Kalau kupikir-pikir, sejak lima tahun lalu, sejak
motivasi untuk menulis dan membaca buku menghilang aku mulai memiliki kesukaan
yang aneh-aneh. Sebenarnya, tentang menulis itu sudah mulai muncul sejak
akhir-akhir SMA, di saat banyak kebingungan melanda. Akan memasuki era baru
dalam hidup, memilih universitas dan jurusan untuk berkuliah, besar-besarnya
hasrat untuk cabut dari rumah, merasa sedikit terasing di dunia nyata dan di
dunia maya.
Dengan banyak
hal macam-macam yang dipikirkan, hasrat untuk menulis turun... kemudian disusul
hasrat membaca. Tiga tahun berikutnya, kemalasan itu memuncak. Tulisan-tulisan
di blog ini menjadi begitu gelap, tidak ada fiksi yang kuanggap berhasil,
membaca buku pun hanya buku yang ditulis oleh penulis yang kusukai, itu pun setelah
kujeda berminggu-minggu.
Kalau kulihat
sekarang, ya aku merindukan hal itu. Rasa ketika kamu berhasil menciptakan
sesuatu yang unik, asli diproses di dalam kepalamu, hal yang begitu privat
karena hanya kamu yang punya, hanya kamu yang bisa bikin. Merindukan memberi
makan pikiranku, yang sekarang makanan pikiran itu hanya teronggok di samping
meja belajarku. Ada buku yang sudah tiga tahun kubeli, sudah kusobek pula
plastiknya, dan baru beberapa BAB yang kubaca.
Maksudku toh...
kenapa aku jadi semalas itu ya?
Dan aku jadi
mengeksplorasi hal-hal lainnya. Hal-hal yang cuma bisa kukhayalkan sebelumnya,
karena di masa lalu aku ngga bisa melakukan hal itu. Tidak punya cara untuk
mendapatkannya.
Ada masa di mana
aku suka mencoba-coba make up.
Tahun depannya, karena
tidak sengaja dan bahkan ini aku cuma iseng aja. Aku pegang sumpit temanku,
terus iseng-iseng sok merajut pakai tali kur, eh jadi. Anjir. Padahal ngga ada
ilmu, ngga ada basic, kok bisa jadi rajutannya? Kepancing aku. Mulailah
aku belajar merajut.
Terus berhenti
di tengah jalan. Padahal aku udah punya satu set jarum crochet, dengan
benang-benangnya empat gulung. Tapi aku tinggal di tengah jalan karena ternyata
aku tidak sesabar itu untuk melakukan hal-hal yang berulang-ulang. Dan hal yang
tidak aku duga dari merajut adalah, kegiatan itu membutuhkan konsentrasi yang
tinggi karena ada hitung-hitungannya. Kalau kelewat, ya ambyar. Bisa miring apa
pun yang dirajut. Aku pernah sudah bikin satu bagian cardigan, sudah
hampir semeter panjangnya, miring rajutannya.
Emosi.
Kubongkar.
Terus, pas mulai
ngajar di sekolah dan sering melihat siswa melukis, bikin karya, main cat....
aku jadi penasaran. Kepancing lagi otak. Mulai lah kucari-cari tutorial.
Terus... pakeeettt! Aku punya sepaket cat air, kuas lukis, dan kertas cat
air.
I
can't help! I open Shopee all the time, and search through art stores, and
choosing art supplies that I can afford with my salary.
Then
today.
Akhir-akhir ini
jadi belajar sketsa juga. Mencoba menggambar wajah ¾ view tapi selalu
tidak proporsional. Setengah isi buku sketsa A5
yang kupunya isinya gambar kepala yang kompak miring ke kekir semua. Dan
akhirnya, sudah masuk minggu ketiga kuanggurkan pensil 2Bku, tanganku mulai
kaku menggambar.
Kemudian, sudah
dua minggu tiap aku buka Shopee, aku mencari-cari ukulele. Ini semua salah
algoritma Youtube dan update-an seorang teman yang saudaranya baru saja
membeli ukulele.
Sebenarnya sudah
lama aku mau coba-coba main alat musik. Pas masih SMP, adekku dibelikan gitar.
