Source |
Agak susah berteman
denganku. Bukan agak sih sebenarnya, susah. Yah susah. Berteman dengan orang
yang berkepribadian membingungkan, yang kadang hot kadang cold kayak
dispenser, aneh, punya kebiasaan mukul-mukulin tembok dan teriak-teriak kayak
orang kesurupan kalau lihat sesuatu yang disukai. Dengan kepribadian yang
tertutup, aku jadi sulit mengungkapkan pikiranku ke orang lain, terlalu takut
dianggap sebagai orang aneh karena punya selera yang berbeda dalam beberapa
hal. Hal ini yang menyebabkan aku sulit mendapatkan teman dekat, teman yang
benar-benar dekat yang bisa diajak bercerita apa saja tanpa si teman merasa
tersinggung karena perkataanku atau candaanku yang kurang ajar. Aku si tertutup
yang kurang ajar.
Aku kesulitan
mendekati seseorang terlebih dahulu, aku lebih suka diam dan mengamati, dan
memendam. Memulai percakapan itu sangat menyusahkan dan aku cenderung berpikir
berlebihan terhadap banyak hal. Aku cenderung menjadi penonton dan dengan mudah
terlupakan.
With this kind of
personality, it's really good to know that I have people that approaches me
when I feel so blue and want to listen my random chatter about random thing and
not care so much about how I act embarrassed in front of them and I can tell
them stories that I never tell anyone before.
Even when I'm act
like shit, they still with me.
I just read a post in
my social media about best friend and it makes me realize that I should be more
grateful because I have them. They're never underestimate me and they
understand me.
Beruntungnya diriku,
di dunia yang penuh dengan keributan ini, aku punya teman baik.
Salah seorangnya
adalah teman kuliah yang pertam kali kukenal saat mau masuk universitas. Dia
adalah teman sangat sering kumintai tolong dan kubuat kerepotan. Sewaktu KKN
dulu dia kutelepon berjam-jam dan menjadi tempat curhatku. Mungkin karena
sedikit banyak kesamaan nasib, kami menjadi teman dekat. Dia tempatku bercerita
banyak hal dan dia enteng-enteng saja mendengarkan. Yang paling sabar hadapi
sifatku yang angin-anginan dan nggak jelas. Yang bersedia menemani ke PanLos
kalau saa lagi stress berat.
Salah seorang yang
lainnya adalah teman sekelas. Sama-sama suka baca buku, nonton drama Korea, dan
nonton film. Orangnya woles dan tidak rempong, dan dia nyambung kalau bicara
dengan aku yang kadang kalau ngomong suka nggak jelas. Meskipun dulu dia pernah
aku jahatin, dia masih mau temenan sama aku. Kau aku mengeluh, dia lebih
mengeluh lagi, jadinya kita mengeluh-mengeluh pangkat dua. Hahahahaha....
I’m glad I have them as my friend. :D
No comments:
Post a Comment
Kalau menurutmu, bagaimana?