Adik-adik yang Mau Ke Makassar |
Hola gue
balik lagi manTemans!
Postingan
blog terakhir gue pas bulan november yang ember tentang kehidupan satu bulan
gue pas KKN. Dua bulan yang lainnya? Terlewati tanpa ada tulisan apa pun.
Tertunda dan tidak tertulis dengan beragam alasan. Sibuk ngajar lah, sibuk
kerja proker lah, sibuk ini itu. Padahal sih sebenarnya nggak juga. Nggak
sibuk-sibuk banget karena gue masih punya banyak waktu buat baca buku dan
bermalas-malasan. Hehehehe...
Kehidupan
gue setelah selesai KKN bisa dibilang.... hmmmm... sedikit kosong. Ahahaha. Ini
karena kesibukan gue udah mulai nggak ada gitu. Seminggu pertama sih masih ada
kan ya gue kerja laporan. And seriously saat-saat selama
seminggu belakangan ini tuh sibuk banget, belum lagi waktu lagi sibuk-sibuknya
bertepatan dengan kedatangan siswa dari SMA yang gue ajar ke Makassar.
Nisaaaaaaa!!! |
Karena
kedatangan mereka, dengan sendirinya laporan dan tandatangan dosbing hilang
berganti dengan acara bakar-bakar ikan dilanjutkan dengan ngumpul-ngumpul di
warkopnya senior gue. Main Uno Stacko dan main kartu, cerita bodo-bodo, terus
begadang sampai pagi, terus bangun siang.
Hari Minggu gue stay di rumah sama Fifi teman posko gue sampai sore. Terus ternyata anak-anak pada mau pergi mengunjungi rumahnya kakak KKN-PPL tahun jadinya kita ke sana dulu berhubung lokasinya juga dekat dengann kost gue. Sampai di sana kita nongkrong-nongkrong dulu. Kemudian janjian sama anak-anak yang lain ke Anjungan Pantai Losari. Kan Bagas nih ceritanya nggak ikut ngumpul tadi karena dia mau ketemuan dulu sama temannya, jadinya Titin sama Aldy pergi nyariin Bagas. Acara pencariannya tuh jadi susah karena ternyata, Bagas sudah move dari meeting point-nya dan hapenya lowbat. Parah.
Mau pergi berlayar yeeeyyy! |
Gue dan Nisa |
Titanic Gaya Baru ala Dhyos dan Zetra |
Setibanya di Anjungan Pantai Losari, kita keliling-kelling dulu,
terus kita naik kapal. Naik doang sih nggak ikut berlayar. Terus duduk-duduk di
pinggir Anjungan sambil nungguin teman yang belakangan datang.
Mr. Bao |
Syuting video klip bede' ini :D :D |
Nisa Family dan Onty Anti :D |
Tapi pemirsa....
... Badai
datang dan itu merusak segalanya.
Nggak ada
satu pun dari rencana kita semua yang berhasil (makan-makan,keliling kota,
karaokean). Semuanya batal, padahal hari itu gue pengen banget makan
pisang epe rasa coklat, durian, dan keju. Uwuuwuwuwuwu. Bukan hanya badai, tapi
salah satu dari siswa yang datang sudah mau pamit pulang, Karena ternyata eh
ternyata... beberapa diantara siswa yang datang pamitan ke orang
tuanya kalau mereka cuma mau ke Pinrang yang cuma tetanggaan sama
Parepare, bukan ke Makassar yang jaraknya 150 kilo dari Parepare. Woaaahhh
daebak!
Nah
gara-gara itu deh, gara-gara ada beberapa yang minta pulang sama ada yang mau
stay di Makassar mereka jadi terbelah dua dan terpisah-pisah. Ada yang ke sana
ada yang ke situ lalala. Mereka jadi terpisah dan kita kakak-kakanya juga udah
pada pusing mikirin ini mereka mau dikemanain lagi. Gimana caranya supaya
mereka bisa ngumpul dulu di satu tempat.
Akhirnya
gue, Titin, Anti, sama Fifi kembali ke rumah karena sebagian anak-anak ada yang
mau nginap di rumahnya kakak KKN-PPL tahun lalu terus sebagiannya lagi ada yang
mau nginap di rumahnya Ulvha teman posko gue. Anti balik ke kost-annya
sementara gue bertiga kembali ke kost gue. Merenungi kenapa hari ini kok begini
amat. Titin yang rencana awalnya mau kembali ke kafenya temen gue malah
berakhir tidur di kost gue.
Terus ini
ada kejadian lucu banget.
Kan kita
semua nih keluar rumah belum pada makan semua, jadi pas tengah malam kita
bertiga lapar parah. Warung di samping rumah udah tutup. Jadi jalan
satu-satunya ya kita pergi belanja di mart atau warung pinggir jalan. Nah Titin
tuh satu-satunya orang yang lancar bawa motor di antara kita bertiga dan dia capek
banget. Alhasil, gue yang baru belajar naik motor, yang bodo-bodo naik motor,
yang narik gas aja susah, didapuk buat pergi beli mie instan.
