source |
Waktu SD dulu gimana ya?
Pas kelas
satu, pensilku pernah dipinjam ibu guru buat dijadikan seruling ala-ala. karena
saat itu beliau ingin mendongeng.
Ehehehe,
berkesan. Ehehehe...
Bapakku
seram. Kalaut ak hapal perkalian 1 sampai sepuluh dengan kecepatan 60km/jam .
Aku benci
matematika.
Aku suka
membaca.
Kelas
tiga. Aku sudah lancar membaca. Wali kelasku memintaku untuk mendiktekan sebuah
bacaan di buku IPS di depan kelas kepada teman-temanku.
Aku
pernah mengambil tipe-X temanku karena dia rese sekali.
Tiga
orang teman sekelasku pindah sekolah. Satu orang karena pindah rumah, dua
lainnya aku lupa karena apa.
Salah
satu yang pindah pernah berkelahi dan menendang tong sampah di depan kelas.
Aku
bermain-main di bawah pohon beringin di dekat rumahku bersama dua orang
temanku.
Percakapan
paling gila yang pernah kualami.
Huahahahahahhahhahahahahahahahastagfirullahahahahhahahahaha.
Kelas
empat, rangkingku paling jelek selama aku SD. Rangking enam. Pulang dari acara
penerimaan lapor, aku mengubah sendiri rangkingku di rapor menjadi IV.
Aku
memperlihatkan raporku pada bapak, aku lupa apakah saat itu aku hanya mengoceh
atau diam saja karena bapak tidak banyak berkomentar melihat raporku. Entah dia
tidak memperhatikan atau tahu aku berbohong pathetically.
Ada dua
anak baru di kelas empat dan mereka jago menggambar.
Aku jadi
jarang dipanggil ke depan kelas untuk membacakan buku karena sekarang ada teman
dengan tulisan tangan yang jauh lebih bagus dariku dan dipilih guru untuk
menuliskan isi buku ke papan tulis di depan kelas.
Seorang
temanku mengamuk di kelas dan melempar tasnya.
Di kelas
empat mulai belajar bahasa Inggris. Gurunya cantik, berkacamata dan berjilbab.
Aku suka belajar bahasa Inggris dan nilaiku lumayan di pelajaran itu.
Huahahahahahhaah.
Aku
bersama keempat temanku ikut lomba cerdas cermat tingkat SD. Aku tidak lulus di
babak penyisihan karena salah memenggal kata 'ling-kung-an'. Sampai sekarang,
aku masih bertanya-tanya apakah itu penggalan yang benar atau tidak dan aku
terlalu malas mencari.
Kelas
lima, Seorang temanku berkelahi dengan membawa-bawa nama orang tua, dan aku
turut campur membela temanku. Lawan kami memaki dengan kata kotor dan kami
mulai menangis. Aku pulang sekolah sambil menangis ditemani kedua temanku yang
lain dan mengadu pada bapak. Besoknya bapak datang ke sekolah. Esok harinya,
anak yang nakal itu tidak masuk sekolah.
Kelas
enam. Aku suka pelajaran IPS karena wali kelasku pintar mengajar. Dia membuat
kami belajar dan bersaing untuk menjawab pertanyaan tentang negara-negara
ASEAN.
Di
pelajaran IPA tentang Perkembangbiakan Tumbuhan aku kebagian cara stek pucuk.
Bersama seorang temanku, aku menstek pucuk ranting pohon mangga. Wali kelasku
bilang tanamanku akan sulit tumbuh karena daunnya besar sekali, jadi kami
menggunting semua daunnya. Tanaman stek kami jadi botak.
Sejak
kelas empat sampai enam, sekolah selalu terkena banjir di musim hujan. Seharian
kami membersihkan teras yang kemarin terendam air, tidak belajar dan malah
bermain air.
Perpustakaan
sekolah dibersihkan. Ada komik tentang Presiden Soekarno, bercerita sejak ia
lahir sampai menjadi presiden. Buku-buku bahasa Indonesia begitu menarik.
beberapa kupinjam, beberapa tidak kukembalikan dan hilang.
Tiga
tahun terakhir di SD aku ikut gerak jalan indah menyambut hari kemerdekaan. Di
kelas empat, mamaku yang menjahit baju seragam kami, perpaduan warna orange ngejreng
dan hitam.
Aku
pernah menyukai salah seorang seniorku waktu SD. Ehehehe... hehehe….
Di kelas
enam, setiap hari sore di semester dua kami les untuk persiapan Ujian Nasional.
Aku lupa
kapan, apakah itu sebelum atau setelah ujian Nasional, tapi sepertinya sebelum.
Wali kelasku memberikan wejangan dan menangis di depan kelas.
Kemudian...
Apa lagi
ya?
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?