1984 dan Animal Farm, dan Mengapa Kita Harus Membacanya

Friday, June 2, 2017

dok. milik sendiri

Hola gengs!
Salam ketemu di #NulisRandom2017
Untuk postingan kali ini aku pengen bahas dua buku yang sudah aku baca dan cukup suka, yaitu dua-duanya buku Goerge Orwell yang judulnya 1984 dan Animal Farm. Di sini aku pengen berbagi pemikiranku tentang buku ini.

 Buku Animal Farm bercerita tentang sebuah peternakan, namanya Peternakan Manor. Nah di peternakan Manor ini, pemiliknya dikudeta dengan binatang-binatang yang hidup di peternakan itu. Kudeta dipimpin oleh dua ekor babi yang mana adalah Snowball dan Napoleon. Kudeta itu berhasil, pemilik peternakan yang bernama Pak Jones (JOmblo ngeNES, #ehnggakding) kabur dari peternakannya sendiri dan semua binatang di peternakan merasa bebas. Namun kemudian, sama seperti keadaan pemerintahan di dunia manusia, satu tempat tidak bisa dipimpin oleh dua orang, atau dalam buku ini, dua ekor. Dualisme kepemimpinan bisa menghasilkan kekacauan dalam peternakan Manor. Jadi mau tidak mau harus ada satu pemimpin, Salah satu harus disingkirkan meskipun dengan jalan kekerasan dan fitnah. Uwwww...
Singkat cerita peternakan Manor pun akhirnya dipimpin oleh satu ekor binatang. 
Gue nggak bakalan cerita lebih lanjut siapa yang berhasil merebut kepemimpinan di peternakan Manor. Gue lebih pengen cerita gimana keadaan peternakan itu setelah punya pemimpin baru. Awalnya kehidupan para warga Manor baik-baik saja, namun semakin lama kehidupan mereka semakin memprihatinkan. Mereka hidup dalam tempat dimana kebebasan berpikir dan berpendapat mereka dikebiri, benar tidaknya suatu tindakan itu ditentukan secara absolut oleh pemimpin mereka. Mereka hidup di di mana titah pemimpin mereka adalah kebenaran yang mutlak. Pemimpin baru mereka membuat berbagai macam peraturan yang bisa diotak-atik sesuka hati dan menguntungkan pihak-pihak tertentu saja.
Sepanjang cerita ini aku berpikir bahwa betapa mengerikannya tinggal di tempat yang seperti itu. Tempat di mana hak-hak mereka rebut, tidak bebas ngapa-ngapain, dan mereka tetap patuh pada pemimpin mereka meskipun mereka dijahatin, meskipun perintah dari pemimpin mereka itu tidak manusiawi (atau dalam hal ini binatangawi), tidak masuk akal, dan sangat merugikan mereka.

Kemudian ada 1984, buku ini bercerita tentang seorang pria yang bernama Winston dan negaranya yang dictator-abis-parah-banget-ya Allah. Kenapa? Negara ini dikendalikan oleh seseorang (atau gagasan?) yang namanya Bung Besar warganya nggak punya kebebasan, nggak punya privasi, apa-apa semuanya serba negara serba Bung Besar, gerak-gerik mereka diawasi, bahkan untuk urusan bahasa mereka punya sistem sendiri yang kosa katanya bisa diganti-ganti dan artinya dimodifikasi sesuai dengan keinginan penguasa. Kalau ada orang yang sedikit saja gerak-geriknya yang menjurus melawan peraturan, maka mereka akan 'diuapkan' alias dimusnahkan. Dan keesokan harinya, catatan kehidupan yang menunjukkan seseorang itu ada bakalan menghilang. Seseorang itu lenyap dan dianggap tidak ada. Gila parah.

Salah satu hal yang menurutku sangat mengerikan dalam buku ini adalah kemampuan negara itu dalam mengendalikan kehidupan warganya. Contohnya saja tentang berita-berita yang mereka terbitkan bisa dengan mudah dimodifikasi, dipalsukan, atau dihilangkan sama sekali. Mereka punya departemen sendiri untuk mengubah-ubah berita yang telah mereka terbitkan. Pemerintah bebas mengendalikan media. Berita-berita yang dibaca, semua informasi, bahkan buku-buku sekali pun disortir dan dibuat oleh pegawai pemerintah. Hal ini menyebabkan warga negara itu hanya punya satu sumber, pemikiran mereka seragam, dan patuh saja pada pemerintah, manut-angguk-angguk-iya-iya aja sama omongan pemerintah sekali pun hal itu sangat salah dan merugikan.

