Assiknya Punya Teman Baik

Saturday, June 17, 2017

Source
Agak susah berteman denganku. Bukan agak sih sebenarnya, susah. Yah susah. Berteman dengan orang yang berkepribadian membingungkan, yang kadang hot kadang cold kayak dispenser, aneh, punya kebiasaan mukul-mukulin tembok dan teriak-teriak kayak orang kesurupan kalau lihat sesuatu yang disukai. Dengan kepribadian yang tertutup, aku jadi sulit mengungkapkan pikiranku ke orang lain, terlalu takut dianggap sebagai orang aneh karena punya selera yang berbeda dalam beberapa hal. Hal ini yang menyebabkan aku sulit mendapatkan teman dekat, teman yang benar-benar dekat yang bisa diajak bercerita apa saja tanpa si teman merasa tersinggung karena perkataanku atau candaanku yang kurang ajar. Aku si tertutup yang kurang ajar.

Aku kesulitan mendekati seseorang terlebih dahulu, aku lebih suka diam dan mengamati, dan memendam. Memulai percakapan itu sangat menyusahkan dan aku cenderung berpikir berlebihan terhadap banyak hal. Aku cenderung menjadi penonton dan dengan mudah terlupakan.
With this kind of personality, it's really good to know that I have people that approaches me when I feel so blue and want to listen my random chatter about random thing and not care so much about how I act embarrassed in front of them and I can tell them stories that I never tell anyone before.
Even when I'm act like shit, they still with me.

I just read a post in my social media about best friend and it makes me realize that I should be more grateful because I have them. They're never underestimate me and they understand me.
Beruntungnya diriku, di dunia yang penuh dengan keributan ini, aku punya teman baik.
Salah seorangnya adalah teman kuliah yang pertam kali kukenal saat mau masuk universitas. Dia adalah teman sangat sering kumintai tolong dan kubuat kerepotan. Sewaktu KKN dulu dia kutelepon berjam-jam dan menjadi tempat curhatku. Mungkin karena sedikit banyak kesamaan nasib, kami menjadi teman dekat. Dia tempatku bercerita banyak hal dan dia enteng-enteng saja mendengarkan. Yang paling sabar hadapi sifatku yang angin-anginan dan nggak jelas. Yang bersedia menemani ke PanLos kalau saa lagi stress berat.
Salah seorang yang lainnya adalah teman sekelas. Sama-sama suka baca buku, nonton drama Korea, dan nonton film. Orangnya woles dan tidak rempong, dan dia nyambung kalau bicara dengan aku yang kadang kalau ngomong suka nggak jelas. Meskipun dulu dia pernah aku jahatin, dia masih mau temenan sama aku. Kau aku mengeluh, dia lebih mengeluh lagi, jadinya kita mengeluh-mengeluh pangkat dua. Hahahahaha....
I’m glad I have them as my friend. :D

No comments:

Post a Comment

Kalau menurutmu, bagaimana?