeks prestasi di atas
tiga koma lima. Tak masalah kau berpikir seperti itu. Yah beginilah kehidupan
pencari ilmu yang kehidupannya hanya berputar pada rumah-kampus-rumah-kampus,
tanpa ada ekspansi kemana-mana.
Ya, aku katak dalam tempurung yang
tak tahu apa-apa mengenai dunia ini.
Kebiasaan menundaku ini harus segera
kuhilangkan. Jelas. Tentu saja. Wajib dan tak bisa ditawar-tawar lagi. Harus
segera kulenyapkan dari jagat semesta ini atau hidupku hancur. Yang menjadi
penghalang adalah, aku tidak tahu caranya. Ide-ide semacam mengatur skala
prioritas apalah itu sama sekali tidak manjur dan hanya menjadi omong kosong
buatku.
Ahaha yeah, entah kenapa aku jadi
senang membumbui omonganku.
Dan yah, tiba-tiba saja aku
merindukan masakan tumis pete-tiram-tempe buatan Mama.
Ya Tuhan, nampaknya aku hanya kangen
saja!
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?