Ya iyalah patuh, orang mereka aja nggak tahu kalau hal itu sangat merugikan mereka.

Hal yang menurut aku ngeri banget tentang pengendalian media adalah ketika ada kejadian yang diangap dapat membuat pemerintah 'terlihat buruk', maka mereka memberitakan hal yang sebaliknya. Misalnya masalah gagal panen, mereka malah memberitakan hal yang sebaliknya.

Negara dalam 1984 menjadi negara yang nggak punya sejarah. Karena arsip-arsip tentang masa lalu mereka dengan mudah dimodifikasi pemerintah. Bahkan berita kemarin sore pun bisa berubah. Misalnya nih tentang negara aliansi. Pada lima tahun lalu menurut ingatan Winston, pada suatu catatan koran negaranya beraliansi dengan negara A. Namun, beberapa tahun kemudian negara yang beraliansi berubah menjadi negara B. Dan semua catatan tentang kondisi awal, di mana negaranya beraliansi dengan Negara A itu hilang, lenyap, atau berubah. Yang ada cuma hubungan dengan negara B saja. Seolah-olah ada komputer raksasa (memang ada sistem dan departemen khusus yang mengatur hal ini) yang bisa mengubah semua berita di koran dan buku. Si komputer tinggal memilih menu 'Replace', mengganti huruf A menjadi B, dan enter, dan selesai. Sejarah negara mereka berubah, dan bahkan warganya pun tidak sadar kalau mereka dikelabui oleh negara mereka sendiri.
Parah kan tuh, ada Negara yang bisa dengan mudahnya mengubah-ubah sejarah, mengendalikan pemikiran warganya, mengekang kebebasan warga, dan membuat kebijakan-kebijakan yang merugikan.
Di sini aku sadar bahwa hal yang terjadi dalam dua buku ini bisa saja terjadi dalam kehidupan kita sekarang. Ketika warga negara sudah nggak peduli lagi sama apa yang terjadi di sekitar mereka dan tidak peduli lagi dengan sejarah negara, tidak mau tahu tentang masa lalu negara mereka, maka kita bisa dengan mudah dibodoh-bodohi oleh rezim yang berkuasa. Itu lah mengapa kita perlu merawat akal sehat kita, banyak membaca, berpikir secara logis dan jangan terus-terusan mengikuti arus yang ada. Seperti misalnya ketika mayoritas di sekitar kita mengatakan bahwa hal A itu benar, sementara kita tahu bahwa A itu salah, kita jangan diam saja, atau ikut-ikutan membenarkan pendapat yang salah itu. 
Sekarang ini ada banyak isu-isu dan pendapat orang-orang bisa menjadi sangat betolak belakang. Seolah-olah setiap orang harus memihak dan tidak bisa menjadi abu-abu. Kalau kamu bukan A, berarti kamu B, tidak ada di tengah-tengah. Kita sekarang hidup dalam era di mana semua orang berpikir bahwa pendapat mereka benar dan memaksakan hal tersebut kepada orang lain. Dan hal-hal yang selain pendapat mereka adalah salah. Kita menjadi sangat mudah menyalahkan orang lain, menjatuhkan vonis bahwa yang berbeda dari orang kebanyakan itu salah tanpa mau duduk, melihat dan mempelajari lebih jauh mengapa seseorang memilih duduk di sisi yang berbeda dengan kita. Kita menjadi enggan mencari tahu, dan kemudian, ketika kita tahu bahwa apa yang kita katakan itu salah, kita menjadi enggan meminta maaf.
Jadi....
Eheheh, kenapa malah jadi berat banget sih bahasannya nih.
Jadi,
Baca lah dua buku ini. Menurutku Animal Farm dan 1984 bisa memberikan contoh kepada kita bahwa pemerintah yang otoriter dan warga yang enggan berpikir bisa menjadi sangat berbahaya.
Kalau mau baca lebih bagus Animal Farm dulu, kemudian 1984. Karena menurutku, kalian akan bisa lebih paham keadaan di 1984 setelah baca Animal Farm.

4 comments:

  1. bukunya nemu dimana?
    bisa pinjam? terjemahan yah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada di aku, kalau mau pinjam harus ada jaminannya yaaaaa huahahahahahhah

      Delete
  2. fix saya ke kos mu besok, sekalian kembalikan bukunya nila

    ReplyDelete
    Replies
    1. Okeee okeee, tapi kalau mau datang jam-jam lima atau sekalian jam tujuh, atau sms mii kalau mau datang yooo....

      Delete

Kalau menurutmu, bagaimana?