Good Bye, 18. Hello, 19.

Wednesday, October 2, 2013

Satu pertemuan tengah malam, dengan dentang jam 12 kali. Menjadi peralihan, dari tahun-tahun yang disebut masa lalu, menuju tahun yang sedang melangkah ke masa depan.
18.
Bagaimana?
Apakah hidup selama satu tahun belakangan ini sulit bagimu? Apakah kedewasaan telah sempurna mengiringimu? Apakah setiap emosimu telah mampu kau taklukkan?Apakah… kau berjalan dengan ringan dan bahagia?
Tidak tahu pasti.
Jelasnya kamu pun sudah harus kulepaskan sekarang. Kedatangan sosok yang akan menggantikanmu tak mampu kuelakkan dan dia pun harus diterima. Entah senang atau pun lelah dengan hidup.
18.
Kamu, kamu telah mengajarkan saya banyak hal kemarin. Tentang menjadi dewasa yang tidak begitu mudah. Tentang alasan-alasan  mengapa saya harus terus melangkah maju. Tentang kelalaian yang membuat sakit.Tentang kekalahan yang membuat kecewa. Tentang hidup yang tidak selamanya mulus.
Hari ini, kamu muncul di hadapan saya. Keluar memperlihatkan betapa tidak sempurnanya kamu. Namun, kamu adalah bagian dari diri saya. Kamu adalah tempaan, pahatan, ukiran langkah saya selama ini. Kamu mewujudkan satu tahun perjalanan saya. Saya adalah wadah untukmu, kemarin.
Hari ini, adalah hari perpisahan kita. Ini bukan jenis perpisahan yang harus disambut dengan gurat-gurat wajah yang negatif. Perpisahan ini akan diiringi dengan senyuman. Senyuman bahagia. Karena kamu telah selesai, sebagai teman sekaligus sebagai karya. Kamu tidak butuh penyempurnaan, karena setiap detik yang kita lewati adalah menujunya.
Hari ini, kamu akan bertemu dengan dia yang akan hadir menggantikanmu. Mau bilang apa?

Jangan mencariku lagi. Karena aku akan menjadi kotak pada butir-butir usia manusia ini. Kenang saja… tapi jangan pernah berusaha untuk berlari dan menjadi diriku. Jangan mau hidup di masa lalu.
Biarkan masa lalu tetap di dalam kotaknya masing-masing.
Menjadi teman manusia ini, tidak lah gampang. Tidak pernah gampang. Dirinya tidaklah sempurna, aku tahu itu. Dan perempuan ini pun tidak akan menjadikanmu sempurna. Itu mutlak. Kalian akan belajar untuk berusaha menjadi yang terbaik.
Kita semua adalah pelajaran.

Maka, saat ini kita berjabat tangan. Berpelukan erat.
19.
Butiran belas terakhir saya.
Kamu mewujud di hadapan saya. Kamu yang membawa langkah-langkah yang baru, pikiran-pikiran yang baru, jemari yang baru, senyum yang baru, hati yang baru. Kamu akan menjadi mozaik yang baru, yang akan diisi dengan warna-warna yang berbeda. Kamu akan menjadi karya yang baru.
Bersamamu, kau membawa turut serta harapan. Harapan bahwa esok akan menjadi lebih baik. Hari-hari bersamamu akan menjadi indah. Setiap menit dan detik bersamamu akan menjadi pelajaran, akan menjadi pengalaman.
19.
Kamu mau kan?

18 telah mewujud di hadapanku. Dan perempuan ini tengah menawarkan tangannya padaku. Tentu harus kusambut. Sudah tugasku. Dan tentunya aku mau. Aku akan menyambutnya dengan bangga.
Aku akan berjalan beriringan dengannya.
Perempuan yang begitu suka mengeluhkan banyak hal, yang terkadang gagal, yang sulit mengatur hatinya, begitu labil emosinya,yang membuatku berpikir betapa tak sempurnanya dia.
Kita akan belajar, dan menciptakan pengalaman serta kenangan-kenangan yang baru.
Aku akan membawanya. Aku akan menjaganya.
Aku akan mengingatkannya ketika dia lalai. Aku akan menghiburnya ketika dia bersedih.  Akuakan menahannya ketika ia begitu terbang karena bahagia.Aku akan menjaganya agar ia tetap menjadi dirinya sendiri. Aku akan menjaganya agar dia bangga terhadap dirinya. Bangga memiliki aku.
Dan aku pun akan bangga menjadi dirinya.

18.
Sosok kemarinku, terima kasih. Kamu telah mengajarkan saya banyak hal.
19.
Sosok esokku, mohon bimbingannya :)
Kita akan bersama-sama melesatkan mimpi, menyemai harapan, dan menanjak naik menjadi lebih baik.

Good bye, 18. And… Hello, 19.
  

Ada banyak harapan! :D

No comments:

Post a Comment

Kalau menurutmu, bagaimana?