yeah? |
Akhir-akhir ini gue ngerasa makin
berat aja hidup gue. Kenapa?
Nggak tahu.
Ada masa di mana hal-hal random, perasaan-perasaan acak mampir begitu saja di
dalam kepala gue dan mengacak-acak isinya.
Kemarin
gue stress berat, lagi, karena masalah penelitian gue. Yang kayaknya ya
ampun ini beneran bisa gue kerjain nggak sih? Gue bingung gimana cara bikin bab
empatnya, pembahasan penelitian gue. Gimana yah, gue takut banget dibantai gitu
loh pas seminar nanti.
Gila.
Udah
kayak mau mati aja kemarin. Stress banget. Beban di kepala gue tuh beraaat dan
penuhhh banget.
Bikin
takut aja.
Karena,
karena kemarin tuh gue mulai mikir "gue takut mati. Anjing, gue nggak mau
mati." yang mana merupakan sebuah kumpulan, puncak gunung es dari
pikiran-pikiran negatif gue. Gue takut kalau gue nggak bisa mengendalikan diri,
mengatasi stress gue yang ya ampun nggak penting banget ini, dan melakukan
hal-hal yang konyol.
Stupid banget nggak?
Gue banyak
pikiran.
Wisuda
buat bulan empat tahun ini, bakalan ditutup pendaftarannya tanggal 23 bulan
depan. Dan gue belum menyelesaikan apa pun sementara gue merasa pertanyaan
orang-orang sangat memburu dan menekan. Pembahasan masih di situ-situ saja, gue
bingung terus. Padahal deadline pendaftarannya tinggal sebulan lagi. Tapi kok
gimana yah, gue nggak ada semangat buat ngerjain ini semua. Baru masalah skripsi doang nih.
Jangan
kan semangat buat ngerjain skripsi, semangat buat hidup aja hampir menyentuh
angka nol.
Sudah
berkali-kali gue tulis, bertahun-tahun kayak deh, gue merasa kehilangan tujuan
hidup. Maksudnya, gue ini hidup buat apa sih?
Kenapa
gue nggak bisa menemukan, menentukan hal yang gue suka?
Kenapa
gue nggak bisa menemukan hal yang mau banget gue lakukan dan dnegan senang hati
gue laksanakan seumur hidup? Kenapa gue takut banget mengambil langkah,
mengambil resiko, bergelantungan pada satu pilihan hidup?
Gue harus
tahu apa yang gue mau, dan itu bahkan nggak ada selintas pun di pikiran gue
hal-hal yang menarik minat gue. Udah kayak anti duniawi aja, tapi nggak mau ke
akhirat juga.
Semakin
lama, gue semakin banyak melakukan hal-hal yang bodoh. Yang gue rasa, pada
titik tertentu, gue merusak diri gue sendiri. Gue jadi makin nggak bener dengan
tingkah bodoh-bodoh gue. Makn nggak teratur, tidur nggak teratur, hidup boros,
malas komunikasi sama ornag, gampang tersinggung, malas ngapa-ngapain. Hah.
Udah kayak mayat hidup gue.
Nih kan,
makin nyalahin diri sendiri lagi.
Gue
berusaha untuk selalu berpikir positive,
everything will be alright. But, that
negative thing always stay behind me. Membuntuti gue, seolah-olah ingin mengingatkan
kalau gue itu ... nothing.
Gue kayak
mengalami penurunan fungsi kognitif.
Gue bosan
menyemangati diri gue sendiri. Orang-orang datang, bertanya ini itu, berkeluh kesah,
but.... gue mau berkeluh kesah di mana? Di saat gue tahu setiap orang itu sudah
punya masalah masing-masing. Gue bingung mau ngomong sama siapa. Gue capek ya,
ngomong sendiri, semangatin diri sendiri. Gue tahu, gue cukup. Tapi ada masanya
di mana gue butuh orang lain buat dengar keluh kesah gue, omongan brengsek gue,
pikiran-pikiran busuk setan gue. Tpai gue nggak bisa bebas melakukan itu karena
gue nggak mau dicap brengsek, dicap aneh, di-ya-ampun-nih-orang-setan-banget-sih.
Tapi aku
tahu, orang lain nggak bakalan bisa tahan sama gue. Terpapar dengan kenegatifan
seperti ini, bisa bikin orang lain kabur duluan.
Nggak
ada yang tahan sejauh ini.
Nggak ada
yang bisa.
Karena?
Gue yang
nggak pernah puas.
I'm worst at talking with other people. Can't express my feeling. I suffered from myself.
I became so toxic. I want more more more, but I can’t give you
anything.
That’s the worst thing in myself.
But I don’t know how to stop it.
I... I just don’t know how to love myself.
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?