Sekala Niskala [Source] |
Hola!
Jadi hari
ini aku mau cerita-cerita tentang film Indonesia yang beberapa hari (minggu)
lalu aku tonton, yaitu Sekala Niskala. Film ini di Makassar cuma tayang dua
hari saja, yaitu tanggal 8-9 Maret. Kutelat dapat infonya, dan nanti setelah
temanku bikin instastory tentang film ini baru kungeh kalua ternyata sudah
lewat jadwalnya, huhuhu. Eh tapi yha,s etelah cari-cari tahu dan ini dikasih
tahu sama teman juga (Thanks Dira!) ternyata ada acara nobar film ini di Mall
Panakukang. Oke, yokkkk nonton deh. Cus aja meskipun nonton sendirian tanpa
pendamping, uwuwuwu.
Aku lebih penasaran sih sebenarnya,
yang kayak gimana sih film festival itu? Aku belum pernah sih nonton film festival
(film yang promosinya gede-gedean aja jarang). Kan biasanya film festival itu
jauh beda banget model-model ceritanya dengan film-film yang ‘marak’ ada di
bioskop. So, dengan harapan yang
besar aku nonton deh filmnya.
Terus tuh
kemarin, karena kita para penonton telat sekitar lima sampai sepuluh menit
masuk bioskop, jadi bagian awal filmnya itu ndak sempat aku tonton. Buat aku,
film Sekala Niskala ini dan film-film yang mengangkat cerita unik lainnya
adalah jenis film yang harus ditonton sejak awal. Kenapa? Supaya aku bisa engaged dengan ceritanya, bisa sedikit
banyak paham dengan konflik yang terjadi di film ini. Memang sih, kalau nanti bakalan
ketahuan juga ini tokoh yang ada di film pada kenapa, tapi karena ketinggalan
bagian awalnya jadi kurang ngeh sampai 10 menit kemudian. My Bad.
Film ini
membuatku bingung dan bertanya-tanya di selama film tersebut diputar.
Why that happen?
Why she act like this?
What's wrong with that child head??? *adegan yang malam-malam di tengah sawah itu yang ada sekumpulan
anak kecil disorot dan ada anak kecil yang posisi kepalanya beda sendiri itu
asli seram beut*
Apa arti
dari setiap gerakan tarian Tantri?
Apa yang
ingin disampaikan lewat ayam dan monyet itu?
Well, I'm thinking. Bahkan
saat menulis hal ini pun membuatku menerka-nerka, apakah maksudnya seperti
ini? Hummm, tapi plis lah Rin, you bukan movie
expert. You cuma manusia kemarin sore yang nginjek lantai bioskop. Hhhhh,
otakku saja sih yang belum nyampe ini.
Well, menurut penalaran
bodo-bodoku ini yah, anak-anak yang setiap malam bersama Tantri itu adalah
perwujudan kehidupan Tantra. Dan saat mereka mulai ada di rumah sakit, memenuhi
kamar Tantra... well man, that's the time.
Merinding sendiri aku.
Salah satu
bagian yang paling bikin aku trenyuh adalah pas adegan Tantri dimandiin sama
Ibunya di parit-parit sawah, ketika mereka membicarakan kerinduan kepada
Tantra. Cara mereka membicarakan Tantra, gerakan ibu dalam menggosok cat di
wajah tantri, diamnya tantri, dan pelukan ibu. Gimana yah, sakit saja
melihatnya.
Mereka
terlihat begitu sedih dan rindu.
Adegan paling kusuka [source] |
Wujud
kesedihan dan sepi itu dihadirkan Tantra ke layar lewat tari-tarian dan
nyanyian yang dalam hal ini akan terjadi ketika malam tiba. Sementara kalau pas
lagi siang, sepinya Tantri terlihat lewat berbagai aktivitas yang dia lakukan
sedirian, makan, ibadah, main. Jadi sendiri. Sebelum Tantra masuk rumah sakit,
mereka makan bareng, kalau dibuatkan telur ceplok, telurnya dibagi. Tantri lebih
suka dengan bagian putih telur, sedangkan Tantra dengan bagian kuning telurnya.
Pikoknya mereka itu saling melengkapi deh. Seimbang banget.
Kepolosan
Tantri begitu terlihat dari berbagai cara yang dia lakukan untuk menghibur
saudara kembarnya, salah satunya dengan mengajaknya bermain peran sebagai ayam.
Tapi yang paling asyik kulihat sih yang pas dia membawa hewan peliharaannya di
bagian awal main film. Tak peduli aturan sih yha. :D :D
Aku
melihat film ini sebagai film yang terlalu sepi, sepi yang rasanya berat sekali
sampai bikin sesak. Terus pas sampai di akhir cerita, byar! Langsung tidak
karu-karuan hati ini.
Kayaknya sih jamak banget sih yah pendapatku ini, tapi Sekala Niskala itu adalah film yang penuh perasaan. Perasaannya itu tidak hanya dijabarkan dalam kata-kata (dialog pun sedikit cuy), tapi lewat gerak-gerik pemain, tari-tariannya, musiknya.
Aku speechless sih pas nonton fim ini.
Aku speechless sih pas nonton fim ini.
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?