dok. milik sendiri |
Hola gengs!
Salam ketemu di
#NulisRandom2017
Untuk postingan kali
ini aku pengen bahas dua buku yang sudah aku baca dan cukup suka, yaitu
dua-duanya buku Goerge Orwell yang judulnya 1984 dan Animal Farm. Di sini aku
pengen berbagi pemikiranku tentang buku ini.
Buku Animal Farm bercerita tentang
sebuah peternakan, namanya Peternakan Manor. Nah di peternakan Manor ini,
pemiliknya dikudeta dengan binatang-binatang yang hidup di peternakan itu.
Kudeta dipimpin oleh dua ekor babi yang mana adalah Snowball dan Napoleon.
Kudeta itu berhasil, pemilik peternakan yang bernama Pak Jones (JOmblo ngeNES,
#ehnggakding) kabur dari peternakannya sendiri dan semua binatang di peternakan
merasa bebas. Namun kemudian, sama seperti keadaan pemerintahan di dunia
manusia, satu tempat tidak bisa dipimpin oleh dua orang, atau dalam buku ini,
dua ekor. Dualisme kepemimpinan bisa menghasilkan kekacauan dalam peternakan
Manor. Jadi mau tidak mau harus ada satu pemimpin, Salah satu harus
disingkirkan meskipun dengan jalan kekerasan dan fitnah. Uwwww...
Singkat
cerita peternakan Manor pun akhirnya dipimpin oleh satu ekor binatang.
Gue nggak
bakalan cerita lebih lanjut siapa yang berhasil merebut kepemimpinan di
peternakan Manor. Gue lebih pengen cerita gimana keadaan peternakan itu setelah
punya pemimpin baru. Awalnya kehidupan para warga Manor baik-baik saja, namun
semakin lama kehidupan mereka semakin memprihatinkan. Mereka hidup dalam tempat
dimana kebebasan berpikir dan berpendapat mereka dikebiri, benar tidaknya suatu
tindakan itu ditentukan secara absolut oleh pemimpin mereka. Mereka hidup di di
mana titah pemimpin mereka adalah kebenaran yang mutlak. Pemimpin baru mereka
membuat berbagai macam peraturan yang bisa diotak-atik sesuka hati dan
menguntungkan pihak-pihak tertentu saja.
Sepanjang
cerita ini aku berpikir bahwa betapa mengerikannya tinggal di tempat yang
seperti itu. Tempat di mana hak-hak mereka rebut, tidak bebas ngapa-ngapain,
dan mereka tetap patuh pada pemimpin mereka meskipun mereka dijahatin, meskipun
perintah dari pemimpin mereka itu tidak manusiawi (atau dalam hal ini
binatangawi), tidak masuk akal, dan sangat merugikan mereka.
Kemudian
ada 1984, buku ini bercerita tentang seorang pria yang bernama Winston dan
negaranya yang dictator-abis-parah-banget-ya Allah. Kenapa? Negara ini dikendalikan
oleh seseorang (atau gagasan?) yang namanya Bung Besar warganya nggak punya
kebebasan, nggak punya privasi, apa-apa semuanya serba negara serba Bung Besar,
gerak-gerik mereka diawasi, bahkan untuk urusan bahasa mereka punya sistem
sendiri yang kosa katanya bisa diganti-ganti dan artinya dimodifikasi sesuai
dengan keinginan penguasa. Kalau ada orang yang sedikit saja gerak-geriknya
yang menjurus melawan peraturan, maka mereka akan 'diuapkan' alias dimusnahkan.
Dan keesokan harinya, catatan kehidupan yang menunjukkan seseorang itu ada
bakalan menghilang. Seseorang itu lenyap dan dianggap tidak ada. Gila parah.
Salah
satu hal yang menurutku sangat mengerikan dalam buku ini adalah kemampuan
negara itu dalam mengendalikan kehidupan warganya. Contohnya saja tentang
berita-berita yang mereka terbitkan bisa dengan mudah dimodifikasi, dipalsukan,
atau dihilangkan sama sekali. Mereka punya departemen sendiri untuk
mengubah-ubah berita yang telah mereka terbitkan. Pemerintah bebas
mengendalikan media. Berita-berita yang dibaca, semua informasi, bahkan
buku-buku sekali pun disortir dan dibuat oleh pegawai pemerintah. Hal ini
menyebabkan warga negara itu hanya punya satu sumber, pemikiran mereka seragam,
dan patuh saja pada pemerintah, manut-angguk-angguk-iya-iya aja sama omongan
pemerintah sekali pun hal itu sangat salah dan merugikan.
