Intuisi (Semacam Curhat Sekaligus Cerita) #eh

Thursday, September 12, 2013

here

intuisi /in·tu·i·si/ n daya atau kemampuan mengetahui atau mema-hami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati (KBBI)
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan diluar kesadaran. (wikipedia)

Apa yang paling gue suka dari fisik gue?
Mata. Sometimes bibir. Then, brain.

Yeah. I like my brain. Bukan karena gue pintar (masih cenderung bodo'-bodo' aja gue ini), tapi karena intuisi. Yeah, gue udah lama pernah ikut tes personality dan gue dapat INTJ sebagai personality type gue. Awalnya pas gue dapat itu, gue sempat sebel soalnya kayaknya karakter INTJ itu 'kaku' banget. Tapi lama-lama.... anjrit, gue jadi seneng masuk kategory INTJ. Gue ngerasa... ini gue banget! (apa deh!)... Etapi sempat kecewa juga deh kemarin, pas tes ulang aku masuk kategori INTP, tapi tesnya bukan di web aslinya itu, tapi yaa... masa' berubah sih... udah PW banget ini di INTJ.
Tapi bukan itu yang mau gue bahas...
Ini tentang salah satu dari kelompok personality gue, yaitu iNtuitive.
Yeah, according to that test, I'm an intuitive person.
Seperti yang sudah gue tulis di atas tentang pengertian intuitif itu sendiri, gue emang kadangkala suka ngerasa ada sesuatu yang 'lebih' untuk mendorong gue melakukan sesuatu atau pun memikirkan sesuatu atau pun menarik satu kesimpulan.
Terkadang, ada semacam perasaan aneh yang kuat yang menghampiri gue. Asal perasaan itu nggak jelas banget, dan kadang kala gue abaikan karena nggak jelas banget. Tapi, sejak tahu kalau rasa aneh itu sering kali benar, gue mulai lebih ‘memperhatikan’ perasaan itu.
Dengan intuisi gue, gue bisa nebak apakah gue bakalan senang sama nih orang atau nggak sejak perkenalan pertama gue. Scoring people at first sight. Yeah, gue tahu ini tuh semacam penilaian objektif, belum apa-apa sudah 'menilai' seseorang dari kulit luarnya (dan sometimes juga penilaian itu berubah seiring perkenalan) tapi ada loh sifat-saat-sikap di mana apa yang gue nilai itu benar adanya (itu kalau gue bener-bener perhatiin tuh orang pas pertama ketemu). 
Jadinya, hampir semua teman gue dan kenalan-kenalan gue udah gue nilai sebelum mereka lebih akrab sama gue. Kesannya emang jahat banget yap... T.T