Kulihat-lihati saja. Selama sekolah, kuselalu senang lihat orang main alat
musik, tapi aku tidak punya keberanian untuk belajar atau ikutan main.
Pemalu
bhangggshhattt.
I
hate that part of myself.
Karena aku
pikir, kalau dulu aku ngga pemalu-pemalu banget, mungkin sekarang aku sudah punya
satu hal yang benar-benar aku sukai. Hal yang mungkin tidak menjadi utama di
dalam hidupku, tapi bisa menjadi penyeimbang, bisa menjadi escape dari
kehidupan yang kadang kurang ajar ini. Sebagai pelarian, karena untuk saat ini,
aku masih kesulitan menulis. I struggle to wake up from my lazyness. I fight
it. Dan aku cari pengalih, aku merasa aku harus melakukan sesuatu. Karena
kalau tidak ada pengalih, aku bakalan tidur terus. Aku bakalan ngerasa
kesendirianku besar sekali, sepi banget anjir tiduran mulu. Aku bakalan jadi
super pemalas, dan mengiyakan mood-ku untuk tiduran saja karena rasanya hidup
begitu melelahkan.
Aku impulsif
karena ada mulut besar di bawah jantungku yang kuberi makan dan sampai saat ini
mereka tidak kenyang-kenyang juga.
Pas kemarin lah
itu, pas aku ngecekin ukulele. Aku mikir. Aku ngapain di umur segini, belanja
barang ngga jelas (((ngga jelas))), di saat orang lain, teman-temanku
yang lain sudah memulai beragam hal baru di hidup mereka? Ngapain kamu membeli
alat musik? Memangnya kamu pikir kamu bisa serius mempelajarinya? Tidak akan
kamu abaikan seperti hal-hal lain yang sudah kamu punya? Apakah tidak menjadi
onggokan di sudut kamarmu?
Untuk apa kamu
memiliki hal-hal itu? Buat apa?
Terus, sebagai
orang yang di dalam kepalanya ada banyak penghuninya ya, ada satu bagian dalam
diriku yang ngomong, "Emang kenapa? Kamu kan tidak merugikan orang lain?
Kamu membelinya dengan uang yang kamu hasilkan sendiri. Kamu ingin memilikinya
dan kamu mampu. Kamu tidak menyakit orang lain dengan memilikinya. Kenapa
begitu banyak pikiran? Ambil saja."
Simpelnya, dulu
aku ngga punya duit dan ngga punya nyali untuk membeli. Sekarang, aku punya
dua-duanya.
I
can get it and now, aku ngga malu-malu lagi (masih agak
sih, dikit) menunjukkan ketertarikanku. Ngga malu lagi diejekin, dibilangi
bikin hal-hal yang tidak jelas karena aku merasa aku sudah melalui banyak hal
untuk memikirkan omongan orang lain.
I
deal with a lot of things, and I need to escape.
Karena Mamatari
sekali setahun balik ke Makassar untuk diajak teriak ke pantai.
Teman-teman
sudah memiliki kehidupan masing-masing, begitu pula diriku sendiri.
Tidak selamanya
pekerjaan mulus.
Dunia tidak
baik-baik saja dan semakin memburuk.
Why
don't we make ourselves happy? While you can? Iya ngga sih?
Ketika kamu
hanya memiliki dirimu sendiri, jangan ragu untuk membuat dirimu senang. Karena
ketika tidak ada orang lain yang mendampingimu, yang memelukmu hanya diri
sendiri.
Ya Allah,
padahal aku mau bahas ukulele doang ini ngapa sampai ke sini dah.
Well,
intinya hari ini aku mendapat mainan baru. Hal lama yang kuinginkan dan bisa
kumiliki sekarang dengan cara yang begitu impulsif.
Udah latihan
sih, membikin keributan di kost. Lumayan sudah tahu barang empat akor.
Genjrengannya nih. Mesti mantengin Youtube lagi.
Yeah,
we need something. We need a hobby, by the way, to escape from life. To indulge
in our bubble of curiosity and willingness to learn something new.
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?