Ya iyalah
patuh, orang mereka aja nggak tahu kalau hal itu sangat merugikan mereka.
Hal yang
menurut aku ngeri banget tentang pengendalian media adalah ketika ada kejadian
yang diangap dapat membuat pemerintah 'terlihat buruk', maka mereka
memberitakan hal yang sebaliknya. Misalnya masalah gagal panen, mereka malah
memberitakan hal yang sebaliknya.
Negara
dalam 1984 menjadi negara yang nggak punya sejarah. Karena arsip-arsip tentang
masa lalu mereka dengan mudah dimodifikasi pemerintah. Bahkan berita kemarin
sore pun bisa berubah. Misalnya nih tentang negara aliansi. Pada lima tahun
lalu menurut ingatan Winston, pada suatu catatan koran negaranya beraliansi
dengan negara A. Namun, beberapa tahun kemudian negara yang beraliansi berubah
menjadi negara B. Dan semua catatan tentang kondisi awal, di mana negaranya
beraliansi dengan Negara A itu hilang, lenyap, atau berubah. Yang ada cuma
hubungan dengan negara B saja. Seolah-olah ada komputer raksasa (memang ada
sistem dan departemen khusus yang mengatur hal ini) yang bisa mengubah semua
berita di koran dan buku. Si komputer tinggal memilih menu 'Replace', mengganti huruf A menjadi B,
dan enter, dan selesai. Sejarah
negara mereka berubah, dan bahkan warganya pun tidak sadar kalau mereka dikelabui
oleh negara mereka sendiri.
Parah kan
tuh, ada Negara yang bisa dengan mudahnya mengubah-ubah sejarah, mengendalikan
pemikiran warganya, mengekang kebebasan warga, dan membuat kebijakan-kebijakan
yang merugikan.
Di sini
aku sadar bahwa hal yang terjadi dalam dua buku ini bisa saja terjadi dalam
kehidupan kita sekarang. Ketika warga negara sudah nggak peduli lagi sama apa
yang terjadi di sekitar mereka dan tidak peduli lagi dengan sejarah negara,
tidak mau tahu tentang masa lalu negara mereka, maka kita bisa dengan mudah
dibodoh-bodohi oleh rezim yang berkuasa. Itu lah mengapa kita perlu merawat
akal sehat kita, banyak membaca, berpikir secara logis dan jangan terus-terusan
mengikuti arus yang ada. Seperti misalnya ketika mayoritas di sekitar kita
mengatakan bahwa hal A itu benar, sementara kita tahu bahwa A itu salah, kita
jangan diam saja, atau ikut-ikutan membenarkan pendapat yang salah itu.
Sekarang
ini ada banyak isu-isu dan pendapat orang-orang bisa menjadi sangat betolak
belakang. Seolah-olah setiap orang harus memihak dan tidak bisa menjadi
abu-abu. Kalau kamu bukan A, berarti kamu B, tidak ada di tengah-tengah. Kita
sekarang hidup dalam era di mana semua orang berpikir bahwa pendapat mereka
benar dan memaksakan hal tersebut kepada orang lain. Dan hal-hal yang selain
pendapat mereka adalah salah. Kita menjadi sangat mudah menyalahkan orang lain,
menjatuhkan vonis bahwa yang berbeda dari orang kebanyakan itu salah tanpa mau
duduk, melihat dan mempelajari lebih jauh mengapa seseorang memilih duduk di
sisi yang berbeda dengan kita. Kita menjadi enggan mencari tahu, dan kemudian,
ketika kita tahu bahwa apa yang kita katakan itu salah, kita menjadi enggan
meminta maaf.
Jadi....
Eheheh,
kenapa malah jadi berat banget sih bahasannya nih.
Jadi,
Baca lah
dua buku ini. Menurutku Animal Farm dan 1984 bisa memberikan contoh kepada kita
bahwa pemerintah yang otoriter dan warga yang enggan berpikir bisa menjadi
sangat berbahaya.
Kalau mau baca lebih
bagus Animal Farm dulu, kemudian 1984. Karena menurutku, kalian akan bisa lebih
paham keadaan di 1984 setelah baca Animal Farm.
bukunya nemu dimana?
ReplyDeletebisa pinjam? terjemahan yah?
ada di aku, kalau mau pinjam harus ada jaminannya yaaaaa huahahahahahhah
Deletefix saya ke kos mu besok, sekalian kembalikan bukunya nila
ReplyDeleteOkeee okeee, tapi kalau mau datang jam-jam lima atau sekalian jam tujuh, atau sms mii kalau mau datang yooo....
Delete