"Untuk
pertama kalinya Rin kukasih ko motorku, bawa mii pergi beli indomie."
Titin tuh
orangnya ogah banget kalau gue pakai motornya dan sekarang kasih kunci motor ke
gue. Gue ngakak-ngakak sambil ambil tuh kunci motor sementara Fifi berulang
kali bertanya yakin nggak gue nih bisa bawa tuh motor? yakin nggak?
"Yakin,
bisa jii sa bawa ini motor. Tenang mkoo..."
"Bisa
jkoo ga Ime? nanti mukasih jatuh ka'"
"Tidak
jii lah, ayok mii pergi!"
"Maaa...
Ime, beranimu."
"Berani
jii itu Rime nah, cuma takutnya jii saja sama keramaian. Ini kunci eh, pergi
mkoo beli. Saya Mie soto nah. Sama kalau kebetulan (kebentulan!) juga itu warung
jual cabe rawit sama jeruk nipis, belikan juga nah..."
Mana ada
Titiiiiinnnnnnn!
Jadi lah
gue berangkat dengan ngakak-ngakak dan Fifi yang khawatir dia bakalan pulang
dengan selamat atau pulang ke surga. Kan di sepanjang lorong gue itu ada
banyak polisi tidur, jadi gue yang belum lancar bawa motor ini masih suka
tersendat-sendat gitu kalau pas lewat polisi tidur. Badan jadi
terguncang-guncang, perut yang emang mules karena belum makan ajdi tambah mules
gegar kena guncangan pas naik motor. Karena masih belum stabil bawa motor, gue
selalu oleng dan Fifi selalu aja bilang "baik-baik ko Rime bawa ii
baik-baik ko...".
Ternyata
guys, Indomaret sudah tutup secara waktu itu kan sudah lewat jam duabelas
malam. Terpaksa kita cari warung yang masih buka. Terus kan ada warung yang
dekatnya Indomaret, tapi sayangnya gue kelewatan jalannya. Terus kan gue masih
belum tahu gimana caranya putar balik motor di tengah jalan. Akhirnya...
"Fi,
jangan mii kita putar di sini nah, tidak kutahu caranya putar balik motor. Kita
berputar di Pertamina saja...."
"Huahahahhahahaha...."
Dan
Pertamina tempat gue putar balik tuh lokasinya jauh banget, lebih jauh tempat
mutarnya daripada warungnya. Fifi di atas motor ketawa-ketawa ngakak, gue
lebih-lebih mikirin betapa bodonya tingkah gue ini. Terus pas balik ke rumah
lagi, kan masih ada polisi tidur yang dilewati sebelum gerbang rumah dan polisi
tidurnya tinggi banget, jadinya....
"Fi,
turun ko deh, nanti kukasih jatuh ko.... Lain-lain caraku tarik gas kalau lewat
ini polisi tidur."
Akhirnya
Fifi terpaksa turun jalan kaki sampai gerbang terus gue dorong tuh motor.
Allah.... bodor bener dah.....
Pas sampai
rumah Titin malah tidur terus cuma gue sama Fifi yang makan.
Seninnya...
Dari jam
sembilan sampai jam duabelas siang gue tungguin dosbing KKN karena katanya hari
selasa besok adalah hari terakhir pengumpulan laporan jadi otomatis hari senin
harus selesai semua urusan tandatangan dan laporan dan sebagainya. Tapi
berhubung anak-anak bakalan pulang hari senin makanya gue tinggalin acara tunggu-tunggu
dosbing dan beralih ke kostnya Titin buat nganter anak-anak pulang. Pas sampai
di kostnya Titin, gue nunggu lagi selama satu jam sampai anak-anak siap
berangkat, tapi sebelum berangkat kita nongki-nongki dulu di MCD. Terus kita
cus lagi ke rumahnya Kak Fajrin karena nanti anak-anak bakalan berangakt
dari sana. Pas sampai di rumah Kak Fajrin, kita masih mesti menunggu lagi
karena ternyata motornya Ondong dipakai sama Ulvha, dan Ondong temenin Anggun
buat ke kampus nungguin dosen. Well hidup ini penuh dengan
menunggu-menunggu-dan menunggu....
Ini Bagas, baru ketemu es krim norak beut |
Mr. Bao dan isra pamer hasil rampokan dari kostnya Titin |
Pasukan Tiga Kelor :D (Isra, Dhyos, Titin, Agung, Bagas, Mr. Bao) |
Zahra bersama Andalangnya :D <3 |
Dan di
sinilah... bencana yang sesungguhnya terjadi.
Salah satu
siswa yang datang, Agung, mengeluh sakit kepala. Terus salah satu temanku kasih
obat. Bukan cuma satu, tapi dua obat. Merek X dan Y, dan adik... hah.... wanna
cry... meminum kedua obat tersebut. Setengah jam pertama si Agung mengeluh,
kelopak matanya bengkak dan dia bukannya membaik malah jadi tambah lemas. Di
situ deh ketahuan kalau ternyata Agung tuh ada alergi sama antibiotik tertentu
dan juga dia langsung minum tuh obat dua-duanya. Wah parah gila!
