The Year of Desperation, Lost, and Finding My Self Again

Friday, October 2, 2015

here
Hola!
Selamat Dua Oktober, Rin!
Tahun ini menjadi tahun yang panjang, membosankan, dan meledak-ledak.
Segala hal di luar sana berjalan begitu cepat, sementara aku terus menghentak-hentakkan kaki di tempat. Setiap orang menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sama dan aku pun masih memberikan jawaban yang itu-itu saja. Ada banyak guncangan, satu ledakan besar, dan waktu berlalu biasa saja.
Harusnya tahun ini, aku melaju secepat kilat. Namun sayangnya, jiwaku lumpuh untuk sementara waktu yang sementaranya entah sampai kapan.
Harusnya. Harusnya. Harusnya. Namun. Namun. Namun.

Harusnya postingan ini menjadi postingan yang istimewa. Menjadi postingan yang mengawali Oktober dengan ceria. Menjadi pembuka untuk garis start baru.
Bagiku, dua oktober adalah tahun baru. Harusnya aku menyalakan kembang api dan meniup terompet alih-alih duduk merenung di dalam kamar yang sumpek ini.
Aku mau bilang apa ya, tadi….?
Aku sudah merencanakan hari ini akan melakukan apa, aku merencanakannya sejak jauh-jauh hari. Namun, sampai sekarang belum ada kepastian apakah hal itu akan terwujud. Bah, salah satu impianku untuk melihat matahari terbenam di pantai yang sepi nampaknya harus kutunda lagi. Ada banyak hal yang menghalanginya.
Tahun ini tidak mungkin mudah dilupakan. Seseorang telah pergi. Dan ada begitu banyak perubahan-perubahan besar yang terjadi dan ada begitu banyak cacat-cacat dalam diriku yang kuketahui.
Aku, rasanya seperti bertambah dungu saja.
Aku, perlahan-lahan menjadi sosok yang tidak kusukai.
Aku, rasanya ada selubung besar yang menyelubungiku dengan hal-hal yang tidak kuharapkan.
Aku, menjadi tumpul.
Aku merasa semakin ke sini dirku menjadi semakin tidak seperti yang kuharapkan. Kehidupan ini datar-datar saja dan rasanya kebas dan mati rasa dan bosan.
Makhluk-makhluk dalam kepalaku, yang dulu setiap hari berparade dengan kendaraan-kendaraan yang dihias, pemain-pemain opera yang selalu hilir mudik di panggung terbesar, para penjelajah bintang dengan pesawat raksasa mereka kini tidak lagi kelihatan. Mereka bersembunyi dalam kamar-kamar paling gelap mereka. Mereka mati suri dalam tabung-tabung krio yang dingin. Mereka menjadi patung di taman kota.
Aku kehilangan imajinasiku.
Gantinya.
Orang-orang membosankan bermunculan. Kesibukan yang menyesakkan dan kemacetan yang menjengkelkan terjadi di mana-mana di dalam kepalaku. Mereka mengambil alih pusat kendali utama. Perubahan besar-besaran terjadi. Kepalaku bukan lagi milikku.
Rubik dengan berpendar warna-warni, yang menopang kehidupan di dalam kepalaku tiba-tiba saja menghilang. Segalanya menjadi mengenaskan dengan begitu cepat.
Aku.
Mulai kebingungan.
Aku mulai kehilangan diriku sendiri.
Sekilas saja, aku menjadi sosok tanpa tujuan.
Aku, jadi palsu.
Aku seperti berada di sebuah simpang tiga dan masih ragu-ragu mau memilih jalan kiri atau kanan.
Atau
Aku berada dalam persimpangan yang banyak yang jalurnya begitu panjang dan bermacam-macam dan menyesatkan dan aku tak tahu harus kiri atau kanan atau mundur atau maju atau timur atau selatan atau utara atau berlari kemana pun kakiku mau tapi aku terlalu takut. Tungkai-tungkaiku merana.
Segalanya berputar sangat cepat dan orang-orang begitu cerewet dan ribut dan mendesak dan menjengkelkan dan egois dan aku pun menjadi penakut yang menyimpan kegilaan dan kebencian luar biasa terhadap diri sendiri.
