Curhat Saya Kepada Tuhan

Sunday, June 3, 2012

from here

Untuk Tuhan yang sering saya khianati,

Tuhan, saya harap Kamu tidak marah dengan saya atas apa yang saya lakukan dan saya rasakan hari ini. Saya sedang bingung Tuhan, dan mungkin saya lah hambaMu yang paling bodoh dan tidak menghargai nikmatMu...

Saya tahu, ini kesalahan saya. Saya tahu, saya tidak berhak marah akan hal ini. Tapi saya sudah tidak tahan lagi... Saya lelah Tuhan, saya lelah dengan semua perasaan tertekan ini. Saya ini harus bagaimana? Saya bingung...


Untuk Tuhan yang tak pernah bosan mendengar saya mengeluh,

Kapan saya bisa merasakan kebebasan saya, Tuhan? Di sini saya merasa terkekang. Saya merasa kaki-kaki saya dipasung, mulut saya dibungkam, tangan-tangan saya dirantai. Bahkan saya pun seakan-akan dilarang untuk memilih.

Saya ingin memiliki hidup saya sendiri. Saya sudah bosan untuk didikte ini-itu. Saya bosan... Lelah...

Untuk Tuhan yang selalu memperhatikan saya,

saya durhaka, Tuhan.
Saya terkutuk.
Saya membiarkan hati saya membusuk.
Bagaimana ini, Tuhan? Bagaimana?
Saya butuh petunjukmu, tolong bimbing saya. Jangan biarkan saya berjalan sendirian, saya butuh Kamu di dekat saya.

Saya tahu, saya ini egois karena terus-menerus meminta perhatianMu. Tapi... Kalau bukan kepadaMu, saya harus meminta kepada siapa lagi?
Ketika setiap orang tak ada yang bisa cukup dekap selain diriMu...
Ketika setiap orang punya masalah masing-masing...
Ketika tak ada lagi waktu untuk mendengar dan membagi rahasia-rahasiaku...
Aku hanya punya Kamu. Kamu yang saya durhakai, khianati, saya tampar dengan kekafiran saya.
Ketika semua orang menjauhi dan menutup telinga, cuma Kamu yang peduli...
Padahal saya sudang membangkang sama Kamu...
Tapi Kamu seolah enggan meninggalkan saya...

Saya bingung...
Bagaimana saya membalas semua cinta yang Kamu berikan, Tuhan?
Ketika hati saya menolak dan memilih menjauh...
Kamu menyayangi saya, tapi saya malaj bingung, bagaimana cara menyayangimu balik?

Untuk Tuhan yang maha mencintai,

Saya mohon petunjukMu, Tuhan.

Sincerely,

Jiwa yang tersesat.

No comments:

Post a Comment

Kalau menurutmu, bagaimana?