Jadinya dia
dikasih minum air kelapa, tapi masih nggak mempan. Setengah jam kemudian dia
udah lemas banget padahal teman-temannya sudah mau berangkat pulang. Nggak
lama, eh, dia jadi nggak sadarkan diri lagi. Dan akhirnya Agung dibawa ke rumah
sakit. Tiga puskemas nolak buat rawat dia dan akhirnya dia dibawa ke rumah
sakit dekat kompleks rumahnya Kak Fajrin.
Gue, Anti,
Anggun, Zahra, Fifi, Fifi Fisika, Zhaky, Uppa dan temannya Uppa pada
nyusul ke rumah sakit dan ternyata di rumah sakit tuh Agung masuk IGD. Dia
diharuskan buat rawat inap dan dokter bilang dia tuh kritis. Sampai-sampai dia
harus pakai tabung oksigen dan alat pendeteksi denyut jantung. Itu adalah kali
pertama ada kenalan gue yang pakai perlengkapan begitu di rumah sakit. Senin
kemarin serius hectic banget, gue pulang ke rumah cuma buat
mandi doang, makan pun cuma sempat makan roti sama minum air putih terus balik
lagi ke rumah sakit sambil bawa -bawa laporan yang belum selesai dikerjakan sama
bawa-bawa log book yang belum selesai ditulisi. Hah, parah.
Pas sampai
di rumah sakit dan masuk ke ruang IGD gue lihat Agung dipasangi alat pendeteksi
denyut jantung... wah... pengen nangis gue. Balum lagi dari cerita
teman-temannya bilang kalau bapaknya Agung galak, bayangan di kepala gue udah
enggak-enggak. Selama gue ngerjain log book dan sampai orang
tuanya Agung datang dari Parepare ke Makassar, gue udah siap lahir batin
digampar. Biar dah nih pipi biru-biru kena tonjok, ya mau gimana lagi kalau kita
udah bikin anak orang sakit?
Tapi
untungnya pas orang tuanya Agung datang mereka masih pasang wajah bersahabat.
Hah...
syukurlah....
Gue baru
pulang jam dua pagi, itu pun nggak pulang ke kost tapi ke rumahnya Zahra. Di
sana pun nggak langsung tidur tapi kita-kita semua pada diskusi dulu karena
anak-anak belum pada pulang dan beberapa orang tua mereka sudah pada
marah-marah karena anaknya nyasar ke Makassar, mengabaikan sekolah selama tiga
hari, dan tetap aja belum pulang-pulang.
Briefing tengah malam di rumahnya Zahra |
Selasanya....
Hari yang
penuh dengan penantian.
Sejak jam
sepuluh gue sama Fifi di kampus buat nunggu Dosbing. Sebelum itu pun gue jalan
kaki ke tempat fotokopi buat ngambil laporan yang sempat gue ubah. Karena
begini nih ceritanya....
Ada gosip
beredar bahwa ternyata buku penilaian PPL tuh tidak dijilid bersamaan dengan
laporan, melainkan dijilid sendiri sama seperti log book, jadinya
buku penilaian dan laporan harus dipisah. itulah malamnya sebelum kembali ke
rumah sakit gue pergi ke tempat fotokopi buat memisahkan buku penilaian
PPL gue sama laporan PPL gue.
Terus pas
sampai di kampus, nunggu di SSquare lantai 4. Terus janjian sama Titin buat
ketemu di sana juga, pas Titin d atang malah bawa info kalau sebenarnya buku
penilaian, log book, dan laporan tuh dijilidnya sama, nggak
terpisah. Serius saat itu gue pengen banget banting meja. Gue udah capek-capek,
ganti jilidan laporan pula gegara info gaje dan itu sia-sia? Hahhhhhhhhhh!!!
Terus gue
nunggu lagi dari jam 1 sampai jam 5 buat dapat tandatangannya salah satu
dosbing. Hujan-hujanan lah, lapar pula, kepala udah sakit, pengen nangis karena
rasanya tersiksa banget. Ini sih akibatnya kalau suka tunda-tunda pekerjaan,
akhirnya pada mepet-mepet deh di belakang, belum lagi dengan tambahan kejadian
rumah sakit kemarin. Rasa-rasanya tuh diri nggak mau berhenti menghela napas
panjang.... Hahhhhhhhhhhhhhh!
Meskipun
begitu, pada akhirnya gue dan teman-teman gue berhasil dapat tanda tangan dan
hari selasa kemarin berakhir dengan baik meskipun kita nggak jadi kumpul
laporan.
GWS Agung :D |
Itulah
ringkasan minggu yang sibuk ini.
Postingan
pertama di 2017 selesai!
Yuhu
banzai!
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?