A Cafe

Sunday, March 2, 2014

Here
Tempatnya tidak terlalu luas, namun cukup nyaman untuk di jadikan sebagai tempat persinggahan selama beberapa jam. Terletak di pusat kota, agak jauh dari area perbelanjaan dan perlu beberapa menit untuk sampai ke sana bila berjalan kaki dari tempat pemberhentian bus.
Dinding luarnya terbuat dari susunan batu bata tanpa dicat. Bagian terasnya dilindungi oleh kanopi yang bercorak garis-garis besar warna tanah dan putih yang ditopang dengan dua tiang besi. Ada lima meja kayu persegi yang tersebar di bawah kanopi, dengan dua kursi kayu di setiap mejanya.
Di bagian dalam, ruangannya berbentuk huruf L. Di sisi kiri terdapat kasir, bar dan area dapur. Sedangkan sisanya merupakan bagian utama cafe. Lantainya terbuat dari marmer berwarna coklat muda, dengan garis-garis putih yang abstrak. Dindingnya berwarna broken white dengan panel-panel kayu di beberapa tempat. Bagian yang menghadap ke jalanan berupa jendela kaca yang besar, begitu pula bagian sebelah kirinya. Di sisi depan, terdapat tulisan besar yang menunjukkan nama cafe itu. Pintunya berupa pintu Prancis, berwarna coklat kehitaman dengan lonceng kecil di atasnya, yang akan berdenting setiap kali ada orang yang melewatinya.
Di sebelah kiri pintu masuk terdapat ceruk dengan lima pengait tempat menggantung payung. Di sebelahnya lagi merupakan bagian kasir, dilengkapi dengan mesin yang akan mencatat setiap transaksi yang terjadi hari itu, sebuah vas bunga yang berisi dua kuntum mawar merah dan putih, sebuah cangkir putih dengan tatakannya, Post it berwarna kuning terang, dua pulpen biru dalam gelas bening berukir, dan sebuah pesawat telepon serta sebuah kursi bar. Di belakang bagian kasir terdapat pajangan berupa cangkir yang berisi cairan kecoklatan yang masih beruap, digambar dengan cat air. 
Di sebelah kasir merupakan station tempat barista meracik semua jenis minuman yang dipesan. Di dinding belakang bar terdapat sebuah blackboard dengan menu beserta harga yang ditulis dengan kapur berwarna putih. Di bawahnya terdapat sebuah mesin pembuat kopi dan dua buah grinder. Di sebelah kanan dan kiri blackboard terdapat rak-rak yang menggantung, berisi cangkir putih dan coklat yang terbuat dari keramik, gelas-gelas berbagai ukuran, dan tatakannya. Beberapa rak berisi bubuk-bubuk kopi yang berada dalam pembungkus kertas dengan namanya masing-masing dan juga biji-biji kopi yang berada dalam wadah tembaga berukuran sedang. Di bagian depatnya terdapat  tempat untuk melakukan proses finishing dalam menyajikan kopi, dengan deretan peralatan untuk membuat latte art, filter, temper, coffee server, milk jug dan  dua tumpukan gelas-gelas plastik berwarna putih dengan logo coklat bulat di tengahnya.
Di sebelah kiri bar, terdapat pintu masuk yang menghubungkan bagian dalam cafe dengan dapur. Di sebelah kiri pintu tersebut terdapat lemari kaca yang berisi beranekaragam tart, cupcake, pie dan roti bermacam rasa, macaroon, cookies dengan berbagai bentuk dan warna, dan eclair yang disusun dalam pastry tray.
Di dalam cafe terdapat lima belas meja berbentuk bulat, berbahan kayu dan dicat putih tulang. Ada beberapa meja dengan tiga buah kursi dari rotan, ada pula yang sepasang. Di sudut sudut kiri dan kanan kafe terdapat meja bulat dengan sofa sudut berwarna coklat beludru. Di setiap meja terdapat lempengan segitiga dari besi yang menunjukkan nomor meja, tempat serbet, tusuk gigi, dan lembaran menu makanan dan minuman yang dilaminating dengan logo cafe itu di sudut kiri atasnya.
Di dinding yang berada di belakang lemari pastry tergantung LCD TV yang menampilkan sitcom dari salah satu jaringan TV kabel. Di sisi paling dalam cafe terdapat sebuah lemari buku yang terbuat dari kaca dan kayu. Berisi majalah-majalah, buku-buku, serta satu frame foto yang berisi kolase empat foto. Foto pertama menampakkan bagian depan cafe, foto kedua menampakan bar di mana seorang barista tengah membuat latte art, foto ketiga merupakan foto pegawai-pegawai di cafe itu. Foto keempat merupakan foto close up seorang perempuan berwajah indo dan berambut ikal kecoklatan, matanya mengintip dari balik cangkir kopi yang tengah diseruputnya.
Lonceng di atas pintu berbunyi.
Ada satu pengunjung.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lagi latihan deskripsi tempat.
Melihat hasilnya... hmmm, masih perlu banyak latihan dan perlu memperbanyak kosakata. Wosh-wosh-wosh!

No comments:

Post a Comment

Kalau menurutmu, bagaimana?