Kenapa Kamu Tak Pernah Cemburu?

Thursday, December 29, 2011


Rhyme A. Black
PresenT
Kenapa Kamu Tak Pernah Cemburu?
Naruto dan Hinata punya Masashi Khisimoto-sensei!
Hope you enjoy this short fic!
~0o0~
1... 2... 3... TAKE... ACTION!!!
-
Pict from here

Kita sama-sama melangkah masuk ke gerbang sekolah ini. Aku ingin, kamu menggenggam tanganku, menunjukkan pada dunia bahwa aku milikmu. Namun kamu hanya memasukkan kedua telapak tanganmu ke dalam saku celanamu, berlagak tak peduli di sampingku sementara aku hanya bisa menunduk sembari mencuri-curi pandang ke arah tanganmu.

'Kapan kau akan menggegam tanganku?'

Kita sama-sama memasuki kelas yang sama, kau menyapa semua orang dengan ceria sementara aku hanya tersenyum dan berjalan sendiri menuju bangkuku. Kau mengekor di belakangku, duduk di belakang tempat dudukku, melempar tas, lalu kabur bercakap-cakap dengan temanmu di sudut yang bersebrangan dengan tempat dudukmu. Padahal, aku ingin kau menepuk pundakku dan mengajakku berbicara.

Sampai akhirnya dia datang, laki-laki yang selalu kau anggap sebagai rivalmu. Dia duduk di sampingku, melempar tas sekaligus tubuhnya sebelum akhirnya dia menoleh dan berkedip padaku, menyapaku dengan suaranya yang keras dan riang, sama sepertimu.

Aku mengerling ke arahmu, berharap kau menoleh karena suara sapaan si rivalmu yang kedengaran lebih 'mesra' dibandingkan sapaan yang biasa, Tapi kau hanya asyik dengan percakapanmu dengan teman-temanmu.

Aku kecewa. Aku tidak menemukan rasa itu padamu.

Waktu istirahat tiba, aku pergi bersama teman-temanku, dan kau pergi bersama teman-temanmu. Kita sama-sama menuju kantin sayang sama dan memilih bangku yang berbeda. Tiba-tiba seseorang yang tinggi dan berkacamata datang menghampiriku. Dia membawa sebuket bunga mawar dan berlutut di sampingku.

"Maukah kau menjadi kekasihku?" katanya padaku. Aku tersentak kaget, tertegun sejenak sebelum akhirnya menoleh ke arahmu yang ternyata juga sedang memandangiku. Aku mencari apa yang aku harapkan di sana, tapi aku tidak menemukannya. Pandangan matamu tersenyum, sama seperti bibir yang selalu mengukir lengkungan yang membuatku tersipu-sipu.

Apakah kamu merasakannya?

Seseorang yang berkacamata itu masih berlutut di sampingku, sementara seisi kantin sudah bersorak-sorak kegirangan, meneriaki diriku dan seseorang yang berkacamata dengan sebuket bunga mawar di tangannya.

Aku menggeleng, menunduk. Adalah sebuah isyarat bagi dia yang sedang berlutut untuk bangkit dan pergi dengan hati yang kecewa.
Seisi kantin diam, lalu kembali sibuk dengan sendok dan mangkok mereka.

Kita sama-sama melangkah keluar dari gerbang sekolah ini. Dibawah sinar matahari yang tersipu-sipu, aku masih menatap tanganmu yang berada di dalam saku celanamu.

Kapan tangan itu akan menggegam tanganku?
Apa arti diriku bagimu?
Apakah kau merasakan rasa yang kuharapkan?

Kau menoleh, sedikit menunduk menatap diriku yang sedari tadi diam seribu bahasa.
"Hime-chan kenapa?"
Aku menggeleng pelan. Dan kamu kembali menegakkan tubuhmu, melanjutkan langkahmu yang tadi sempat terhenti.
Aku berdiri mematung. Kenapa kamu masih belum sadar juga?

"Kenapa Naruto-kun tidak pernah cemburu?" akhirnya keluar juga pertanyaan yang selama ini menghantui pikiranku.

Kamu berhenti, diam sejenak, lalu berbalik ke arahku. Ada retak yang menghiasi mataku dan kau hanya berdiri diam di sana memandangiku.
Dan kau tersenyum.
Aku memaki.
Kenapa kamu masih tersenyum melihatku begini.
Kau mendekat, "Kenapa aku harus cemburu?"

"Apa Naruto-kun tidak mencintaiku? Apa  Naruto-kun  tidak takut aku diambil orang lain?"
Kau diam.
Jangan-jangan memang benar, kau tidak mencintaiku, dan sekarang kau ragu.

Ah! lagi-lagi kau tersenyum!

"Hime-chan, kenapa aku harus cemburu?"
"Karena... karena..."
Kenapa?
"Karena?"
"Karena... kalau Naruto-kun tidak cemburu, maka  Naruto-kun  tidak mencintaiku."
Kau tersenyum, menggeleng. Mata biru cerahmu menatapku. "Karena cemburu, hanyalah rasa seorang peragu. Ragu apakah seseorang mampu mempertahankan kesetiaannya atau tidak. Cemburu artinya aku memandang sebelah mata perasaan Hime-chan. Dan untuk apa aku cemburu, saat aku percaya bahwa Hime-chan mampu setia kepadaku?"

Kamu meraih tanganku, dan seketika saja dadaku mendengkur senang.
"Aku percaya sama Hime-chan, percaya kalau di hati Hime-chan, cuma ada Naruto. Jadi ngapain Naruto cemburu kalau udah tahu isi hati Hime-chan?"

Hari itu, kau membuatku tersenyum.
Kau membuka mataku. Menyingkirkan tirai yang menutupi pandanganku.
Kau percaya padaku.

I love you, Naruto-kun.
The End.

P.s Fic sekali duduk setelah membaca sebuah artikel tentang cemburu.

3 comments:

  1. yaa elahh mee'. to tuiiittttt..^_^

    ReplyDelete
  2. Ahhh.... kau membuatku kayak orang gila rhyme, ketawa dan berteriak-berteriak sendiri di kelas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahahah... gila memang kau mpret! wkwkwk :d

      kenapa jarang update blog lagi kau tante? xixixi

      Delete

Kalau menurutmu, bagaimana?