Sebagian teman gue, sudah memiliki 'list' sikap di dalam lemari informasi di otak gue. Beberapa list karena pengamatan gue ke tingkah laku mereka dan beberapa karena intuisi 'awal' gue yang terbukti kebenarannya setelah gue kenal lama sama mereka. Dan dengan list itu lah gue bisa bersikap sama mereka. Gue jadi tahu ini orangnya gimana, apa yang dia suka, apa yang dia benci, gimana gue mesti bawa diri kalau lagi sama-sama dia, gimana cara gue mengkritik dan memberi saran ke mereka supaya mereka nggak keki sama gue.
Gimana kita pintar-pintar berteman dan bawa mulut aja lah.
Dan, gue juga bisa tahu... nih orang suka nggak sama gue atau sebel-sebel senang sama gue atau sebel-sebel beneran sama gue.
Jadi, gue bisa jaga jarak sama yang sebel sama gue (dan nggak harus bikil sebel mereka dan jadi bahan gosip mereka juga).
Intuisi itu sendiri, katanya bisa kita asah supaya lebih tajam. Pemikiran gue nih---gue merasa intuisi gue tajam karena; Pengalaman, Pengetahuan, dan Sering Baca. Pengalaman berteman, mengenal banyak orang bikin kita 'punya' bekal untuk menghadapai orang banyak dengan karakteristik yang sama. Pengetahuan, dengan banyak tahu, nggak cuma bisa bikin kita kelihatan lebih cerdas dan lebih kewl, tapi bisa bikin kita tahu how to face the problem, friends, and anything else. Gue aja sebenarnya nggak kewl-kewl amat (jiah dungpret!) tapi, karena banyak tahu, gue bisa kelihatan lebih dari pada orang lain. Sering baca. Nih! Ini nih! Sering baca, entah itu fiksi dan non-fiksi bisa kasih lo gambaran tentang apa aja yang bisa terjadi sama diri lo.
Kira-kira, kalau kejadian di 'novel' ini terjadi sama gue, gue bakalan bersikap kayak apa? Apa gue bakalan bersikap buruk kayak tokoh novel ini? atau bersikap tangguh? Wah, ini sama yang kayak pernah gue baca, kira-kira gue mesti gimana nih?
Itu! Banyak baca bikin kita lebih siap! Sekali pun emang nggak semua yang kita baca itu berguna, tapi dengan punya informasi lebih, kita bisa lebih jago bersikap.
Dan itulah yang terjadi ke gue.
Suatu ketika…
Gue merasa ada yang naksir gue. Sebut saja Z. Dan ternyata bener, si Z ini naksir gue.
Intuisi gue bicara. Ada warning sign.
Cowok, kalau tertarik sama cewek itu ketahuan banget (kalau dia nggak pinter-pinter amat sembunyi tuh perasaan). Seseorang yang sebelumnya nggak kenal, nggak akrab banget sama lo, tiba-tiba dia sering senyum sama lo, add facebook lo, sering ngajak lo chat, sometimes kasih perhatian yang meski pun biasa aja, tapi karena kurang akrab jadi terlihat lebih. Dan satu.... tatapan matanya ke lo tuh... beda!
Nah... gue bersikap biasa-biasa aja karena intuisi ini. Karena, gue nggak mau merasa kepedean dan dikatai kegeeran (karena ada yang naksir). Masa cuma gara-gara diperhatiin gitu aja langsung nge-judge kalau dia suka sama gue? Capcay deh!!!

Cewek, kalau merasa ditaksir, pasti deh langsung dikata-katain kegeeran.
Sampai akhirnya temen gue (yang seharusnya mungkin bisa menjadi mak comblang-namun gagal sebelum berperang karena gue sudah keburu tahu ada yang naksir gue) tanya sama gue...
"Rin, sering ko blablabla sama si blablabla?"
"Iya."
"Lagi ada seseorang ya ko suka?"
"Hmmm, ndak deh kayaknya."
"Oh..."
"Kenapa kah?"
"Tidak apa-apa. Ada orang yang naksir sama kau."
Pas besoknya, gue ditanyain lagi secara langsung. Gue senyum-senyum aja sambil pasang muka sok-sok polos-padahal-sebenarnya-tahu gitu. Gue tanya siapa yang naksir gue, awalnya teman gue nggak mau bilang.
 "Ah, nanti pii ko tahu..."
"Oh... jangan-jangan anu, aihhh kutahu jii..."
"Siapa ya?"
Temen gue penasaran senyum-senyum juga.
"Pasti si blablabla kan?"
"Heee? Dari mana ko tahu?"
"Hmmm, tahu aja. Insting."
 Kekekkekeek!
Buat semacam cowok (insert PD Gede dikit!) mungkin tipe pendekatan seperti itu bisa berhasil ke beberapa cewek, tapi buat gue, nggak. Gue butuh tahu lebih jauh tentang si cowok untuk bisa menyatakan ketertarikan, nggak bisa instan alias gue itu orangnya ribet.
Curhat dah gue =='

Berteman pun gue gitu. Salah satu yang terbaru ini adalah teman kost gue.
Bah! Niatnya cerita tentang intuisi malah curhat gue. Sebenernya masih banyak yang pengen gue bagi, pengen gue tulis tentang sesuatu yang orang lain pikir gue nggak tahu, padahal sebenarnya gue tahu. 
Nanti aja kali yeee, cerita soal intuisi itu beresiko. Beresiko dikatain suudzon, dianggap kurang rasional karena menuruti 'perasaan aneh', plus banyak aib orang yang bsia saja terungkap.
Kalau dapat intuisi, pintar-pintar saja mempertimbangkan kapan kamu harus mengungkapkannya, dan kapan kamu harus menyimpannya.

See you in another post!
Regards,
bRain!

No comments:

Post a Comment

Kalau menurutmu, bagaimana?