here |
Ingat
dulu waktu SMA, janjian sama teman-teman sekelas entah untuk apa waktu itu.
Janjiannya jam tiga, orang-orang pada datang satu jam kemudian. Gengges? Iya
lah. Sampe-sampe temen gue bilang "Ini sih bukan lagi NGARET, tapi
LOMBENG!"
Lombeng....
Dan
perkara ngaret alias telat alias terlambat ini selalu saja bikin susah orang.
Kalau kita yang ditungguin sih mungkin keenakan yaaa, "Cieeeeee ada yang
nungguin...." #Pretttt
Tapi buat
orang-orang yang disuruh menunggu atau terpaksa menunggu, hal itu terkadang
bisa sangat menyebalkan. Kita bisa mengurusi hal lain dan malah terpaksa
menunggu dalam rentang waktu yang tidak jelas.
Misalnya
kita janjian mau ketemu sama teman jam satu siang dan berencana hangout satu
jam, Terus habis ketemu teman mau langsung balik ke kampus buat kuliah, habis
kuliah ada janji rapat di komunitas atau organisasi. Bayangkan kalau pada
agenda pertama kegiatan kita, teman kita ngaret selama satu jam?
Ya telat
juga deh datang kuliahnya.
Telat
juga deh rapat.
Bahkan
ada kemungkinan malah nggak masuk kuliah dan dimarahin sama teman-teman
komunitas gara-gara ketiadaan kita pada saat kegiatan berlangsung.
Rusak
agenda seharian karena terlambatnya satu orang!
Istilah
Terlambat seharusnya tidak dikatakan sebagai budaya orang Indonesia.
Karena
pada prinsipnya, budaya itu untuk dikembangkan dan dilestarikan agar tetap ada
sampai Malaikat Israfil nggak galau lagi buat niup sangkakala. Kalau sejak
sekarang orang-orang kerap menyugesti diri mereka dengan :
"Telat
adalah budaya orang Indonesia, jadi nggak usah heran atau marah-marah."
"Telat
sih udah biasa, udah jadi budaya. Nggak usah lebay kalau disuruh nunggu."
"Nyantai
aja lagi. Baru juga disuruh nunggu lima jam."
Bangke!
Otomatis
orang-orang akan terus-terusan telat, akan terus-terusan terlambat memenuhi
janji dan pertemuan dan memberi harapan palsu.Jangan Karena mereka berpikir
bahwa datang terlambat adalah sebuah hal yang wajar. Sekedar tahu saja ya,
dengan kebiasaan terlambat itu, kita telah merugikan orang lain. Setiap orang
punya kehidupan pribadi dan kita memperlambat kehidupan orang lain karena
menunggu kita yang tidak menghargai waktu. Di atas itu semua, kita sama halnya
tidak menghargai orang yang kita buat menunggu.
Kenapa
sih kita terlalu bangga menyebutkan "Telat sebagai Budaya orang
Indonesia"?
Jadi kalau
orang yang sering datang tepat waktu dan enggan membuat orang lain menunggu
bisa dikatakan tidak berbudaya?
Tidak
usah bangga dengan kebiasaan yang merugikan orang lain.
Bangga
lah ketika kamu berhasil datang tepat waktu, mengalahkan kebiasaan yang selama
ini dilakukan, membongkar stigma orang-orang bahwa telat telah menjadi budaya.
Bangga lah ketika tidak ada orang yang kita buat menunggu. Bangga lah karena
telah menghargai orang lain dengan ketepatan waktu kita.
Tolong
lah. Berhenti lah terlambat. Berhenti lah ngaret. Berhenti lah lombeng.
Jangan
lah terus-terusan berlindung dalam dalih "Budaya tidak tepat waktu."
Karena
terlambat bukan lah kearifan lokal yang mesti dijaga.
Malesin banget lah sama orang yang ngaret.. budaya tepat waktu yang harus dilestarikan. 😄😄🙌
ReplyDeleteHarussss!!! Ayo tepat waktu! :D
Deletelike this, memang terlambat jangan dilestarikan... meskipun kadang iman lemah tergoda buat telat juga ^_^'
ReplyDeleteSudah lah jangan terlambat, karena biar bagaimana pun yang datang terlambat itu biasanya selalu merugi...
DeleteMisalnya saja, cinta yang datang terlambat.... #hadaaah #mpreeet
meii gue meii. gueee. masih aja sering dtang telat. #ahh maluu
ReplyDelete