Satu pertemuan
tengah malam, dengan dentang jam 12 kali. Menjadi peralihan, dari tahun-tahun
yang disebut masa lalu, menuju tahun yang sedang melangkah ke masa depan.
18.
Bagaimana?
Apakah hidup
selama satu tahun belakangan ini sulit bagimu? Apakah kedewasaan telah sempurna
mengiringimu? Apakah setiap emosimu telah mampu kau taklukkan?Apakah… kau
berjalan dengan ringan dan bahagia?
Tidak tahu
pasti.
Jelasnya kamu
pun sudah harus kulepaskan sekarang. Kedatangan sosok yang akan menggantikanmu
tak mampu kuelakkan dan dia pun harus diterima. Entah senang atau pun lelah
dengan hidup.
18.
Kamu, kamu telah
mengajarkan saya banyak hal kemarin. Tentang menjadi dewasa yang tidak begitu
mudah. Tentang alasan-alasan mengapa
saya harus terus melangkah maju. Tentang kelalaian yang membuat sakit.Tentang
kekalahan yang membuat kecewa. Tentang hidup yang tidak selamanya mulus.
Hari ini, kamu
muncul di hadapan saya. Keluar memperlihatkan betapa tidak sempurnanya kamu. Namun,
kamu adalah bagian dari diri saya. Kamu adalah tempaan, pahatan, ukiran langkah
saya selama ini. Kamu mewujudkan satu tahun perjalanan saya. Saya adalah wadah
untukmu, kemarin.
Hari ini, adalah
hari perpisahan kita. Ini bukan jenis perpisahan yang harus disambut dengan
gurat-gurat wajah yang negatif. Perpisahan ini akan diiringi dengan senyuman.
Senyuman bahagia. Karena kamu telah selesai, sebagai teman sekaligus sebagai
karya. Kamu tidak butuh penyempurnaan, karena setiap detik yang kita lewati
adalah menujunya.
Hari ini, kamu
akan bertemu dengan dia yang akan hadir menggantikanmu. Mau bilang apa?
Jangan mencariku lagi. Karena aku akan
menjadi kotak pada butir-butir usia manusia ini. Kenang saja… tapi jangan
pernah berusaha untuk berlari dan menjadi diriku. Jangan mau hidup di masa lalu.
Biarkan masa lalu tetap di dalam kotaknya
masing-masing.
Menjadi teman manusia ini, tidak lah
gampang. Tidak pernah gampang. Dirinya tidaklah sempurna, aku tahu itu. Dan
perempuan ini pun tidak akan menjadikanmu sempurna. Itu mutlak. Kalian akan
belajar untuk berusaha menjadi yang terbaik.
Kita semua adalah pelajaran.
Maka, saat ini
kita berjabat tangan. Berpelukan erat.
19.
Butiran belas terakhir saya.
Kamu mewujud di
hadapan saya. Kamu yang membawa langkah-langkah yang baru, pikiran-pikiran yang
baru, jemari yang baru, senyum yang baru, hati yang baru. Kamu akan menjadi
mozaik yang baru, yang akan diisi dengan warna-warna yang berbeda. Kamu akan
menjadi karya yang baru.
Bersamamu, kau
membawa turut serta harapan. Harapan bahwa esok akan menjadi lebih baik.
Hari-hari bersamamu akan menjadi indah. Setiap menit dan detik bersamamu akan
menjadi pelajaran, akan menjadi pengalaman.
19.
Kamu mau kan?
18 telah mewujud di hadapanku. Dan perempuan
ini tengah menawarkan tangannya padaku. Tentu harus kusambut. Sudah tugasku.
Dan tentunya aku mau. Aku akan menyambutnya dengan bangga.
Aku akan berjalan beriringan dengannya.
Perempuan yang begitu suka mengeluhkan
banyak hal, yang terkadang gagal, yang sulit mengatur hatinya, begitu labil
emosinya,yang membuatku berpikir betapa tak sempurnanya dia.
Kita akan belajar, dan menciptakan
pengalaman serta kenangan-kenangan yang baru.
Aku akan membawanya. Aku akan menjaganya.
Aku akan mengingatkannya ketika dia lalai. Aku
akan menghiburnya ketika dia bersedih.
Akuakan menahannya ketika ia begitu terbang karena bahagia.Aku akan
menjaganya agar ia tetap menjadi dirinya sendiri. Aku akan menjaganya agar dia
bangga terhadap dirinya. Bangga memiliki aku.
Dan aku pun akan bangga menjadi dirinya.
18.
Sosok kemarinku,
terima kasih. Kamu telah mengajarkan saya banyak hal.
19.
Sosok esokku,
mohon bimbingannya :)
Kita akan
bersama-sama melesatkan mimpi, menyemai harapan, dan menanjak naik menjadi
lebih baik.
Good bye, 18. And… Hello, 19.
Ada banyak harapan! :D |
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?