Ini melelahkan.
Sialnya. Tulisan hari ini harusnya menjadi yang istimewa.
Tidak berisi keluhan seorang gadis depresi yang bosan dengan dirinya sendiri dan tak mampu memberikan penghiburan yang layak terhadap dirinya sendiri
Aih, palsu!
Tahu apa isi kepalaku saat ini?
Kosong. Kosong. Kosong melompong.
Bayangkan ada manusia yang tidak punya isi kepala.
Benar. Aku tidak bisa memikirkan apa-apa saat ini.
Makhluk-makhluk di dalam kepalaku kabur semua. Mereka menghilang.
Dana ini menyeramkan.
Depresi banget yah, aku?
Hmmm… Well this is what I feel for this year.
This year, became The Year of Depression.
I lost my balance.
I lost my imagination.
I lost my vision.
I lost the purpose of my life.
I lost me.
And now, can I say goodbye for this yearof depression? Because I’m tired.
I’m tired being depression version of my self. I just wanna let go everything that make me didn’t know my self. Lost my self.
I…. hah.
Ya Tuhan, kenapa aku menulis seperti ini.
Okay.
Marilah jadikan tulisan ini sebagai tulisan untuk membuang segalanya yang kau benci, Rin!
Jadi, Rini. Kamu mengawali ini dengan begitu berantakan dan hancur dan mengerikan dan let’s fix it from here.
Mari buang semua kesialanmu kebosananmu akan hidup kejengkelanmu ke-betapa-memuakkan-nya dirimu ke-betapa-palsunya engkau sekarang kejahatanmu keiblisanmu ke-betapa-mengerikannya dirimu kedunguanmu ketololanmu ke-betapa-tidak-berprinsipnya dirimu ke-tanpa-tujuannya dirimu ke-betapa-membosankannya dirimu ke-betapa tidak-sukanya-dirimu-terhadap-dirimu sendiri.
Buang ya, Rini.
Kalau bukan kamu yang membuangnya, siapa lagi kan ya?
Yang punya kan, kamu. Bukan orang lain.
Jangan disimpan-simpan, Rin. Segala hal itu hanya akan menyakitimu dan membuatmu membenci dirimu sendiri. Sudah masanya abgimu untuk melepas mereka semua. Menerbangkan abu mereka ke galaksi nun jauh di sana.
Rini…
Semangat ya, menjalani hidup.
Mulai sekarang, segalanya akan menjadi sangat berat dan jalanmu akan menjadi berliku-liku yang gila. Segala yang hilang dari dirimu, harus kau temukan kembali. Secepatnya. Jangan sampai kau pincang dikemudian hari dan kesulitan melangkah.
Kau harus mampu menolong dirimu sendiri.
Berubah ya, Rin. Jadi manusia yang lebih baik lagi.
Jadi manusia yang manusia.
Kamu sudah kehilangan sosok yang menjadi pengarah dan pembatasmu, Rin. Kamu memang sedang bersedih. Kesedihan paling panjang dalam hidupmu yang mungkin akan susah hilangnya.
Kamu harus cepat-cepat mencari pegangan. Bangun sendiri tiang-tiang hidupmu mulai dari sekarang. Kamu, harus berlari lebih kencang dari orang lain. Hidupkan kembali kepalamu. Hidupkan kembali dirimu.
Jangan biarkan deperesi-depresi yang lain menghancurkanmu.
Semangati dirimu, Rin!
Semangat, Rini!
Selamat hari jadi yang ke dua puluh satu.
Selamat Dua Oktober.
Selamat berpetualang.
here
Selamat mencari kembali dirimu sendiri.

2 comments:

  1. I feel your emotional in this part. Happy 2nd october. Be better Rime and be awesome, like always.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emosional banget ka itu hari behhh... Hakakakkakakak....

      But now, it's time to move on and do good things and happy and find my self, be the real me :D

      Thank you for your wish, kakaaaa.... Stay Awesome beibehhhh!!!

      Delete

Kalau menurutmu, bagaimana?